Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menyelamatkan Remaja, Menyelamatkan Peradaban

Rabu, 09 Oktober 2024 | 18:41 WIB Last Updated 2024-10-09T11:41:10Z

Tintasiyasi.id.com -- Permasalahan remaja seperti tidak pernah sepi menghiasai media masa. Bahkan semakin hari semakin ramai dan beragam permasalahannya. Permasalahannya tidak hanya merugikan bagi dirinya sendiri tapi sudah pada tahap meresahkan masyarakat.

Banyak aksi tawuran telah terjadi di berbagai daerah di negeri ini. Peristiwa  tawuran melibatkan kelompok pelajar dari dua SMP terjadi di Cabang Bungin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dalam peristiwa itu, seorang remaja dilaporkan tewas karena terkena bacokan senjata tajam. (detiknews, 12-9-2024).

Selain itu, polisi pun menjadi korban tawuran antar-alumni SMP di Sukabumi yang berujung diamankannya 11 pelajar dalam peristiwa tersebut. Peristiwa itu dialami Briptu Haris, anggota Unit Reskrim Polsek Cireunghas Resor Sukabumi Kota. Ia mengalami luka bacok di beberapa bagian tubuhnya saat mencoba membubarkan aksi tawuran (detikJabar 25-9-2024). 

Akhir bulan September 2024 pun dihiasi berita tentang tertangkapnya empat pelajar yang terlibat tawuran di Kulon Progo. (detikJogja, 30-9-2024).

Di samping itu, terdata juga puluhan pelajar dan mahasiswa terlibat dalam kasus pembunuhan dan kejahatan terhadap jiwa orang di Indonesia. Bahkan, sepanjang 2022, sebanyak 20 pelajar dan mahasiswa yang dilaporkan atas kejahatan tersebut. Data itu didapat dari e-MP Robinopsnal Bareskrim Polri yang diakses pada Kamis 10 November 2022.

Begitu juga, dalam data pada e-MP 2024 menunjukkan sebanyak 20 pelajar dan mahasiswa dilaporkan sebagai pelaku pembunuhan. Jumlah tersebut mencapai 4,71 persen dari jumlah total terlapor kasus pembunuhan periode 1 Januari sampai 10 Mei 2024.  

Jumlah pelajar dan mahasiswa yang jadi terlapor pembunuhan meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama di 2023 (https://pusiknas.polri.go.id/.)

Belum lagi permasalahan lain yang terjadi seperti penyalahgunaan narkoba, pemerkosaan, serta kriminalitas yang lainnya. Ada apa dengan remaja saat ini? Mengapa permasalahannya semakin banyak terjadi pada dunia mereka? Apakah krisis identitas pada dunia remaja semakin parah?

Keadaan ini memang memerlukan perhatian  dan usaha yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak karena remaja merupakan aset peradaban. Menyelamatkan mereka berarti menyelamatkan peradaban bangsa ini.

Masa remaja diidentikan dengan masa mencari jati diri atau identitas diri. Ketidaksiapan remaja dalam melewati masa ini menjadikan permasalahan bagi dirinya dan juga lingkungan sekitarnya.

Remaja dapat mengalami krisis identitas karena kemampuannya dalam mengendalikan emosi, bermasalah dalam menempatkan dirinya dengan teman sebayang serta lingkungan sekitanya, dan tidak mendapatkan figur yang tepat untuk mencapai identitas dirinya yang baik.

Kegagalan melewati masa ini dapat tercermin dalam tindakan-tindakan yang destruktif yang dilakukannya.  Sehingga menyelesaikan permasalahan remaja perlu memperhatikan banyak faktor karena kondisi mereka sedang pada masa perubahan fisik, anatomik dan psikologis. 

Dalam kehidupan sistem kapitalis sekuler tentu pembentukan identitas diri yang baik pada remaja akan sangat sulit. Sistem kapitalis meniscayakan manusia untuk hidup berstandar kepada materi, kebahagiaan diukur dengan materi dan interaksi dalam sosial pun dibangun dengan ukuran materi.

