1. Belajar Ilmu Baru.
Menghabiskan waktu liburan dengan belajar hal baru, seperti
membaca buku, mengikuti kursus online, atau memperdalam pengetahuan
agama, bisa meningkatkan kualitas diri. Jika niat belajar ini adalah untuk
memperbaiki diri dan bermanfaat bagi orang lain, maka hal ini bisa menjadi
bentuk ibadah.
2. Bakti Sosial atau Volunteering.
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti membantu di
panti asuhan, menyumbangkan waktu untuk komunitas, atau berbagi dengan yang
kurang mampu. Kegiatan ini selain memberikan manfaat bagi orang lain, juga
mengasah empati dan bisa mendekatkan diri kepada Allah.
3. Meningkatkan Ibadah Pribadi.
Liburan bisa menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan
amalan-amalan ibadah seperti salat sunah, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan doa.
Dengan lebih banyak waktu luang, ini bisa menjadi momen untuk memperbaiki
hubungan dengan Sang Pencipta.
4. Mengembangkan Hobi yang Bermanfaat.
Mengisi waktu liburan dengan hobi yang produktif, seperti
menulis, berkebun, atau membuat kerajinan tangan, juga bisa menjadi sarana
ibadah jika diniatkan untuk kebaikan. Apalagi jika hasil dari hobi tersebut
bermanfaat untuk orang lain.
5. Silaturahmi dan Berbakti Kepada Orang Tua.
Mengunjungi keluarga, menjalin hubungan yang lebih erat
dengan teman-teman, atau menghabiskan waktu berkualitas dengan orang tua
merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam Islam dan bisa bernilai
ibadah.
Dengan niat yang benar, semua aktivitas yang kita lakukan
selama liburan bisa menjadi lebih bermakna dan bernilai pahala. Ini adalah
kesempatan untuk tidak hanya menikmati waktu luang, tapi juga memperkaya diri
secara spiritual dan sosial.
Umrah Bersama Keluarga dengan Merajut Impian atau Membuat Proposal Hidup di Tanah Suci
Melaksanakan umrah bersama keluarga di Tanah Suci adalah
momen yang sangat istimewa, tidak hanya sebagai ibadah tetapi juga sebagai
kesempatan untuk merajut impian bersama dan merenungkan arah hidup di masa
depan. Membuat "Proposal Hidup" di Tanah Suci dapat menjadi langkah
yang penuh makna, karena di tempat yang penuh keberkahan ini, doa dan niat kita
diharapkan lebih mustajab (dikabulkan).
Berikut adalah beberapa cara untuk menjadikan umrah bersama
keluarga sebagai momentum untuk merajut impian dan membuat "proposal
hidup":
1. Persiapan Spiritual dan Doa
Sebelum berangkat, seluruh anggota keluarga bisa berkumpul
untuk berdiskusi dan mempersiapkan hati serta niat. Selain berdoa untuk
kelancaran ibadah, juga bisa merumuskan doa-doa khusus terkait impian dan
harapan yang ingin diwujudkan dalam hidup. Persiapan spiritual ini akan
memperkuat ikatan keluarga dan memperdalam makna perjalanan umrah.
2. Merenungkan Proposal Hidup
Tanah Suci, dengan suasana spiritualnya yang luar biasa,
adalah tempat yang tepat untuk melakukan perenungan mendalam tentang tujuan
hidup. Setiap anggota keluarga bisa memanfaatkan waktu-waktu ibadah, seperti
saat di Masjidilharam atau Masjid Nabawi, untuk merenungkan hal-hal berikut:
* Tujuan hidup jangka panjang: apa yang ingin dicapai di
dunia dan akhirat?
* Peran dalam keluarga: bagaimana masing-masing anggota
keluarga dapat saling mendukung untuk mencapai impian bersama?
* Perbaikan diri: apa aspek kehidupan yang perlu ditingkatkan
baik dalam hal spiritual, karier, atau hubungan antar sesama?
