Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Memprihatinkan, Hamparan Laut yang Dipenuhi dengan Hamparan Sampah

Jumat, 18 Oktober 2024 | 07:29 WIB Last Updated 2024-10-18T00:29:32Z

TintaSiyasi.id -- Keindahan alam Sumatera Barat adalah surga bagi para pecinta alam. Selain ada pegunungan, danau-danau, air terjun, keindahan pantainya menjadi salah satu destinasi wisata paling hits yang wajib dikunjungi para pengunjung. Namun realita memprihatinkan terjadi, sebagaimana dilansir Sumbarkita.id (13/11/2024), setelah kota Padang diguyur hujan dengan intensitas tinggi beberapa waktu belakangan, hal itu menyebabkan tumpukan sampah plastik yang melimpah terlihat di sepanjang pantai padang.  

Bisa kita lihat, pemandangan centang perenang sampah di Padang hanyalah potret kecil dari isu sampah plastik yang sudah menjadi problem serius di negeri ini bahkan di tingkat global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS), Indonesia adalah negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Kemudian tercatat juga bahwa Indonesia membuang 3,2 juta ton sampah plastik ke laut. 

Jika hal ini terus berlangsung, dampaknya akan semakin mengancam ekosistem di darat maupun didalam laut. Jelas, akan membahayakan kelangsungan kehidupan di masa depan. 

Padahal, sejak duduk di bangku sekolah dasar kita sudah sering didengungkan slogan untuk menjaga kebersihan, 'buanglah sampah pada tempatnya'. Namun realitanya, buang sampah sembarangan justru menjadi kebiasaan buruk yang menjangkiti masyarakat. 

Padahal, di negeri mayoritas beragama Islam, sangatlah jelas, Islam mengajarkan soal kebersihan. Bahkan Allah SWT mengamanahkan bumi ini agar dikelola sebaik-baiknya oleh manusia yang perannya sebagai khalifah di bumi (khalifah fial-ardh). 

Meski berbagai upaya telah diupayakan  pemerintah melalui berbagai regulasi dan edukasi terhadap masyarakat. Namun belum membawa perubahan yang berarti, justru masalah sampah ini kian darurat dan mengkhawatirkan. Telah terbukti, sejumlah gerakan bermunculan seperti gerakan laste waste, kemudian aktivis lingkungan yang bukan sekedar kampanye namun menunjukan aksi nyata turun tangan membersihkan sampah di sungai-sungai, pantai dan berbagai daerah di Indonesia.

Sebut saja Pandawara Group, salah satu gerakan pemuda peduli lingkungan, yang berhasil menggugah hati masyarakat karena telah memberi contoh nyata dan motivasi cara menjaga kebersihan lingkungan. Memang patut diacungi jempol kemunculan para aktivis dan gerakan peduli lingkungan tersebut. Namun, jika kita mengulik lebih dalam lagi, persoalan sampah ini sudah tidak terbendung lagi. 

Maka, tidak bisa berharap atau mengandalkan segelintir pihak yang peduli. Karena hal itu belum bisa menjadi solusi yang komprehensif namun efeknya hanya sementara dan tidak berdampak jangka panjang. Misalnya saja, meski sampah sudah dibersihkan di Pantai Padang namun tidak menutup kemungkinan akan terulang lagi dan lagi di kemudian hari.

Karena itu, pihak yang seharusnya menjadi garda terdepan untuk menuntaskan masalah sampah ini adalah negara. Negara harus punya paradigma yang berlandaskan Islam. Sebab, Islam bukan sekedar agama ritual namun juga the way of life yang menyajikan aneka solusi untuk menyelesaikan berbagai persoalan. 

Negara di dalam Islam akan senantiasa menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Mulai dari aspek hukum, negara akan menindak tegas siapapun termasuk pengusaha yang memproduksi limbah plastik berbahaya. Kedua, Aspek teknologi, negara akan menciptakan teknologi agar efektif mengelola limbah sampah baik organik dan non organik. 

Ketiga, aspek sosial dan budaya, negara akan memberi edukasi agar masyarakat memiliki kesadaran untuk ramah dan menjaga lingkungan. Serta membentuk cara berpikir setiap individu agar tidak konsumtif, berbelanja hanya sesuai kebutuhan bukan keinginan. 

Sementara itu, hari ini bisa kita lihat kebijakan negara kapitalis terbukti tidak ramah bahkan kebijakan yang semena-mena bisa merusak lingkungan. Seperti kebijakan impor produk berbahan plastik yang akan menyumbang sampah limbah plastik, budaya konsumerisme, mendorong masyarakat memenuhi keinginan bukan kebutuhan dan lain sebagainya, tanpa memperhitungkan dampak jangka panjangnya. Benarlah firman Allah SWT surah Ar-Rum ayat 41:  bahwa kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia.

Dengan demikian, hanya dengan negara yang menerapkan syariat Islam negeri ini akan terjamin kelestarian lingkungannya. Maka, jika ingin mengatasi masalah sampah hingga tuntas, beralihlah ke sistem Islam. Islam jika diterapkan dalam sebuah negara akan terlihat keindahannya sebagai Islam rahmatanlil alamin. Wallahu a'lam. []


Tenira Sawitri, S.Sos.
Analis Mutiara Umat Institute

Opini

×
Berita Terbaru Update