Di sisi lain, sistem sekuler melengkapi keburukan sistem kapitalis, karena dengan sekulerisme maka manusia memisahkan kehidupan mereka dari agama. Mereka mengatur kehidupan dengan standar mereka sendiri sehingga tidak ada standar yang pasti membawa kebaikan. 

Bagaimana pun juga pengaturan kehidupan ketika diserahkan kepada aturan manusia maka aturan akan dinisbatkan kepada siapa yang berkuasa. Tentunya aturan pun dibuat dengan orientasi kepentian siapa yang berkuasa. 

Belum lagi, saat dunia pendidikan pun telah terwarnai dengan paham kapitalis sekuler ini. Pendidikan seperti ini hanya akan melahirkan manusia yang materialistik dan liberal.

Dengan gaya hidup materialistik dan kebebasan itu akan memperparah krisis indentitas yang terjadi pada remaja. Kondisi ini diperparah juga dengan media masa yang dipenuhi dengan konten-konten yang merusak. 

Sehingga, mereka gagal membentuk identitas diri yang baik. Akhirnya, kita menyaksikan tindakan-tindakan destruktip kerap terjadi di masyarakat dan semakin hari semakin banyak yang dilakukan oleh para remaja. Dengan demikian kita akan sulit berharap terbentuknya identitas yang baik pada sistem kapitalis sekuler yang diterapkan saat ini.

Sistem Islam hadir dengan kesempurnaan ajarannya. Aturannya yang paripurna mampu menyelesaikan segala problematika manusia termasuk krisis identitas pada remaja. Islam memberikan tuntunan pendidikan yang mengokohkan karakter seorang muslim mulai dari usia dini.

Karakter inilah yang disebut kepribadian Islam. Kepribadian Islam dibangun dari pola pikir Islam dan pola sikap Islam. Pendidikan di usia dini dimulai dengan penanaman akidah. Anak-anak dikenalkan tentang Penciptanya. 

Anak-anak juga diberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang  perbuatan baik. Mereka juga dibimbing untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan baik.

Kemudian menjelang remaja, mereka dididik dengan membentuk pemikiran mereka untuk mengokohkan akidahnya. Mereka dipahamkan dari mana mereka berasal, untuk apa mereka berada di dunia ini, dan akan kemana mereka setelah kehidupan ini. 

Itulah problematika dasar manusia yang harus dijawab secara tuntas sehingga memuaskan pemikiran mereka dan menentramkan jiwa mereka. Di samping itu, dilakukan pembiasaan-pembiasaan ibadah dan berperilaku baik. Sehingga di saat seorang anak melewati masa remajanya akan memiliki pondasi dan tuntunan yang kuat bagi dirinya. Masa krisis identitasnya akan dilewati dengan baik.

Di sisi lain, peran semua pihak sangat menentukan bagi kelancaran pembentukkan identitas dirinya yang baik.

Pertama, Islam memberikan kewajiban kepada orang tua sebagai pendidik pertama dan utama. Orang tua harus memberikan pendampingan dalam pendidikan anaknya serta mewujudkan hubungan yang harmonis dengan mereka.

Orang tua juga memberikan teladan yang baik sehingga anak saat menginjak usia remaja mereka mampu menemukan figur yang baik untuk mereka.

Kedua, masyarakat harus menciptakan suasana yang baik dan kondusif dalam pembentukkan karakter remaja.

Ketiga, negara diberi kewajiban untuk berperan sebagai junnah dan ra’in. Sebagai junnah, negara wajib melindungi rakyatnya berupa keamanan dari ancaman fisik dan dari hal-hal yang menyesatkan akidahnya. 

Sebagai ra’in, negara wajib mengurusi dan melayani rakyatnya sehingga terjamin semua kebutuhan hidupnya. Dengan sistem Islam inilah maka kita akan mampu menyelamatkan generasi penerus peradaban.[]

Oleh: Sri Mellia Marinda, S.Si
(AktivisMuslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update