TintaSiyasi.id—Sepertinya kesombongan iblis telah diwariskan dan bertahta di benak institusi Yahudi. Hilang sudah rasa kemanusiaan mereka. Mereka tidak bisa memanusiakan manusia, yang ada hanyalah ambisi untuk menjajah dan menghancurkan negeri-negeri muslim dan menguasainya.
Setidaknya penjajahan yang dilakukan di Palestina tidak membawa kepuasan terhadap ambisi zi*nis.
Dikutip dari bbc.com, hingga Jumat (27/09) kedua belah pihak—baik militer Yahudi dan kelompok milisi di Lebanon, Hizbullah, yang didukung Iran—bersikeras mereka akan melanjutkan melakukan serangan satu sama lain. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka telah menyerang lokasi militer di Lebanon selatan yang digunakan untuk menembakkan roket. Sementara itu, Hizbullah mengeklaim telah menembakkan roket ke beberapa wilayah institusi Yahudi bagian utara. Kementerian kesehatan Lebanon mengeklaim hampir 800 orang tewas serangan udara zi*nis, di antaranya adalah sembilan orang—termasuk perempuan yang sedang hamil dan dua anak-anak—tewas di sebuah desa di Nabatieh, Lebanon Selatan.
Mereka melakukan pembenaran kebrutalan di Lebanon hanya karena kedengkian terhadap kaum muslim. Walaupun seluruh umat manusia berteriak, tindakan Yahudi tidak manusiawi dan melanggar kemanusiaan, tetapi faktanya hal itu tidak bisa menghentikan kebrutalan mereka. Menghadapi Yahudi harus dengan dorongan keimanan dan persatuan seluruh kaum muslim. Jika umat Islam diam, niscaya seluruh negeri-negeri muslim akan di-Palestina-kan (dibuat seperti Palestina).
Lihat saja, apa yang mereka lakukan di Lebanon. Ini memang baru awal, tetapi tidak menutup kemungkinan kalau Lebanon akan dijajah Yahudi dan dibuat seperti Palestina. Lantas bagaimana dengan negeri-negeri muslim lainnya? Akankah tetap diam dan menunggu Yahudi menjajah dan menyerang mereka? Atau bertindak sebagai kacung Yahudi yang menuruti segala titahnya dengan melakukan normalisasi hubungan diplomatik?
Menyorot Potensi Yahudi Melebarkan Penjajahannya di Lebanon
Kedengkian Yahudi terhadap kaum muslim telah dikabarkan melalui firman Allah taala, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya." (TQS. Surah Al-Imran: 108).
Belum usai penjajahan yang mereka lakukan terhadap muslim Palestina, ternyata kebengisan Yahudi berlanjut ke Lebanon. Inilah dampak nyata dari diamnya penguasa-penguasa negeri muslim. Andai saja penjajahan di Palestina bisa dihentikan tentunya mereka tidak mendapatkan angin segar untuk melebarkan sayapnya ke negeri-negeri Islam lainnya. Namun, sekarang Yahudi telah melakukan serangan ke Lebanon. Walaupun alasan mereka ingin mencari milisi Hizbullah, tetapi itu hanya kedok saja. Institusi Yahudi memang ingin menciptakan kezaliman terhadap kaum muslim karena keserakahan dan kedengkian terhadap kaum muslim.
Terlebih institusi Yahudi tidak sendirian, mereka didalangi oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Di depan dunia Amerika Serikat adalah negara yang paling lantang menolak penjajahan dan menciptakan perdamaian. Namun faktanya, justru Amerika adalah pelopor penjajahan di negeri-negeri muslim dengan institusi stunting yang ia dirikan di bumi Palestina, yakni institusi Yahudi. Dengan tangannya yang masih berlumuran darah kaum muslim, AS melalui organisasi munafik yang pernah ada di muka bumi ini yakni PBB, telah bersekongkol melahirkan institusi perusak dan pembuat onar di muka bumi ini, yakni Yahudi Israel.
