Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Wajah Buruk Generasi dalam Sistem Kufur

Selasa, 17 September 2024 | 10:52 WIB Last Updated 2024-09-17T03:53:01Z

TintaSiyasi.id -- Berita kriminal kejahatan pembunuhan kembali terjadi. Dan pelakunya ternyata masih anak-anak di bawah umur. Hal ini sungguh sangat mengiris hati setiap orang yang mendengarnya. Anak-anak pelajar yang seharusnya berprilaku sopan dan santun namun berubah menjadi mesum, sadis dan kejam.

Tidak dapat dipungkiri bahwa nyatanya anak-anak mampu menjadi seorang pelaku kriminalitas dan ini bukan yang pertama kali terjadi. Ada banyak faktor yang mempengarui terutama pola fikir dan pola sikap anak saat ini hingga mampu menjadi seorang yang berkelakuan buruk. Hingga pada akhirnya melakukan tindakan kriminalitas yang bejat.

Harus disadari bahwa potret generasi makin suram adalah realita hari ini. Hal ini tampak dari perilaku pelaku yang kecanduan dengan pornografi dan bangga dengan kejahatan yang dilakukannya. Tentunya hal ini terdengar sangat memprihatinkan sekali. Dimana seharusnya anak-anak berjibaku dengan belajar disekolah, tetapi ini sangat disayangkan mereka harus tercederai oleh banyaknya pengaruh buruk dari sebuah kecanggihan dunia.

Dan baru-baru ini pihak kepolisian melakukan pemeriksaan maraton terhadap IS, tersangka utama pelaku pemerkosaan dan pembunuhan terhadap gadis 13 tahun di Palembang, Sumatera Selatan. (tvonesnews.com, 08/09/2024)

Jika dicermati lebih dalam bahwa kasus yang terjadi di Palembang baru-baru ini membuktikan akan kegagalan generasi saat ini dalam mengontrol sahwat birahinya. Hal ini merupakan hasil dari dunia pendidikan saat ini yang hanya fokus pada materi. Bukan pada pembentukan pola pikir dan pola sikap anak didik sehingga menghasilkan generasi yang rusak dalam segala lini kehidupan.

Dampak buruk yang nyata menjadikan pelaku yang sudah kecanduan pornografi menjadi sangat sadis demi untuk mendapatkan kepuasan nafsunya dan membunuh menjadi hal yang tidak ditakuti. Karna lemahnya sanksi yang diberikan oleh hukum negara atas perkara yang melibatkan anak-anak dibawa umur kian menambah deretan kriminalitas pada anak semakin menjadi-jadi.

Jika saja pemerintah secara tegas dan cepat merespon bahwa banyak kasus kriminalitas yang terjadi ini tidak luput dari peran jejak digital yang semakin berkembang. Dan fakta bahwa konten pornografi nyatanya adalah berita yang paling banyak diakses oleh penduduk negeri ini dan tidak terkecuali anak-anak di bawa umur. Sementara pemerintah acuh terhadap konten pornografi karena konten ini memiliki nilai pajak yang tinggi sehingga pemerintah masih memberi izin akan konten-konten seperti itu padahal dampaknya sangat negatif bagi yang menontonya. Ini semua tidak luput dari penerapan sistem kapitalis yang hanya beroreantasi pada keuntungan semata tanpa memikirkan dampak buruk yang timbulkan. Sistem ini juga menghasilkan penguasa yang zalim dan lalim terhadap rakyatnya.

Sungguh fenomena ini menggambarkan bahwa anak-anak sudah kehilangan masa kecil yang bahagia, bermain dan belajar dengan tenang, sesuai dengan fitrah anak dalam kebaikan. Semua ini karna sistem sekuler liberalisme sudah semakin mengakar. Di mana pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas tumbuh kembang anak semakin menjauh dari jalan yang sebenarnya. Semua semakin tergerus oleh tuntutan materi dunia.

Hal ini tentu saja berkaitan dengan media yang semakin liberal, sementara tidak ada keseriusan dari negara untuk menutup konten-konten pornografi demi melindungi generasi. Gagalnya sistem pendidikan juga tampak dalam kasus ini. Tidak ada upaya yang jelas dari pemerintah untuk mengatasi problematika yang akhir-akhir ini terjadi pada anak-anak negeri ini.

Maraknya kasus pemerkosaan dan kasus pembunuhan yang melibatkan anak-anak sebagai pelakunya seharusnya mampu mengetuk kesadaran pihak pemerintah, bahwa ini problem yang sangat serius yang segera harus dicari solusi penanganan yang tepat. 

Bukan malah memberi ruang atau memfasilitasi kemudahan untuk anak-anak pelajar bebas bermain seks dengan menerapkan aturan pemberian alat kontrasepsi bagi anak-anak pelajar sekolah. Sungguh ini sebuah aturan yang secara tidak langsung menggiring anak-anak pelajar gemar dengan aktivitas yang sudah jelas terlarang di dalam Islam.

Harus segera ditangani dan diselasaikan agar tidak berkelanjutan dengan kasus-kasus yang lainnya. Pemerintah harus benar-benar serius memberikan pembinaan terhadap generasi penerus bangsa dengan mekanisme yang tepat. Pendidikan agama yang lebih maksimal harus lebih ditekankan bagi para pelajar guna membangun kepribadian agama yang lebih kokoh. Semua ini hanya dapat di temukan solusinya di dalam Islam.

Sungguh dalam Islam mendidik anak-anak dengan cara Islam sangat dianjurkan. Karna Islam menjadi solusi yang paling tepat diantara problematika hidup. Di mana keluarga juga berperan penting dalam perkembangan seorang anak. Dimana seorang ibu dan ayah harus mampu menjadi contoh teladan yang terbaik bagi anaknya dengan menanamkan nilai-nilai agama yang kuat mulai dari usia dini. Agar kiranya terbangun aqidah yang kuat yang dapat membentengi diri dari perilaku kejahatan.

Karna terbukti hanya dengan sistem Islam segala perkara hidup akan terselesaikan. Segala bentuk kejahatan di beri sanksi dengan tegas tanpa pandang bulu. Karna Islam memiliki sebuah peradilan yang adil sekalipun itu anak-anak yang menjadi pelaku kejahatan. Islam menerapkan hukum sesuai dengan yang termuat dalam kitabullah dan sunatullah.

Karna Islam mewajibkan negara mencegah terjadinya kerusakan generasi penerus melalui penerapan berbagai aspek kehidupan sesuai aturan Islam diantaranya pendidikan Islam, media yang Islami, hingga sistem sanksi yang menjerahkan. Negara memiliki peran besar dalam hal ini sebagai salah satu pilar tegaknya aturan Allah.

Konsep-konsep peradilan yang benar akan dapat diterapkan jika semua sesuai dengan hukum syariat Islam yang kaffah. Dan semua itu hanya akan terwujud dalam naungan Daulah khilafah.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Susila Ningsih
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update