Tintasiyasi.id.com -- Saat ini berbagai upaya sedang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi stunting yang terus meningkat setiap tahunnya. Sebelumnya program bimbingan perkawinan (bimwin) telah dilakukan oleh Kemenag melalui Ditjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) bagi para calon pengantin terutama mereka yang menikah di usia muda.
Di samping itu pemerintah juga telah melaksanakan program bansos bagi keluarga rawan stunting. Dilansir dari cileunyi kulon.desa.id (27/09/24), pada jumat 27 September 2024 yang lalu sudah dilaksanakan penyerahan bansos bagi keluarga rawan stunting tahap ke-6 dari Badan Pangan Nasional RI melalui Poskesos Desa Cileunyi Kulon kepada 136 KPM yang bertempat tinggal di Kantor Desa Cileunyi Kulon.
Faktor Penyebab Stunting
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita yang diakibatkan kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupaan. Stunting terjadi karena asupan gizi yang kurang untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Namun di samping itu ada banyak faktor lain yang menyebabkan stunting pada anak. Menurut WHO, di samping kondisi fisik ibu, faktor lain yang menyebabkan stunting ialah faktor ekonomi dan pendidikan.
Faktor ekonomi salah satu penyebab yang memiliki pengaruh terbesar terjadinya stunting pada balita. Sebab sistem perekonomian yang saat ini ada tak mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Mulai dari sulitnya mencari pekerjaan yang mengakibatkan sulitnya mencari nafkah.
Belum lagi ditambah harga sembako dan berbagai kebutuhan yang terus menjulang naik. Hal ini menjadikan masyarakat merasa bisa makan saja sudah cukup, tanpa perlu memperhatikan takaran gizinya.
Selain itu, faktor pendidikan juga sangat memiliki peran sebagai penyebab stunting. Yang mana pendidikan orang tua terutama ibu sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan anak. Sayangnya kurikulum saat ini tak menyiapkan agar anak-anak perempun siap menjadi seorang ibu.
Orientasi pendidikan saat ini hanya untuk mencari materi. Sehingga pada saat menjadi orang tua, hanya sekedar orang tua biologis tanpa arah yang benar dalam membesarkan anak-anaknya.
Selain itu, pendidikan ini tak dibekali pengetahuan cara bergaul antara laki-laki dan perempuan. Menghasilkan maraknya aktifitas pacaran hingga gaul bebas yang menyebabkan married by accident atau hamil diluar nikah dikalangan remaja, yang pada umumnya berusia muda dan belum memiliki bekal untuk menikah apalagi memiliki anak. Hal ini semakin memperbanyak angka stunting.
Kapitalisme Sekulerme Berperan dalam Pertumbuhan Stunting
Faktor-faktor penyebab stunting tersebut tidak begitu saja muncul dengan sendirinya. Masalah perekonomian, pendidikan dan pergaulan bebas yang mendorong bertambahnya angka stunting ini tidak lepas dari adanya sistem Kapitalisme Sekuler.
Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang saat ini diterapkan hampir diseluruh dunia. Ketika sistem ini diterapkan, tak dapat dipungkiri berbagai macam aktivitas dilakukan hanya demi tujuan materi saja. Maka tak aneh apabila hal ini sangat terlihat dalam penerapan sistem ekonominya.
Segala kebijakannya tentu tak memihak pada rakyat, tapi memihak pada pemilik modal. Maka sulitnya lapangan pekerjaan dan mahalnya harga kebutuhan akan senantiasa terus menjadi keniscayaan.
Kapitalisme ini tak dapat dilepaskan dari sekulerisme, sebuah paham pemisahan agama dari kehidupan bahkan negara. Hal ini menjadikan seluruh aktivitas diluar peribadahan dibuat oleh manusia dan dijauhakan dari unsur agama, termasuk pendidikan.
Pendidikan agama tak berperan banyak dalam sistem pendidikan saat ini. Sehingga menghasilkan generasi yang hanya berorientasi materi dan dunia saja, serta tak memiliki ilmu yang siap untuk menjalankan kewajiban ketika menjadi orang tua. Maka dengan penerapan sistem kapitalisme sekulerimse ini mendukung meningktanya angka stunting di berbagai bidang.
Perubahan Sistem Penting untuk Mengatasi Stunting
Terus meningkatnya angka stunting ini tentu memerluka solusi yang dapat menuntaskannya. Solusi bimbingan perkawinan dan bansos memang menjadi satu langkah yang baik untuk memperbaikinya, hanya saja solusi ini bersifat sementara bahkan tak mampu menjadi solusi yang sebenarnya.
Solusi yang tepat untuk penangangan stunting ini haruslah yang menyentuh akar permasalahannya yakni perubahan sistem . Satu-satunya sistem yang dapat diterapkan untuk mengatasi stunting adalah Islam.
Islam memiliki langkah-langka yang mampu menyelesaikan permasalahan stunting ini, di antaranya:
Pertama, pelayanan kesehatan yang gratis. Pelayanan kesehatan ini tentu dibutuhkan ketika stunting sudah terjadi. Dalam sistem Islam, pelayanan kesehatan akan dijamin oleh negara untuk seluruh rakyatnya.
Kedua, pemenuhan kebutuhan dasar rakyat berupa sandang, papan, pangan, pendidikan dan kesehatan akan dijamin oleh negara. Hal ini akan berdampak pada mudahnya rakyat mendapat makanan yang bergizi.
Ketiga, jaminan pendidikan yang murah bahkan gratis namun tetap berkualitas. Sistem pendidikan dirancang bukan hanya untuk mempersiapkan agar generasi dapat mencapai materi sebanyak-banyaknya, namun juga dapat memenuhi seluruh kewajibannya.
Khatimah
Masalah stunting bukanlah permasalahan individu yang selesai hanya dengan bantuan sosial saja, namun merupakan dampak yang sistematis dari penerapan sistem kapitalisme sekularisme. Semua itu hanya dapat diselesaikan dengan paradigma kepemimpinan dan sistem yang mengikuti aturan Sang Pencipta, yaitu penerapan Islam secara kaffah.[]
Oleh: Rheiva Putri R. Sanusi, S.E. | (Aktivis Muslimah)