Kesombongan dan kedengkian Yahudi sudah lama dikabarkan dalam Al-Qur'an, tetapi penguasa-penguasa negeri muslim mengabaikannya, diam, dan lebih memilih berkhianat kepada Allah Swt. serta Rasul-Nya. Abainya penguasa-penguasa negeri muslim membuat Yahudi besar kepala dan melebarkan kezalimannya ke negeri-negeri muslim lainnya. Andai negeri-negeri muslim di sekitar Palestina sejak dulu sudah bersatu dan mengusir Yahudi dari bumi Palestina, kenyataannya tidak seperti ini. Kaum muslim harus terusir dan terjajah di tanah kelahirannya karena tiadanya perisai kaum muslim, yakni Khilafah Islamiah.
Dampak Arogansi dan Ambisi Yahudi terhadap Kaum Muslim
Dampak nyata dari ambisi dan arogansi institusi Yahudi adalah kesengsaraan kaum muslim yang tiada ujung. Secara politik, kondisi kaum lemah karena dipimipin oleh penguasa-penguasa yang menerapkan aturan demokrasi sekuler kapitalisme. Penguasa negeri-negeri muslim dikerangkeng oleh AS melalui sistem demokrasi sekuler ini. Mau tidak mau mereka harus takluk pada agenda politik global yang dimotori AS. Sehingga apa pun yang menimpa kaum muslim di Palestina mereka hanya diam, paling banter hanya mengeluarkan kecaman demi kecaman.
Dampak politik atas kebrutalan Yahudi adalah sebagai berikut. Pertama, institusi Yahudi akan terus meluaskan daerah jajahannya, tujuan final mereka adalah mengeluarkan kaum muslim dari agamanya atau genosida kaum muslim. Mereka memiliki kedengkian yang teramat dalam, bahkan kesombongan iblis pun mewujud dalam tata laku mereka. Kedua, wilayah kaum muslim akan makin tergusur dan tergeser, kaum muslim menjadi umat yang terusir dan tertindas di berbagai belahan negara. Apabila mereka tinggal sebagai minoritas harus siap dimarginalkan, karena negara mayoritas muslim telah menerapkan aturan sekuler yang membuat nasib kaum muslim makin diabaikan.
Ketiga, mengukuhkan keberadaan ideologi kapitalisme sekuler yang mewujudkan penjajahan di berbagai negeri-negeri, terutama negeri muslim. Ideologi akan meneruskan penjajahan fisik dengan kedok institusi Yahudi dan melakukan neokolonialisme dalam bentuk kampanye penerapan sistem demokrasi yang memuja kebebasan dan keserakahan.
Sekarang pilihan ada di tangan kaum muslim, masih mau tersekat-sekat dengan nasionalisme dan diam melihat kebrutalan Yahudi atau bersatu dan bergerak mengembalikan perisai kaum muslim yakni Khilafah Islamiah. Hanya ini yang mampu mengusir Yahudi dari negeri-negeri muslim. Sekalipun bantuan uang dan obat-obatan dibutuhkan terhadap mereka yang mendapatkan serangan, tetapi yang sangat dibutuhkan mereka adalah hidup aman dalam penjagaan yang nyata.
Strategi Islam dalam Membebaskan Palestina dari Penjajahan Zionis Laknatullah
Kebiadaban yang dilakukan zionis laknatullah belum mampu membuka mata kaum Muslim bahwa kezaliman Barat dengan mengusung sistem kapitalisme demokrasi itu nyata. Hingga ratusan tahun muslim Palestina dijajah zionis laknatullah, belum menyadarkan mereka akan kebutuhan umat Islam terhadap Khilafah Islamiah. Parahnya kebrutalan Yahudi diteruskan ke Lebanon, dan ini berpotensi akan menyebar ke negeri-negeri muslim di Timur Tengah. Apakah menunggu muslim Palestina musnah dari Palestina, untuk memahami bahwa mereka butuh kekuatan militer untuk mengusir zionis laknatullah? Apakah dunia Islam menunggu bernasib seperti Palestina baru sadar jika zionis laknatullah begitu kejam dan harus dimusnahkan dari muka bumi ini?
