TintaSiyasi.id -- Beberapa waktu lalu, Polsek Cidaun Cianjur melakukan tindakan tugas dalam menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya kelompok geng motor yang diduga hendak melakukan tawuran hingga membuat resah warga setempat. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Minggu 22/9/2024, sekitar pukul 00.15 wib di jalan Raya Cibuntu Cisalak, kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur, rr.co id.
Kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda, termasuk tawuran terus terjadi bahkan terus berulang dan makin mengerikan. Ada banyak faktor pemicu, di antaranya ; lemahnya kontrol diri karena emosi tidak dilatih untuk bersabar, krisis identitas yang saat ini sulit mencari jati diri karena kurangnya masukkan akidah terhadap diri para pemuda, disfungsi keluarga yang sekarang jauh dari harmonis, anak pun tidak merasakan rasa kasih sayang orang tuanya.
Tekanan ekonomi membuat para pemuda sulit mencari pekerjaan sehingga para pemuda tidak bisa bertahan hidup dengan layak. Ada pun lingkungan yang rusak, salah satu dipengaruhi media yang makin canggih dan dimudahkan untuk diakses anak-anak sekalipun. Media berisi berbagai program, baik hal positif maupun negatif. Lemahnya suatu hukum dan penegakkannya sudah tidak ada efek jera, maka dari itu kriminalitas terus meningkat.
Pendidikan pun saat ini sudah makin semrawut, baik dari kurikulumnya yang sudah jauh dari agama. Anak-anak sudah kehilangan rasa bagaimana menghargai pendidik yang mengajarkan tentang akhlak, tatakrama, sopan santun maupun pelajaran. Karena sudah dipengaruhi lingkungan sekitar yang tidak bersahabat dengan mereka. Selain itu, orangtua selalu ikut campur urusan anak-anaknya. Misalkan, kalau anak-anaknya ada masalah atau di kasih sangsi dari sekolah, orang tuanya yang melaporkan ke pihak yang berwajib dengan pencemaran nama baik.
Padahal guru itu memberikan sangsi pada anak didiknya, untuk mengajarkan kedisiplinan supaya murid-muridnya punya tatakrama dan sopan santun terhadap yang lebih tua atau kepada sesamanya. Atau supaya murid-muridnya menjadi lebih baik lagi. Berhubung orang tua ikut campur dalam urusan anak-anaknya, pendidik sekarang terlihat acuh pada siswa-siswinya, sebab nanti berhubungan dengan orangtuanya juga, dan urusannya bakal repot.
Ini adalah penerapan sistem sekuler kapitalis yang tidak memanusiakan manusia merusak pemikiran, perasaan dan aturan serta budaya. Menjadikan negara abai terhadap tugas membentuk generasi peradaban mulia, malah menyia-nyiakan petensi besar pemudanya, yang bisa menjadikan negara bangkit dari keterpurukan.
Islam memiliki sistem pendidikan yang akan menghasilkan generasi berkepribadian mulia yang akan mampu mencegahnya menjadi pelaku kriminalitas. Islam juga memberikan lingkungan yang kondusif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun kebijakan negara yang akan menumbuhkan ketakwaan dan mendorong produktivitas pemuda, maka akan lahirkan generasi hebat yang mengarahkan potensinya untuk berkarya dalam kebaikan, mengkaji Islam dana mendakwahkannya serta terlibat dalam perjuangan Islam, untuk mewujudkan kembali Islam di tengah-tengah kehidupan islami.
Negara Islam akan membangun sistem yang menguatkan fungsi kontrol masyarakat. Negara juga menyiapkan kurikulum pendidikan dalam keluarga, sehingga terwujud keluarga harmonis yang senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak yang tumbuh di dalam keluarga dan memberikan pengaruh positif kepada lingkungan sekitar, supaya terwujud baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur. Wallahu a'lam bishshawab. []
Reni Tresnawati
Aktivis Muslimah Karawang