TintaSiyasi.id -- Semakin hari, kriminalitas semakin merajalela. Kriminalitas merupakan tindakan yang sebenarnya tidak pantas dibiarkan terjadi, karena tindakan tersebut sangat membahayakan orang-orang sekitarnya. Kriminalitas tidak hanya dilakukan oleh kalangan dewasa saja, tetapi kalangan pemuda juga melakukannya. Sehingga beberapa aparat keamanan pun semakin ketat untuk menuntaskan peristiwa kriminalitas yang terjadi di sekitarnya.
Seperti Polsek Cidaun Cianjur melakukan tindakan tegas dalam menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya kelompok geng motor, yang diduga hendak melakukan tawuran hingga membuat resah warga setempat. Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Raya Cibuntu Desa Cisalak Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur pada hari Minggu (22/9/2024) sekitar pukul 00.15 WIB. Beberapa kalangan pemuda yang berjumlah lima belas orang, diduga akan terlibat tawuran tersebut berhasil diamankan yakni R (18), G (18) DNS (14), MNP (18), D (17), ER (18), SR (18), J (18) AM (17), AE (16), RH (17) AA (17), DH (16), M (16) dan RA (17). Satu bilah pisau dan satu bilah golok serta kendaraan roda dua merupakan sejumlah barang bukti yang berhasil diamankan Polisi dari tangan pelaku. (Rri.co.id, 22/9/2024)
Ada juga peristiwa yang sama di Jalan Durung, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan terdapat satu orang anggota geng motor yang ditangkap Polisi saat hendak melakukan tawuran. Satu orang tersebut merupakan remaja yang masih di bawah umur berinisial WW, dan mengaku sebagai anggota geng motor Mce_boys. AKBP Janton Silaban selaku Kapolres Pelabuhan Belawan mengatakan bahwa remaja tersebut ditangkap oleh personel gabungan pada Minggu (22/9/2024) dini hari. Beliau juga berkata "Pengakuannya, remaja ini bersama teman-temannya berencana melakukan aksi tawuran dengan geng motor lain di Hamparan Perak". (Medan.tribunnews.com, 22/9/2024)
Kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda, termasuk tawuran terus terjadi, bahkan terus berulang dan makin mengerikan. Apabila hanya mengandalkan aparat keamanan saja tanpa diberikan solusi yang tuntas, maka tawuran pun semakin sulit untuk dicegah. Ternyata ada banyak faktor pemicu, di antaranya lemahnya kontrol diri, krisis identitas, disfungsi keluarga dan tekanan ekonomi/hidup, lingkungan rusak (termasuk pengaruh media, kegagalan pendidikan), lemahnya hukum dan penegakannya. Pada akhirnya, faktor pemicu itulah yang perlu diatur dengan suatu sistem yang lebih baik daripada sistem saat ini.
Ini adalah buah penerapan sistem sekuler kapitalis yang tidak memanusiakan manusia, merusak pemikiran dan budaya, menjadikan negara abai terhadap tugas untuk membentuk generasi berperadaban mulia, malah menyia-nyiakan potensi besar pemudanya. Sistem sekuler kapitalis menyebabkan sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga agama (khususnya Islam) yang seharusnya mampu mengurusi urusan umat, namun ternyata tidak diterapkan secara menyeluruh.
Islam memiliki aturan yang tepat untuk manusia sesuai dengan fitrahnya. Sehingga Islam memiliki sistem pendidikan yang akan menghasilkan generasi berkepribadian mulia. Hal tersebut mampu mencegah manusia menjadi pelaku kriminalitas. Dengan akidah Islam yang diajarkan dalam sistem pendidikan Islam, manusia akan memiliki pandangan hidup untuk menggapai ridho Allah SWT.
Islam juga memberikan lingkungan yang kondusif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun kebijakan negara, yang akan menumbuhsuburkan ketakwaan dan mendorong produktivitas pemuda. Tidak hanya dalam sistem pendidikannya saja, tetapi juga dukungan sistem yang lain akan melahirkan generasi yang hebat. Pemuda akan diarahkan potensinya untuk berkarya dalam kebaikan, mengkaji Islam dan mendakwahkannya serta terlibat dalam perjuangan Islam.
Sistem Islam yang diterapkan dalam seluruh lini kehidupan akan mampu menyejahterakan seluruh umat. Karena Islam satu-satunya agama yang memiliki aturan sesuai dengan fitrah manusia. Islam berasal dari Allah SWT, Sang Pencipta yang lebih mengerti kondisi ciptaan-Nya.
Islam yang diterapkan dalam negara akan membangun sistem yang menguatkan fungsi keluarga. Salah satunya ialah dengan menerapkan aturan yang menjamin kesejahteraan dan sistem lain yang menguatkan fungsi kontrol masyarakat. Tanpa dukungan negara, masyarakat akan bertindak sesuai keinginan pribadi saja. Negaralah yang mampu untuk menyejahterakan masyarakat secara adil dan menyeluruh.
Negara juga menyiapkan kurikulum pendidikan dalam keluarga. Sehingga terwujud keluarga yang harmonis, senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak yang tumbuh di dalam keluarga, dan memberikan pengaruh positif kepada lingkungan sekitar. Selama negara menggunakan sistem Islam, maka tidak ada umatnya melakukan kegiatan yang tidak diinginkan oleh Sang Pencipta. Karena masyarakat terkontrol oleh sistem Islam yang diterapkan oleh negara.
Dengan demikian apabila sistem Islam diterapkan dalam seluruh lini kehidupan, termasuk dalam bernegara. Masyarakat akan terkontrol agar lebih baik. Kalangan pemuda pun juga tidak akan berani untuk bertindak semaunya saja.
Wallahu a’lam bishshawab. []
Hanisa Aryana, S.Pd.
Pemerhati Remaja