Pasti dunia akan berteriak jika genosida terus dilakukan oleh zionis laknatullah di Palestina. Namun sebesar apa teriakan dunia membela Muslim Palestina jika mereka tidak memahami solusi hakiki terhadap penjajahan di Palestina? Harus meminta tolong kepada siapa lagi, jika seluruh penguasa-penguasa negeri Muslim mengambil peran sebagai setan bisu dan PBB sebagai legitimasi kezaliman yang ada di Rafah?
Inilah pentingnya kaum Muslim menyadari menyuarakan kembalinya penegakkan Khilafah Islamiah untuk menolong saudara Muslim di Rafah adalah jalan untuk menolong Muslim Palestina. Tidak hanya Muslim Palestina tetapi juga seluruh umat Islam di dunia yang tinggal di bawah rezim anti Islam. Jika kaum Muslim tidak menyadari pentingnya hal ini, kepada siapa kaum Muslim harus berharap pembebasan Palestina dan pengusiran zionis laknatullah dari Masjidilaqsa?
Oleh karena itu, dakwah menyeru membangkitkan umat akan pentingnya khilafah tidak boleh ditinggalkan, karena tidak mungkin umat Islam berharap pada demokrasi kapitalisme untuk menolong agama ini. Justru demokrasi kapitalisme adalah alat penjajahan Barat untuk memperbudak manusia agar tunduk dalam belenggu keserakahan kafir penjajah.
Strategi Islam membebaskan Palestina adalah dengan persatuan umat muslim di bawah satu komando Khilafah Islamiah dan mengusir zionis laknatullah dari Masjidilaqsa. Jika Khilafah Islamiah belum tegak harus ada upaya kaum Muslim untuk mengembalikannya. Upaya mengembalikan kehidupan Islam ini adalah jalan terakhir untuk membebaskan Palestina dan memboikot zionis Yahudi dari Masjidilaqsa.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
Kesombongan dan kedengkian Yahudi sudah lama dikabarkan dalam Al-Qur'an, tetapi penguasa-penguasa negeri muslim mengabaikannya. Sejak awal berdirinya negara stunting Yahudi penguasa-penguasa negeri muslim diam dan lebih memilih berkhianat kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. Abainya penguasa-penguasa negeri muslim membuat Yahudi besar kepala dan melebarkan kezalimannya ke negeri-negeri muslim lainnya.
Sekarang pilihan ada di tangan kaum muslim, masih mau tersekat-sekat dengan nasionalisme dan diam melihat kebrutalan Yahudi atau bersatu dan bergerak mengembalikan perisai kaum muslim yakni Khilafah Islamiah. Hanya ini yang mampu mengusir Yahudi dari negeri-negeri muslim. Sekalipun bantuan uang dan obat-obatan dibutuhkan terhadap mereka yang mendapatkan serangan, tetapi yang sangat dibutuhkan mereka adalah hidup aman dalam penjagaan yang nyata.
Strategi Islam membebaskan Palestina adalah dengan persatuan umat muslim di bawah satu komando Khilafah Islamiah dan mengusir zionis laknatullah dari Masjidilaqsa. Jika Khilafah Islamiah belum tegak harus ada upaya kaum Muslim untuk mengembalikannya. Upaya mengembalikan kehidupan Islam ini adalah jalan terakhir untuk membebaskan Palestina dan memboikot zionis Yahudi dari Masjidilaqsa.
Oleh. Ika Mawarningtyas
Direktur Mutiara Umat Institute
MATERI KULIAH ONLINE UNIOL 4.0 DIPONOROGO. Rabu, 2 Oktober 2024. Di bawah asuhan Prof. Dr. Suteki, S.H., M. Hum.
#Lamrad #LiveOpperessedOrRiseAgainst