Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Berawal Kurang Puas Kinerja Pemerintah, Hingga Berpikir Punya Sistem Pengganti Lebih Baik?

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 22:09 WIB Last Updated 2024-10-19T15:10:12Z
TintaSiyasi.id -- Menjelang akhir masa jabatan kepala negara Indonesia beberapa hari lagi beragam survei sebagai bentuk evaluasi kinerja pemerintah dilakukan beberapa elemen masyarakat. 

Dilansir dari tempo.co (4/10/2024) terdapat survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan mengenai tingkat kepuasan masyarakat mengenai kinerja presiden Joko Widodo telah mencapai 75% menjelang berakhirnya masa jabatan. Dengan fokus mengenai program infrastruktur, kesehatan, pendidikan, hingga penanganan pandemi, dan pemulihan ekonomi.

Penelitian mengungkap ada penurunan dari survei Indikator Politik sebelumnya terhadap kepuasan kinerja presiden pada  bulan Juli 2024 adalah 82%. Lalu bulan September 2024 menurun di angka 75%. Survei Indikator Politik Indonesia dengan 3.540 responden di seluruh Indonesia. 

Namun sayangnya disisi lain dari survei indikator politik Indonesia, mayoritas responden menilai pemberantasan korupsi di era presiden Jokowi buruk. Dari data menunjukkan sebanyak 30,4% responden meyakini pemberantasan korupsi buruk. Sedangkan, sebanyak 7,3 responden meyakini pemberantasan korupsi sangat buruk. 

Tidak jarang banyak masyarakat yang meragukan mengenai hasil survei positif pemerintah bahkan menilai hanya sekedar pencitraan karena kondisi real penduduk tidaklah demikian. 

Untuk membuka masa pemerintahan sosok baru, pembelajaran dari periode yang lama haruslah diperlukan agar negara Indonesia menjadi negara yang mensejahterakan masyarakatnya. Karena sejatinya persoalan di tengah masyarakat selalu ada. Adanya beragam pencitraan untuk  menutupi dan mengelabui rakyat adalah awal dari ketidak percayaan masyarakat sejatinya. Hal ini ditunjukan pada banyaknya kebijakan yang menunjukkan keberpihakan negara pada oligarki dan bukan kepada rakyatnya sendiri, seperti Naiknya PPN, pembatasan subsidi  BBM, harga bahan poko mahal, Banyak pajak yang dipungut, Biaya pendidikan mahal dll sehingga semakin menambah ketidak percayaan dan hasilnya beban masyarakat untuk hidup disistem hari ini semakin bertambah dan jauh dari kata sejahtera.

Siapapun sosok pemimpinnya jika berada dalam sistem kehidupan hari ini yaitu kapitalisme akan gagal fokus untuk mensejahterakan rakyatnya. Mengapa demikian? Karena di sistem kapitalisme syarat akan kepentingan perolehan materi baik itu harta, jabatan, kehormatan dll yang tampak gemerlap. Alhasil yang menjadi fokus adalah perolehan standar-standar manusia yang ternyata standar tersebut tidak bisa dipakai dalam mensejahterakan manusia itu sendiri dalam memimpin. Dan berakibat jika sistem kapitalisme itu masih ada akan riiskan dengan pertentangan, permusuhan dan adu domba karena tidak melahirkan ketenangan dan kesejahteraan dalam kepemimpinannya. 

Dari manakah ketenangan, kesejahteraan masyarakat itu hadir? Ketenangan yang akan berefek pada kesejahteraan tidak hadir dengan sendirinya melainkan ada yang memberi pada setiap diri manusia. Dan itu berasal dari Allah SWT sebagai tuhan yang maha esa tiada sekutu baginya.

Ketika melakukan aktifitas sesuai apa yang dikatakan dan diinginkan yang termuat dalam syariat maka disitulah lahir ketenangan diri, kefokusan diri bahkan pada pribadi seorang pemimpin negara.

Dalam pandangan Islam menjadikan negara sebagai pengurus rakyat dalam berbagai aspek kehidupan menggunakan syariat Islam sebagai aturan. Dalam negara yang menggunakan syariat Islam sebagai standar juga memiliki aparat yang handal, professional, tenang, fokus tidak berorientasi pada materi karena dalam diri mereka telah tertanam untuk menjadikan akhirat di hati, dunia di tangan, dan kematian di pelupuk mata (Imam Syafi'i).

Dan tentu saja aparat negara yang amanah dan beriman ini tidak hadir begitu saja melainkan ada proses pendidikan Islam dan bergam support sistem yang dibutuhkan. Aparat negara yang dibentuk tidak akan bisa kecuali dengan penerapan sistem pendidikan berdasarkan aqidah Islam saja karena didalamnya terdapat larangan pencitraan dan menjunjung tinggi kejujuran.

 Adanya pertanggungjawaban kepada Allah menjadikan penunaian semua amanah dengan sebaik- baiknya dan secara professional.
Dari QS.Al- Isra : 56
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
 Artinya: "dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."

Dan tidak hanya sistem pendidikan yang berjalan membentuk aparatur negara yang bagus kinerjannya dalam melayani masyarakat melainkan dalam negara yang menggunakan sistem Islam sistem lainnya juga berdasarkan Islam seperti ekonomi dalam Islam yang sebegitu detailnya untuk mensuport ketersediaan dana negara melalui 3 klasifikasi kepemilikan, fungsi media dalam Islam yang berfungsi untuk mensuasanakan kehidupan Islam, Keamanan dan Sanksi dalam Islam yang begitu tegas, lugas dan sangat membantu dalam mengoprasionalkan pemerintahan Islam.

Bukankah masa depan lebih baik dan sejahtera masyarakatnya jika sistem Islam diterapkan sepanjang masa?

Wallahualam bissowab

Oleh: Wilda Nusva Lilasari S.M.
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update