Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Imam Besar Istiqlal Menjadi Menag, UIY: Menghindari Pertikaian PBNU dan PKB

Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:02 WIB Last Updated 2024-10-25T06:02:39Z

Tintasiyasi.ID -- Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengatakan bahwa penunjukan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A. sebagai Menteri Agama tidak lepas dari politik permasalahan PBNU dengan PKB.

 

"Alasan yang bisa kita raba adalah secara politis dianggap sebagai titik tengah yang sekarang menjadi perseteruan antara PBNU dan PKB," ujarnya dalam video Kabinet Baru, Rasa Lama? di kanal YouTube UIY Official, Rabu (23/10/2024).

 

Lanjutnya, UIY menilai sosok Nasaruddin tidak berada di sisi PBNU maupun PKB. Sehingga, tidak akan menimbulkan permasalahan di dalam Kementerian Agama.

 

"Ini (Menteri Agama) harus NU, tapi NU yang mana? NU PBNU atau PKB? Nah, figur ini ada di tengah karena tidak cenderung kepada kedua belah pihak," terangnya.

 

Namun, UIY menambahkan di sisi lain Menag memiliki sepak terjang kedekatan dengan Yahudi. Kedekatan yang dimaksud yakni pernah menghadiri undangan American Jewish Committee (AJC) untuk mempelajari agama Yahudi dan diskusi lintas agama di Amerika Serikat.

 

"Ada jejak digital yang sangat jelas kunjungan dia ke komunitas Yahudi di sana (Amerika Serikat), kemudian kerja sama (Yahudi) dengan Istiqlal dan terakhir sikap dia kepada Paus," jelasnya.

 

Menyikapi sikap Menag kepada Yahudi, UIY menilai salah satu hal penting dalam tugas Kementerian Agama yakni melindungi umat Islam. Karena Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia.

 

"Karena ini (Islam) menjadi mayoritas negeri ini dan salah satu perkara mesti dilindungi ya akidah. Bagaimana kita bisa berharap ada perlindungan akidah kalau perspektif atau persepsi tentang hubungan antaragama itu begitu rupa," keluhnya.

 

Alhasil, UIY juga menyayangkan sikap Imam Besar Masjid Istiqlal itu ketika kedatangan Paus Fransiskus pada Rabu (04/09/2024) lalu. Nasaruddin menunjukkan sikap kebablasan dengan mencium kepala Paus.

 

"Sambutan (Nasaruddin) begitu rupa kepada Paus. Paus endorse LGBT, karenanya kemudian komunitas LGBT mendapat angin seperti menteri yang baru ini. Sesuatu yang jelas sekali menabrak prinsip-prinsip akidah Islam," tutupnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update