Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Komeng Bingung Penugasannya di DPR, Siyasah Institute: Jangan Sampai Memaksakan Diri

Rabu, 16 Oktober 2024 | 21:32 WIB Last Updated 2024-10-16T14:33:20Z
TintaSiyasi.id -- Menanggapi pernyataan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Jawa Barat, Komeng yang kebingungan usai diberi tugas di Komite II DPD yang membidangi masalah pertanian, Direktur Siyasah Institute Ustaz Iwan Januar mengatakan, jangan sampai memaksakan diri bekerja pada satu bidang yang tidak dikuasai. 

"Jangan sampai memaksakan diri bekerja pada satu bidang, misalnya dia bukan ahli di bidang pertanian, karena tidak enak, atau karena aji mumpung. Merasa toh tidak bakal diaudit oleh publik, dan rakyat pun tidak bisa apa-apa dengan jabatan yang dipegangnya," ujarnya kepada Tintasiyasi.id pada Senin (14/11/2024). 

Menurutnya, bukan hanya Komeng, sudah sepatutnya setiap pejabat, anggota dewan atau juga anggota DPD jujur dengan kapasitasnya. Bila mereka tidak punya core competency pada bidangnya, seharusnya menolak posisi yang ditawarkan pada bidang tersebut. Itu namanya menjaga kredibilitas diri, dan menjaga amanat publik.

Ia memandang, realitanya sejumlah jabatan baik di legistatif maupun eksekutif, diberikan kepada orang-orang yang tidak punya kompetensi dibidangnya. Berapa presentasenya atau jumlahnya? Ini yang nyaris tidak transparan pada publik.

Padahal, jelasnya, rakyat punya hak sebagai pemilih untuk mengetahui apakah orang-orang yang dipilihnya itu bekerja sesuai dengan kompetensinya atau tidak. 

"Rakyat melihat ada menteri yang rangkap-rangkap jabatan di pemerintahan. Seolah dia sosok super yang tidak ada orang lain sanggup memegang jabatan-jabatan tersebut. Atau menteri serta komisaris yang diangkat bukan karena kompetensinya, tetapi karena bagian dari tim suksesnya. Ini kan tidak sehat dan berpotensi merusak jalannya pemerintahan," jelasnya.

Ia menilai, hal demikian akan sulit dihentikan selama sistem politik demokrasi yang masih terus bercokol di negeri ini. 

"Demokrasi itu sudah menjadi privilege yang menyebabkan hanya kalangan berduit, dekat dengan kekuasaan, serta dinasti, yang bisa duduk di eksekutif dan legislatif. Soal kemampuan bisa ditawar-tawar. Bukan harga mati. Pantas saja negeri ini sulit maju di hampir semua lini karena banyak jabatan diberikan bukan pada ahlinya, tetapi pada orang yang dekat, keluarga atau yang berjasa pada penguasa," pungkasnya. []Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update