Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jodoh Adalah Tanda Kebesaran Allah

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:47 WIB Last Updated 2024-10-04T23:47:40Z
TintaSiyasi.id -- Khadim Ma’had Syaraful Haramain K.H. Hafidz Abdurrahman, MA., mengatakan, jodoh ini tanda kebesaran Allah. 

"Dimulai dari kalimat وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ artinya jodoh ini tanda kebesaran Allah, ketika jodoh ini merupakan tanda kebesaran Allah berarti ada peran Allah yang kemudian mempertaukan hatinya ini," ungkapnya dalam video "Hakikat Pernikahan dalam Pandangan Islam" di kanal YouTube KH Hafidz Abdurrahman, MA, Selasa (2/10/2024).

Ia mengingatkan karena jodoh adalah tanda kebesaran Allah maka harus dijaga. Pertama menyadari bahwa menikah itu bagian dari keputusan Allah. Maka Allah memulai dengan وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ bagian dari qada dan qadarnya Allah.

"Kedua, ridha. Ya ridha dengan segala kelebihan dan kekurangan pasangan masing-masing, karena kalau kita tidak ridha nanti yang muncul adalah cari-cari kesalahan, cari-cari kelemahan, padahal tidak ada manusia yang sempurna makanya nabi mengatakan 

من رزقه اللَّه امرأة صالحة فقد أعانه على شطر دينه، فليتق اللَّه في الشطر الباقي

Barangsiapa siapa yang dianugerahi istri shalihah oleh Allah, maka Allah telah memberikan pertolongan dalam separuh agamanya. Hendaknya ia bertakwa (menjaga) separuhnya lagi. (HR. Hakim)," paparnya.

Artinya, lanjutnya, jadikanlah pasangan ini saling melengkapi bukan saling mengurangi. Saling menambah, saling melengkapi, saling support. Itu yang nanti akan menjadikan keluarga ini menjadi sakinah mawadah warahmah. Bahwa masing-masing punya kekurangan iya. Masing-masing punya kelemahan iya. Jangan sekali-kali menjadikan kekurangan dan kelemahan itu menjadi masalah yang kemudian menghalangi rumah tangga.

Ia menasehati menikahlah untuk selamanya. "Jadi nikahlah untuk selamanya makanya ayat ini Itu dimulai oleh Allah dengan kalimat وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ menggunakan kata kerja, baca ayat berikutnya surat ar-rum ayat 22 Allah itu memulai kata yang sama وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ خَلْقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ ketika menciptakan langit dan bumi Allah menggunakan kata benda خَلْقُ maknanya karena Pencipta langit dan bumi kemudian perbedaan bahasa perbedaan warna kulit itu enggak pernah berubah sepanjang ada kehidupan tetapi pasangan itu bisa berubah ya meskipun awalnya ini bagian dari takdirnya Allah qadhanya Allah tetapi ingat tidak ada pasangan yang abadi," urainya.

Kompetensi Menjadi Pasangan 

Ia menjelaskan, untuk menjadi suami atau menjadi istri itu butuh kompetensi, kompetensi ada enam. Pertama, butuh ilmu. Kedua butuh understanding atau pemahaman. Istri harus memahami bagaimana suaminya, paham karakternya, paham kesukaannya, paham yang enggak disukai itu penting. Suami juga begitu paham karakteristiknya paham apa yang disukai paham itu bagian dari understanding tadi. Kenapa itu penting karena dalam hubungan itu kadang-kadang ada hal yang sepele nyinggung perasaan jadi besar. asalah-masalah perasaan itu jadi besar dalam rumah tangga itu bahkan kemudian adanya berujung ya pada persoalan.

Ia mengutip hadis Nabi
 خيركم خيركم لأهله، وأنا خيركم لأهلي  
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik sikapnya terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku.” (HR Ibnu Majah).

"Coba bayangkan, Rasulullah itu punya panggilan sayang kepada masing-masing istrinya. Aisah dipanggil Humairoh, ya karena wajahnya, karena kulitnya, karena kecantikannya. Itu menggambarkan kepiawaian Nabi dalam mengambil hati. Rasulullah punya istri yang sempuh tetapi tidak pernah dipanggil eh tua bangka," kisahnya.

Ketiga skill. "Jadi ngomong itu punya skill, ngerayu punya skill, yang namanya hubungan suami istri itu kan panas dingin, nah bagaimana ketika panas cara mendinginkan, itu harus punya skill, pas lagi hubungan panas ya mungkin dipegang, ya dipeluk, di elus-elus rambutnya itu skill," ungkapnya.

Ia mencontohkan kata Imam Ahmad perempuan itu suka sebagaimana laki-laki kalau perempuan itu suka berdandan, laki-laki juga begitu, maka ini bagian dari skill bagaimana caranya pasangan tadi itu bisa membantu pasangannya penampilannya oke, keluar itu enggak kelihatan kusut, bagaimana kelihatan selalu menarik itu bagian dari skill di dalam rumah tangga.

"Nah termasuk diantaranya kalau istrinya capek bagaimana ya kalau perlu jadi tukang pijat enggak apa-apa lah itu bagian dari kecil untuk abang menciptakan chemistry gitu, itu penting ya penting makanya nabi itu bisa melakukan apa saja sebagaimana dilakukan oleh orang biasa, nabi kadang-kadang mencuci piring, nabi itu kadang-kadang jahit bajunya sendiri enggak ada masalah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam itu namanya skill," contohnya.

Keempat, value. "Keluarga ini punya value, ya punya nilai, misalnya keluarga pejuang Islam keluarga pengemban dakwah, misalnya keluarga santri," tuturnya.

"Ketika keluarga itu tidak jelas valuenya akhirnya enggak jelas, kita ini mau bikin anak kayak apa enggak jelas, mau bikin keluarga kayak apa enggak jelas, intinya begini jadi membangun sakinah mawaddah warahmah kelima butuh ilmu, tetapi ilmu itu satu tahapan yang penting berikutnya itu adalah bagaimana memiliki keenam kerendahan hati kemauan belajar dan ketujuh kemudian terbuka ya menerima segala kelebihan dan kekurangan masing-masing itu yang paling penting," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update