TintaSiyasi.id -- Istilah intoleransi terus digaungkan di negeri ini. Seolah-olah negeri dengan penduduk mayoritas Muslim ini sedang diancam oleh penyakit intoleransi. Parahnya, sering kali label intoleran ini disematkan pada umat Islam. Sementara disisi lain perilaku intoleran yang nyata-nyata menghalangi umat Islam melaksanakan ajaran agamanya, namun para pelakunya tidak disebut intoleran.
Seperti yang baru ini video viral seorang perempuan mengamuk di sebuah kompleks perumahan di Kota Bekasi, Jawa Barat. Perempuan itu tidak terima dengan tetangganya umat Kristiani yang beribadah di salah satu rumah. (inews.id, 23/9/2024)
Selain itu, di Parepare Sulawesi Selatan terjadi penolakan pendirian sekolah Kristen oleh sekelompok masyarakat Muslim. Pelaksana harian (Plh) Direktur Eksekutif Wahid Foundation Siti Kholisoh menilai hal tersebut mencederai semangat toleransi yang terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Beliau mengatakan, setiap warga negara Indonesia seharusnya bebas mendirikan lembaga pendidikan berbasis agama yang telah diakui, selama memenuhi persyaratan administratif yang berlaku. (Barometer.co.id, 26/9/2024)
Semua fakta diatas dan hal yang serupa lainnya terjadi karena definisi toleransi mengacu kepada definisi global yang ada ditengah masyarakat. Sehingga defenisinya bisa ditarik ulur sesuai kepentingan. Defenisi toleransi juga tidak jarang merugikan umat Islam. Sebab, hanya umat Islam yang selalu dicap intoleran jika pelaku nya adalah muslim. Namun, jika pelaku nya non muslim jarang sekali disebut intoleran.
Inilah kehidupan dalam sistem sekularisme. Pemisahan aturan Islam dari kehidupan membuat pola pikir masyarakat tidak memiliki standar sehingga tidak mampu membatasi toleran dan intoleran. Kehidupan yang berlandaskan sekularisme pula membuat kebanyakan umat Islam tidak memahami ajaran Islam yang sebenarnya. Sehingga dengan mudah mereka memojokkan umat Islam dan ajaran Islam. Bahkan anti dengan Islam kaffah. Tentu pemahaman sekularisme sangat berbahaya bagi umat. Sebab, sekularisme telah membuat umat Islam rusak dari sisi pemikiran dan perbuatan nya.
Padahal dalam Islam jelas ada definisi sendiri terkait toleransi yang sudah dipraktekkan dengan baik ketika Daulah Islamiyyah berdiri tegak dan dilanjutkan pada kekhilafahan berikutnya. Semua berlangsung baik dan hidup berdampingan dengan baik antara muslim dan nonmuslim.
Persoalan carut marut toleransi ini justru terjadi ketika negara tidak hadir sebagai pelindung (ra'in) bagi rakyatnya. Negara justru membuka kran liberalisasi akidah dan membiarkan terjadinya pemurtadan secara massif. Apalagi negara justru mengacu kepada definisi toleransi yang digunakan secara global. Akibatnya, banyak organisasi keagamaan, sekolah, juga individu muslim yang taat justru dituduh radikal dan intoleran. Padahal pada fakta nya negara sendiri yang bersikap intoleran terhadap umat Islam. Selalu menjadikan umat Islam sebagai tertuduh. Padahal umat Islam hanya menjalankan aturan agama sebagaimana mestinya. Inilah ironi di negeri berpenduduk mayoritas muslim yang menerapkan sistem demokrasi kapitalisme sekulerisme.
Islam memiliki definisi toleransi sesuai tuntunan Allah SWT dan Rasulullah SAW, dan inilah yang harus diamalkan. Dalam firman Allah SWT jelas dengan tegas diberikan batas-batas toleransi terhadap agama selain Islam. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS.Al-kafirun : 1-6)
Dari dalil diatas, tegas bahwa Islam membatasi makna toleransi dengan tidak menyinggung perkara akidah. Ketiadaan negara yang menerapkan syariat Islam yang akan berperan sebagai junnah menjadikan umat Islam pada hari ini menjadi sasaran musuh-musuh Islam. Oleh karena itu, menjadi kebutuhan untuk menyadarkan umat akan kebutuhan tegaknya khilafah sebagai junnah.
Untuk memahamkan umat dengan Islam kaffah dibutuhkan adanya kelompok dakwah yang berideologi Islam yang akan terus menerus mengawal dan mencerdaskan umat dengan Islam kaffah hingga tegaknya khilafah islamiyah.
Wallahua'lam Bisshawab
Oleh: Fitriani
Aktivis Muslimah