Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pemimpin Baru Akankah Sesuai Harapan?

Selasa, 29 Oktober 2024 | 08:41 WIB Last Updated 2024-10-29T01:41:11Z

TintaSiyasi.id -- Akhirnya Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah resmi dilantik sebagai Presiden kedelapan dan Wakil Presiden Republik Indonesia ke -14 di Gedung Nusantara, kompleks parlemen (MPR/DPR/DPD RI), Senayan, Jakarta, pada minggu (20/10/2024). (Liputan6.com, 20 Oktober 2024)

Setelah melalui proses panjang yang melibatkan kampanye intens, debat publik, dan partisipasi warga negara yang sangat antusias, kini Indonesia menyambut pemimpin barunya yang diharapkan mampu membawa angin perubahan serta menjawab tantangan besar dan segudang permasalahan yang dihadapi bangsa ini. (antaranews.com, 20 Oktober 2024)

Selepas dilantik menjadi Presiden RI yang ke-8 Prabowo menyampaikan pidatonya dan menyinggung beberapa hal, mulai dari potensi dan ancaman yang akan dihadapi Indonesia ke depan, upaya memerangi korupsi, mengajak seluruh komponen bangsa untuk mewujudkan cita-cita Pancasila dan UUD 1945, sampai janji untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina. (kompas.com, 20 Oktober 2024)

Sampai saat ini sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa dengan bergantinya rezim atau pemimpin maka akan membawa sebuah perubahan baru, perubahan ke arah yang lebih baik lagi, jadi sangatlah wajar ketika mereka masih menganggap bahwa keberhasilan suatu negara berada di dalam individu pemimpinnya.

Faktanya negeri ini sudah beberapa kali gonta-ganti rezim, namun kondisi bangsa ini tidak pernah berubah. Berbagai persoalan tidak kunjung usai, mulai dari kemiskinan yang struktural, PHK massal , lenyapnya lapangan pekerjaan, tawuran, pelecehan seksual, pajak yang semakin mencekik dll.

Pertanyaannya masihkah kita berharap adanya perubahan dari seorang pemimpin sementara sistem yang diterapkan masih sama yaitu sistem kapitalisme demokrasi?

Sejatinya sistem kapitalisme demokrasi ini memang sudah cacat sejak lahir, karena sistem ini mengklaim bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat. Demokrasi telah menjadikan manusia sebagai pihak yang berhak menetapkan hukum, akhirnya mereka akan membuat hukum sesuai kepentingan dan kemaslahatan mereka dan kelompoknya saja, lagi-lagi siapa yang dikorbankan? Pastinya rakyat.

Selama sistem kapitalisme demokrasi masih diterapkan, tidak akan pernah ada yang berubah kecuali para pemimpinnya. Sistem kapitalis demokrasi juga pasti akan melahirkan para pemimpin korup, pemimpin yang selalu berpihak kepada para oligarki dan yang jelas akan membawa rakyat ke lembah kesengsaraan.

Oleh karena itu yang kita butuh kan saat ini tidak lain adalah perubahan sistem. Sistem yang mampu melahirkan pemimpin yang amanah dan yang pasti mampu membebaskan negeri ini dari segudang permasalahan sehingga akan terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera.
Sistem yang sahih itu tidak lain adalah sistem Islam, sistem yang berasal dari Allah SWT yang maha mengatur. Sistem yang ketika diterapkan bukan saja mendatangkan kebaikan tetapi juga akan mendatangkan keberkahan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf ayat 96 yang artinya:

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi.”

Islam juga telah menetapkan beberapa syarat untuk menjadi seorang pemimpin yaitu Muslim, laki-laki, balik, berakal, merdeka (bukan budak atau bebas dari intervensi dari pihak mana pun), adil (bukan orang yang fasik) dan terakhir adalah mampu yaitu seseorang yang memiliki kapasitas untuk memimpin.

Di dalam Islam pemimpin atau Khalifah adalah sebagai raa’in dan junnah yaitu orang yang bertanggung jawab dalam mengurusi urusan umatnya dan yang mencegah atau menghilangkan segala bentuk kemudharatan, kezoliman dan kerusakan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.

Khalifah juga akan memastikan terpenuhinya kebutuhan pokok warganya baik sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Ketika Khalifah melakukan penyimpangan maka akan di berikan sanksi sesuai syariat Islam oleh Qadhi Madzalim.

Walhasil hanya sistem Islam lah satu-satunya harapan kita saat ini, yang akan membawa kehidupan negeri ini menjadi lebih baik dan yang pasti hanya Islam lah yang mampu mewujudkan kesejahteraan, keamanan dan keselamatan bagi seluruh rakyatnya.

Namun semua tidak akan terwujud ketika umat tidak memperjuangkan tegaknya syariat Islam dalam institusi khilafah Islamiyah, karena Islam akan kembali berjaya ketika umatnya mau kembali kepada syariat Islam.

Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Mairawati
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update