Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Deflasi Bukti Nyata Kemerosotan Ekonomi

Senin, 14 Oktober 2024 | 19:04 WIB Last Updated 2024-10-14T12:04:28Z

Tintasiyasi.id.com -- Deflasi yang hari ini terjadi, bukan merupakan berita gembira. Pasalnya, meskipun masyarakat pada awalnya merasa diuntungkan karena dapat membeli barang dengan harga yang lebih murah. Tetapi, deflasi yang sering terjadi dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. 

Hal itu,  dapat menjadi indikasi adanya persoalan serius di bidang ekonomi. Seperti menurunnya permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pokok dan minat untuk melakukan  investasi.

Makna deflasi sendiri ialah menurunnya sejumlah harga  komoditas barang dan jasa yang disebabkan oleh sedikitnya jumlah uang yang beredar di masyarakat jika dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia di pasar. Tentu, fenomena deflasi ini terjadi bukan tanpa sebab. 

Dilansir dari BBC.com (04/10/2024) fenomena deflasi telah terjadi selama 5 bulan berturut-turut, dimulai sejak Mei hingga September 2024. Semua ini menggambarkan dengan jelas bahwasanya masyarakat kelas pekerja tidak lagi memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya. Meskipun kebutuhan tersebut  tergolong kebutuhan pokok. 

Akar Persoalan

Setidaknya ada tiga faktor utama penyebab terjadinya deflasi. Pertama, meningkatnya suku bunga. Tingginya suku bunga mengakibatkan masyarakat enggan untuk menarik uangnya dari tabungan, kemudian dibelanjakan. Masyarakat lebih memilih uangnya  disimpan di dalam bank dan digunakan sebagai tabungan masa depan.

Menanggapi hal ini, pihak bank Indonesia menurunkan bunganya dari yang semula 5,26% menjadi 5%. Akan tetapi, tindakan bank Indonesia tidak menjamin adanya penurunan deflasi pada bulan berikut-berikutnya.

Kedua, menurunnya permintaan produk di pasar. Permintaan barang dan jasa dipengaruhi oleh kasus PHK yang melonjak, dan banyaknya masyarakat usia pekerja yang tidak memiliki pekerjaan. Hal ini, mengakibatkan masyarakat tidak memiliki penghasilan yang tetap. 

Disebabkan rendahnya peredaran uang di masyarakat, permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa dipasar juga menurun. Jadi, maraknya pemutusan hubungan kerja dan tingginya angka pengangguran termasuk faktor utama penyebab kejadian deflasi.

Ketiga, over supply (kelebihan produksi). Perusahaan yang terus menerus memproduksi barang dan jasa secara normal. Pasti di kemudian hari akan mengalami penumpukan hasil produksi di gudang.

Oleh karena itu, perusahaan akan menurunkan harga barangnya untuk menguranggi stock yang menumpuk di gudang 

Sesungguhnya, jika kita menelisik persoalan deflasi. Maka, akan nampak bahwa penyebab utamanya ialah masyarakat yang tidak memiliki kemampuan membeli barang dan jasa. 

Meskipun itu termasuk kebutuhan pokok. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuaan pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya.

Dampak tingginya angka pengangguran tidak hanya deflasi, maraknya PHK juga mengakibatkan penurunan kesejahteraan wanita dan anak-anak. Bayangkan saja, untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, saja mereka kesusahan.

Apalagi untuk memenuhi kebutuhan yang membutuhkan biaya tinggi seperti kesehatan dan pendidikan, tentu hal ini lebih sulit terpenuhi. Hal ini, sangat bersiko menurunkan kualitas kesehatan masyarakat dan kualitas pendidikannya generasi. 

Lepasnya Tanggung Jawab Pemerintah

Fenomena semacam ini tentunya tak terlepas dari tanggung jawab pemerintah. Tugas sebuah pemerintah ialah menjamin masyarakat hidup dalam keadaan sejahtera. Dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan upah bekerja yang layak, masyarakat akan memiliki uang yang lebih banyak untuk dialokasikan ke berbelanja kebutuhan dan jasa di pasar juga akan meningkat. 

Akhirnya, perusahaan mendapat dorongan untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa. Lalu harga barang dan jasa dapat normal kembali.

Akan tetapi, langkah pencegahan seperti ini tidak mungkin dijalankan oleh pemerintahan yang menganut sistem kapitalisme. pemerintahan dalam sitem kapitalisme selalu mementingkan  manfaat yang didapatkan oleh para penguasanya. 

Oleh karena itu, kebijakan dan peraturan yang mereka putuskan adalah peraturan yang dapat memberikan manfaat bagi mereka. Dan bukan peraturan yang dapat menyejahterakan rakyatnya.

Oleh sebab itu, sangat jelas bahwa pemerintah saat ini telah gagal dalam mengatasi persoalan deflasi dan gagal pula untuk menyejahterakan rakyatnya. Padahal, apabila persoalan deflasi tidak segera diselesaikan sangat beresiko meningkatkan angka pengangguran dan beban utang yang besar. 

Solusi Solutif 

Hal ini sangat berbeda jika kita memandang dari sudut pandang Islam. Islam selalu akan memberi jaminan kepada masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya.  Memberikan peraturan yang sangat berpotensi agar para masyarakat dapat mengakses pelayanan yang tersedia baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Dengan menerapkan pemerintahan Islam, para individ di dalam masyarakat dipastikan mendapat kesejahteraan tanpa terkecuali.

Meskipun sistem perekonomian Islam tidak menjadikan pajak sebagai pokok pemasukannya. Tetapi, sistem ekonomi Islam sangat mumpuni dalam persoalan menyejahterakan rakyat. Sistem ekonomi Islam memiliki peraturan yang khusus ( syariat Islam) dalam menentukan sumber-sumber pemasukannya.

Contoh-contoh sumber pemasukan dalam sistem Islam adalah kharaj, fa’i, jizyah, kharaj dan juga hasil dari kepemilikan umum. Memang, hanya Islam satu-satunya yang dapat menyelesaikan semua persoalan umat. Dan sebuah kepentingan untuk menerapkan aturan Islam di seluruh muka bumi ini. Wallahua’lam bishshawwab.[]

Oleh: Fatimah Nurul Jannah (Aktivis Dakwah)

Opini

×
Berita Terbaru Update