Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Lima Tanda Orang-Orang Bertakwa

Senin, 14 Oktober 2024 | 12:44 WIB Last Updated 2024-10-14T05:45:08Z

TintaSiyasi.id-- Orang-orang bertakwa adalah mereka yang senantiasa berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.  Dalam Al-Qur'an, Allah menjelaskan berbagai sifat orang-orang yang bertaqwa (muttaqin), yang bisa menjadi pedoman bagi setiap Muslim. Berikut adalah lima tanda utama dari orang-orang bertaqwa menurut ajaran Islam:

1. Beriman kepada Hal yang Ghaib
Salah satu ciri utama orang bertaqwa adalah keyakinan mereka terhadap hal-hal yang tidak terlihat oleh mata, atau yang disebut iman kepada yang ghaib. Ini termasuk keyakinan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari kiamat, dan takdir. Al-Qur'an menyebutkan:
"(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan salat, dan yang menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al-Baqarah: 3)
Orang bertaqwa yakin akan kehadiran Allah meskipun tidak dapat dilihat, serta percaya kepada hal-hal ghaib seperti surga, neraka, dan hari pembalasan.

2. Menegakkan Shalat
Shalat adalah tiang agama, dan orang-orang yang bertaqwa menjadikannya prioritas dalam hidup mereka. Mereka menjaga waktu shalat dan melaksanakannya dengan khusyuk serta ikhlas. Shalat bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga sarana untuk menjalin hubungan yang erat dengan Allah.
"...dan mereka mendirikan shalat..." (QS. Al-Baqarah: 3)
Orang yang bertaqwa tidak hanya menganggap shalat sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai kebutuhan spiritual yang menguatkan hubungan mereka dengan Sang Pencipta.

3. Menginfakkan Harta di Jalan Allah
Orang-orang bertaqwa juga dikenal dengan kedermawanan mereka. Mereka tidak pelit dengan harta yang dimiliki dan bersedia berbagi dengan orang lain, terutama untuk membantu yang membutuhkan. Infak atau sedekah di jalan Allah adalah salah satu tanda ketakwaan yang nyata.
"...dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al-Baqarah: 3)
Infak ini meliputi zakat wajib maupun sedekah sunnah. Mereka memberi dengan ikhlas, karena meyakini bahwa harta yang diinfakkan akan diganti dengan yang lebih baik oleh Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

4. Menahan Diri dari Kemaksiatan
Orang yang bertaqwa adalah mereka yang menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Mereka berusaha menjauhi segala yang diharamkan oleh Allah, baik berupa perbuatan buruk, perkataan tidak baik, maupun hal-hal yang bisa merusak iman dan akhlak.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali Imran: 133-134)
Menahan diri dari godaan dunia dan menjauhi perbuatan dosa adalah salah satu ciri orang yang bertaqwa, karena mereka selalu ingat akan balasan Allah di hari kiamat.

5. Berpegang Teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah
Orang-orang yang bertaqwa selalu menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman hidup. Mereka mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang terkandung di dalamnya. Al-Qur'an memberikan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 2)
Mereka berusaha mengikuti perintah-perintah Allah dan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam setiap aspek kehidupan mereka, dari ibadah, muamalah (hubungan sosial), hingga akhlak sehari-hari.

Kesimpulan

Lima tanda orang bertaqwa di atas mencakup keyakinan, ibadah, kedermawanan, pengendalian diri, serta berpegang pada pedoman Allah dan Rasul-Nya. Dengan menjalani hidup berdasarkan nilai-nilai ini, seorang Muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi bagian dari hamba-hamba yang dicintai-Nya.

“ Tidak bergaul, kecuali dengan orang-orang yang dapat memperbaiki agamanya, memelihara kemaluan dan ucapannya.” Nasehat Ustman Bin Affan.

Prinsip untuk tidak bergaul kecuali dengan orang-orang yang dapat memperbaiki agama, memelihara kemaluan, dan ucapannya adalah salah satu ciri dari ketakwaan dan akhlak mulia dalam Islam. Ini mencerminkan betapa pentingnya memilih lingkungan pergaulan yang baik, yang dapat membawa seseorang lebih dekat kepada Allah dan menjaga keutuhan agamanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, pergaulan sangat mempengaruhi kepribadian dan kualitas iman seseorang. 

Berikut adalah beberapa alasan penting di balik prinsip ini:

1. Memperbaiki Agama
Bergaul dengan orang-orang yang memperbaiki agama berarti memilih teman-teman yang memiliki komitmen kuat terhadap ibadah dan akhlak Islami. Mereka senantiasa membantu kita dalam menjaga keimanan, mengingatkan ketika kita melakukan kesalahan, dan memotivasi untuk berbuat kebaikan.
• Hadis Nabi Muhammad SAW: “Seseorang itu tergantung pada agama temannya, maka hendaklah setiap kalian memperhatikan siapa yang menjadi temannya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) Teman yang baik akan membantu kita dalam memperbaiki ibadah, seperti shalat tepat waktu, menunaikan zakat, dan menjauhi maksiat.

2. Memelihara Kemaluan
Memelihara kemaluan berarti menjaga diri dari perbuatan zina atau tindakan yang mendekati zina. Bergaul dengan orang-orang yang juga menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan akan membantu kita untuk tetap berada di jalan yang benar.
• Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan untuk menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan:
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nur: 30) Bergaul dengan orang-orang yang memiliki komitmen menjaga kesucian diri akan menghindarkan kita dari lingkungan yang mendorong perbuatan maksiat atau pelanggaran terhadap syariat.

3. Memelihara Ucapan
Orang yang bertaqwa juga sangat menjaga ucapannya. Bergaul dengan orang-orang yang memelihara ucapannya berarti berada di sekitar orang-orang yang berkata baik, tidak menyebarkan gosip, tidak memfitnah, dan tidak berbicara sia-sia.
• Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim) Lingkungan yang baik adalah yang mendorong kita untuk selalu menjaga lisan dari perkataan yang bisa mendatangkan dosa dan memicu konflik.

Kesimpulan

Bergaul dengan orang-orang yang memperbaiki agama, memelihara kemaluan, dan menjaga ucapannya adalah prinsip penting dalam Islam untuk menjaga iman dan akhlak kita. Dengan memilih teman yang baik, kita akan lebih mudah dalam menjalankan ibadah dengan konsisten, menjauh dari dosa, dan menjaga integritas serta kehormatan diri sebagai seorang Muslim.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update