TintaSiyasi.id -- Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar mengatakan syahidnya pemimpin kelompok Hamas Yahya Sinwar, tidak akan menyurutkan perlawanan namun justru semakin meningkatkan semangat perlawanan.
"Menurut kelompok-kelompok pejuang hamas bahkan Fatah berkomentar bahwa meninggalnya Yahya Sinwar tidak akan menyurutkan perlawanan itu bahkan membuat perlawanan semakin kompak dan akan semakin meningkatkan semangat perlawanan," tuturnya di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (23/10/2024).
Ia mengatakan, meninggalnya Yahya Sinwar tidak akan menghentikan perlawanan karena selama ini pun sudah banyak (pejuang) yang mati. Sudah banyak pimpinan-pimpinan para tokoh perlawanan yang mati dibunuh oleh Israel, ditangkap oleh Zionis tetapi ternyata mereka malah makin semangat untuk melakukan perlawanan.
"Yahya Sinwar misalnya itu kan puluhan tahun dipenjara Israel. Tetapi apakah itu membuat dia ketakutan? Tidak. Bahkan selama di penjara, belajar bahasa Ibrani, kemudian mempelajari segala macam seluk-seluk tentang Israel dan macam-macam. Akhirnya punya pemahaman mendalam tentang Israel. Budaya, karakter politik, strategi dan macam-macam, dan itu yang dipakai untuk mengelabui Israel dalam perang 7 Oktober," terangnya.
Sehingga, kata Hasbi, kematian Yahya Sinwar tidak akan menghentikan perlawanan, karena sebenarnya perlawanan masyarakat Palestina terhadap Zionis itu bukan karena dorongan figur atau tokoh tertentu, tetapi karena kondisi yang mereka hadapi, karena perampasan tanah mereka, karena penduduk Palestina terdiskriminasi setiap harinya.
"Dan siapapun itu, apakah dia warga Palestina ataupun warga Indonesia sekalipun ataupun warga Amerika Serikat pun siapapun juga ketika diduduki oleh bangsa lain, dirampas tanahnya pasti akan muncul perlawanan. Perlawanan yang terjadi di Gaza bukan karena Yahya Sinwar, bukan karena adanya Ismail Haniyah, bukan karena adanya dukungan ini dan itu tetapi karena ada masalah yang terjadi yang membuat masyarakat memilih untuk berjuang, dan memilih untuk melawan," paparnya.
Respon Dunia
Hasbi mengatakan, soal kematian Yahya Sinwar, ada dua respon dunia. Pertama, dalam level publik. Publik internasional itu mendesak agar genosida dihentikan. Hal itu terjadi di berbagai negara, baik di negara-negara muslim sendiri, maupun negara-negara yang bahkan rezim mereka itu pro Israel seperti di Amerika dan Eropa terjadi aksi dimana-mana.
"Jadi dalam level publik itu, masyarakat selalu berada di posisi yang mendukung Palestina sebenarnya, menghentikan genosida Israel dan kemudian memberikan hak Palestina untuk bisa hidup dengan layak kembali," jelasnya.
Dalam level pemerintah rezim-rezim kekuasaan itu sampai hari ini ungkap Hasbi, sebagian besar hanya mampu beretorika. Sehingga tidak ada dampaknya secara signifikan terhadap genosida Israel terhadap Palestina. Walaupun misalnya di PBB ada beberapa macam resolusi yang dibuat oleh majelis umum PBB, tetapi itu tidak mempunyai dampak langsung terhadap penghentian, terhadap kekejaman pembantaian Israel di Palestina.
"Menurut saya, yang diharapkan menghentikan kekejaman genosida, bukan masyarakat umum, bukan publik, tetapi yang kita harapkan untuk menghentikan secara efektif itu adalah kekuatan negara. Sayangnya kekuatan negara sekarang itu mayoritas hanya bisa bersuara, yang kita butuhkan sekarang untuk menghentikan genosida kekuatan rill yang berasal dari kekuatan militer, kekuatan politik," pungkasnya.[] Alfia Purwanti