Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mengapa Inggris dan Amerika Wanti-Wanti Jangan Sampai Khilafah Berdiri Kembali?

Selasa, 08 Oktober 2024 | 20:48 WIB Last Updated 2024-10-08T13:49:22Z
TintaSiyasi.id -- Menyikapi satu tahun genosida Gaza, Cendekiawan Muslim Ismail Yusanto menegaskan bahwa Palestina hanya akan bisa dibebaskan jika penjaganya (khilafah) tegak kembali, makanya Inggris dan Amerika mewanti-wanti jangan sampai Khilafah Islam berdiri kembali.

"Palestina akan dibebaskan jika penjaganya itu diadakan lagi. Oleh karena itu, Inggris, Amerika dan negara-negara Eropa lainnya kalau bahasa Jawanya wanti-wanti betul jangan sampai Khilafah Islam berdiri kembali," ujar UIY sapaan akrabnya di YouTube UIY Official: Setahun G3nos1da G42a, Senin (7/10/2024).

UIY mengingatkan, ucapan George Walker Bush dalam pidato resminya tahun 2006 dimana dalam satu tahun ia mengucapkan kata khilafah hingga enam belas kali dalam nada warning, begitu juga Tony Blair, begitu juga yang lain-lainnya.

"Karena mereka tau, inilah sebenarnya potensi ancaman yang datang dari dunia Islam termasuk ancaman terhadap eksistensi zionis Israel itu. Ketika NIC itu meramalkan dalam The Global Mapping pada 2004 itu bahwa salah satu kemungkinan di masa yang akan datang dari dikuasai oleh Amerika, dikuasai oleh Cina-India kemudian dikuasai oleh Rusia itu adalah tegaknya kembali Khilafah Islam pada 2020. Itu sebutlah podcasting yang dibuat dengan hipotetik," paparnya.

UIY membeberkan kepentingan mereka adalah untuk memberikan warning bahwa tegaknya kembali Khilafah Islam adalah sebuah kemungkinan yang akan terjadi. Alhasil, hal tersebut menjadi bahan bagi dunia Barat untuk melakukan invasi sebagaimana yang diakui oleh Hillary Clinton bahwa mereka melakukan operasi sarang lebah melalui ISIS.

"Kalau kita membaca The Guardian jelas sekali itu bagaimana ISIS dibentuk mulai dari penjara Abu Ghraib pada tahun 2004 kemudian ada 24.000 tawanan, lalu terpilih 4000 dan 4000 itulah yang kemudian dijadikan bahan dasar untuk pembentukan ISIS. Tujuannya adalah pembunuhan politik terhadap institusi khilafah, tetapi sekaligus menjadi semacam sarang bagi lebah yang akan datang dari seluruh dunia dan itu betul, datang dari seluruh dunia itu para mujahid yang menyangka bahwa ini betul-betul khilafah, termasuk dari Indonesia yang kemudian mereka itu 'kecelek' to?," ungkapnya.

UIY mengatakan, mereka telah melakukan berbagai langkah-langkah untuk mencegah hal tersebut (tegaknya khilafah) termasuk di negeri ini. Sebelum tahun 2020 saja sudah luar biasa permusuhannya terhadap khilafah, seperti di fitnah membahayakan NKRI dan segala macam. Hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan oleh Daniel Pipes The Man Behind Range Corporation, die hardnya adalah bahwa tujuan perang jangka pendek adalah mengalahkan kaum Islam Militan dan yang kedua, jangka panjangnya adalah mewujudkan modernisasi Islam. Artinya Islam versi Barat. Jadi, semua sudah terbaca bahwa hal tersebut memang kelanjutan dari konstalasi politik global semenjak kemunculan Islam. 

"Ketika Islam muncul, kan berhadapan dengan Romawi pada perang Mu'tah kemudian pada perang Tabuk lalu berhadapan dengan Persia dalam perang Al-qodisiyah, Persia tumbang. Kemudian berhadapan dengan Romawi Timur yang akhirnya tumbang meski 825 tahun kemudian. Lalu berhadapan dengan Romawi Barat, perang Salip silih berganti. Seratus tahun mereka menguasai Palestina kemudian diserahkan lagi melalui tangan Sholahuddin Al-Ayyubi. Saat Khilafah Ustmaniyah runtuh mereka berkuasa kembali. Nah, kapan kita ambil alih kembali? Ya ketika pemimpin dunia Islam itu terwujud," pungkasnya.[] Nabila Zidane

Opini

×
Berita Terbaru Update