TintaSiyasi.id -- Muslimah Media Hub (MMH) menjelaskan bahwa posisi pemimpin merupakan tanggung jawab besar sebab erat kaitannya dengan pertanggung jawaban di akhirat (hari akhir) kelak.
"Posisi sebagai pemimpin merupakan tanggung jawab yang besar. Sebab, kepemimpinan erat kaitannya dengan pertanggungjawaban di hari akhir kelak," ujarnya di kanal YouTube Muslimah Media Hub (MMH): Khalifah Memahami Bahwa Posisinya Sebagai Pemimpin Akan Dipertanggungjawabkan| Legacy, Rabu (9/10/2024)
Oleh karena itu lanjutnya, khalifah selalu memandang bahwa penyelenggaraan negara termasuk ekonomi dalam Islam adalah suatu kewajiban syariah. Hal tersebut merupakan bagian dari ibadah yang mendekatkan seorang Muslim kepada Allah jika dilakukannya dengan ikhlas karenanya.
"Oleh karena itu, ketika akhir hayatnya tepatnya ketika Umar ra. ditikam oleh seorang Majusi, maka Abdullah bin Abbas masuk kepadanya untuk menghiburnya dan menyebutkan sebagian keutamaannya, diantaranya adalah dalam hal yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi. Ibnu Abbas berkata kepadanya, 'Kemudian kamu diangkat sebagai pemimpin yang membawa kebaikan bagi manusia. Sebab, dengan anugerah Allah Ta'ala kamu dapat menaklukkan beberapa kota, mendatangkan banyak harta menafikan musuh dan memasukkan kepada setiap keluarga yang akan membantu ke lapangan mereka dengan agama dan rizki mereka. Kemudian dia mengakhiri hidupmu dengan syahid. Maka berbahagialah kamu," kisahnya.
"Lalu, dia berkata sungguh orang yang terpedaya adalah orang yang memperdayakan kamu. Maka Umar berkata, 'Apakah kamu wahai Abdullah akan bersaksi bagiku di sisi Allah pada hari kiamat? Ia menjawab, 'Ya'. Maka Umar ra. berkata,'Ya Allah segala puji hanya bagimu," lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa kepemimpinan adalah amanah. Mindset inilah yang membuat seseorang senantiasa berhati-hati dalam mengambil posisi sebagai pemimpin. Bahkan ketika dia telah mengambil posisi tersebut seorang khalifah akan menerapkan kebijakan atas dasar syariat. Ia akan selalu berupaya memberikan keadilan, kesejahteraan dan kemudahan fasilitas kepada seluruh rakyatnya.
"Karena ia memahami betul, kehidupan dunia ini akan dipertanggungjawabkan. Alangkah indahnya jika mindset ini dipahami oleh pemimpin. Namun sayang dalam kehidupan sekularisme kapitalisme mindset tersebut tidak lagi dipahami. Setiap orang justru berlomba-lomba menjadi pemimpin bukan untuk menerapkan syariat ataupun untuk mengabdi kepada rakyat, namun dorongannya adalah untuk mempertebalkan kantong pribadi dan kelompoknya," sesalnya.
Ia meyakinkan, hal tersebut nampak jelas dengan kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah cenderung tidak berpihak kepada rakyat, namun justru menguntungkan para kapitalis. "Sungguh, hanya khilafah yang mampu melahirkan khalifah yang memahami posisinya adalah amanah dan akan dipertanggung jawabkan," pungkasnya.[] Nabila Zidane