TintaSiyasi.id -- "Bahaya pergaulan bebas hari ini sudah seperti wabah yang kita harus tahu akar masalahnya apa, penyebabnya apa, dan wabah itu tidak boleh dibiarkan," ungkap Mubalighah Kota Depok, Ustadzah Nanik Wijayati dalam Kajian Muslimah Bulanan, Rasulullah Teladan Atasi Pergaulan Bebas Generasi Muda, Sabtu, (14/09/2024) di Curug, Cimanggis, Depok.
Ia pun mengutip hasil penelitian dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang telah melakukan wawancara kepada 19.882 responden yang berusia 15-24 tahun (anak usia SMP, SMA, dan Mahasiswa). Hasilnya 38% remaja putri mengaku jika mereka melakukan aktivitas seksual bebas tersebut terjadi secara begitu saja.
"Ya Allah, Bu.. seperti mengatakan, yaudah emang yang lainnya kayak begitu ya udah biasa aja. Jadi mungkin tidak diniatkan seks bebas dari awal, tapi dengan mudah mereka terbawa," jelasnya.
Ustadzah Nanik menambahkan, “Berarti, anak-anak awalnya sebenarnya polos. Hanya karena pengaruh dari lingkungan bergaul, media yang dia lihat berulangkali, itu semua menyebabkan mereka menjadi seperti itu,” jelasnya.
Ustadzah Nanik juga mengutip berita akhir-akhir ini, kasus di Palembang anak usia 12 tahun dengan biadab disiksa, lalu dibunuh, kemudian setelah mati digauli, dan pelakunya anak umur 16 tahun. Kemudian di Padang, anak jualan gorengan yang mati dibunuh.
"Coba Bu, itu perasaan ibunya, perasaan ayahnya, perasaan kakaknya ketika tahu adiknya diperlakukan seperti itu kira-kira bagaimana, Bu? Marah! Andai itu kita, kira-kira bagaimana? Biadab. Perlakuan mereka bukan lagi seperti perlakuan anak remaja biasa. Pikirannya sudah seperti binatang bahkan lebih dari itu,” terangnya.
"Binatang bagaimana Bu kalau lagi birahi, kucing misalnya? Dikejar-kejar. Begitu sudah, selesai sampai di situ. Tidak sampai disiksa dibunuh itu si kucing betinanya. Tapi ini disiksa, dibunuh, kemudian dia bangga berkata 'aku dong melakukan dengan gaya ku'. Na'udzubillahi min dzalik. Itu yang dikatakan Allah perilaku manusia bisa lebih bejat dari pada perilaku binatang," tambahnya.
Ia pun menegaskan, "Jadi ketakutan kita itu bukan sekadar khawatir anak kita nanti terjerumus ke sana. Tapi bahaya pergaulan bebas ini sudah seperti wabah yang kita harus tahu akar masalahnya apa, penyebabnya apa, dan wabah itu tidak boleh dibiarkan. Kita harus sama-sama membuat wabah itu menjadi hilang,” pungkasnya.[] Fatmah R. Ginting