Ini bisa menjadi momen untuk menyusun rencana hidup yang
lebih bermakna.
3. Doa di Tempat-Tempat Mustajab
Di Tanah Suci, terdapat banyak tempat yang diyakini sebagai
lokasi doa yang mustajab, seperti di depan Ka'bah, Makam Ibrahim, Hijir Ismail,
atau Raudah di Masjid Nabawi. Sebagai keluarga, bisa memanfaatkan kesempatan
ini untuk memanjatkan doa-doa tentang masa depan, baik impian pribadi maupun
impian keluarga. Misalnya:
* Doa untuk kebahagiaan dan keberkahan keluarga.
* Doa untuk kesuksesan pendidikan anak-anak.
* Doa untuk kesehatan, rezeki yang halal, dan perlindungan
dari fitnah dunia
4. Merajut Impian Bersama
Setelah merenungkan tujuan hidup dan memanjatkan doa, langkah
berikutnya adalah merajut impian keluarga secara konkret. Momen umrah bisa dijadikan titik
awal untuk merancang visi dan misi keluarga:
* Menyusun rencana keuangan: misalnya, bagaimana cara
mengelola rezeki agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi keluarga dan
masyarakat.
* Perencanaan pendidikan anak: mengatur pendidikan anak agar
tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga menjadi anak yang saleh dan salehah.
* Rencana ibadah di masa depan: misalnya, berniat untuk
kembali ke Tanah Suci bersama keluarga untuk haji atau umrah di masa depan.
Dengan merajut impian ini, keluarga dapat memiliki arah hidup
yang jelas dan saling mendukung satu sama lain.
5. Menuliskan Proposal Hidup
Setelah merenung dan mendiskusikan bersama keluarga, tulislah
Proposal Hidup sebagai panduan menjalani kehidupan setelah pulang dari umrah.
Proposal ini bisa mencakup hal-hal seperti:
* Visi dan misi keluarga: apa yang menjadi tujuan utama
keluarga di dunia dan akhirat?
* Rencana pendidikan: bagaimana pendidikan anak-anak dan
peningkatan ilmu bagi seluruh anggota keluarga?
* Rencana finansial: bagaimana mengelola keuangan agar bisa
hidup berkecukupan dan berbuat kebaikan untuk orang lain?
* Rencana ibadah: bagaimana memastikan setiap anggota
keluarga menjalankan ibadah dengan lebih baik, lebih khusyuk, dan konsisten?
Menuliskan rencana ini akan memberikan panduan yang jelas
untuk terus maju dan saling menguatkan.
6. Mengambil Hikmah dari Umrah
Selain menjalani ibadah, umrah juga memberikan banyak
pelajaran tentang kesabaran, ketulusan, dan rasa syukur. Sepulang dari Tanah
Suci, keluarga bisa saling berbagi hikmah yang didapatkan selama perjalanan dan
bagaimana hikmah tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi
ini bisa mempererat hubungan keluarga dan membuat setiap anggota lebih kuat
dalam menghadapi tantangan hidup.
7. Mempertahankan Keberkahan Umrah dalam Kehidupan
Sehari-hari
Setelah kembali dari umrah, penting untuk menjaga semangat
ibadah dan ketakwaan yang dirasakan di Tanah Suci. Proposal hidup yang telah disusun bisa
menjadi panduan untuk tetap konsisten dalam meningkatkan kualitas ibadah dan
hubungan keluarga.
Dengan menjadikan umrah sebagai momentum untuk menyusun
"Proposal Hidup" bersama keluarga, perjalanan ini tidak hanya menjadi
perjalanan spiritual, tetapi juga langkah penting dalam mencapai kehidupan yang
lebih terarah, bermakna, dan penuh keberkahan. Impian yang dirajut bersama di
Tanah Suci akan menjadi motivasi untuk terus memperbaiki diri dan keluarga di
masa depan.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa!
Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo