Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Wahai Orang yang Berselimut, Bangunlah Lalu Berilah Peringatan

Selasa, 03 September 2024 | 20:14 WIB Last Updated 2024-09-03T13:14:44Z

TintaSiyasi.id -- Sobat. Judul artikel ini merupakan bagian dari Surah Al-Muddassir dalam Al-Qur'an. Berikut adalah ayat lengkapnya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ قُمۡ فَأَنذِرۡ  

"Wahai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah, lalu berilah peringatan!" (QS. Al-Muddassir: 1-2)

Ayat ini merupakan perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk memulai tugas kenabian dengan memberikan peringatan kepada umat manusia. Ini adalah salah satu momen penting dalam perjalanan kenabian Rasulullah, menandai awal dari misi dakwahnya.

Sobat. Dalam ayat 1-2 disebutkan bahwa Nabi Muhammad sedang berselubung dengan selimut karena diliputi perasaan takut melihat rupa Malaikat Jibril, lalu turunlah wahyu yang memerintahkan agar segera bangun dan memperingatkan umat yang masih sesat itu supaya mereka mengenal jalan yang benar.

Perkataan "qum" (bangunlah) menunjukkan bahwa seorang rasul harus rajin, ulet, dan tidak mengenal putus asa karena ejekan orang yang tidak senang menerima seruannya. Rasul tidak boleh malas dan berpangku tangan. Semenjak ayat ini turun, Nabi Muhammad tidak pernah berhenti melaksanakan tugas dakwah. Sepanjang hidupnya diisi dengan berbagai macam kegiatan yang berguna bagi kepentingan umat dan penyiaran agama Islam.

Peringatan-peringatan yang beliau sampaikan kepada penduduk Mekah yang masih musyrik pada waktu itu, berupa kedahsyatan siksaan Allah di hari Kiamat kelak. Untuk menyelamatkan diri dari azab tersebut, manusia hendaknya mengenal Allah dan patuh mengikuti perintah Rasul saw.

Jalan Dakwah Rasulullah Muhammad SAW layak kita teladani bagi umatnya.

Benar sekali, jalan dakwah Rasulullah Muhammad SAW adalah contoh terbaik bagi umatnya. Dakwah Rasulullah penuh dengan kesabaran, kebijaksanaan, dan kasih sayang, meskipun beliau menghadapi berbagai tantangan dan penolakan.
Berikut adalah beberapa prinsip dakwah Rasulullah yang layak kita teladani:

1. Kesabaran dan Keteguhan:
Rasulullah menghadapi banyak rintangan, termasuk penghinaan, penganiayaan, dan boikot. Namun, beliau tetap sabar dan teguh dalam menyampaikan risalah Islam. Kesabaran beliau menunjukkan pentingnya istiqamah (konsistensi) dalam menyampaikan kebenaran.

2. Kebijaksanaan dalam Berdakwah:
Rasulullah menggunakan pendekatan yang penuh hikmah dan disesuaikan dengan kondisi serta latar belakang orang yang diajak berdialog. Beliau tidak memaksa, tetapi menyampaikan dengan cara yang mudah dipahami dan diterima.

3. Kasih Sayang dan Kepedulian:
Kasih sayang Rasulullah kepada umatnya sangatlah besar. Beliau tidak hanya menyampaikan ajaran agama, tetapi juga memperhatikan kondisi sosial dan kesejahteraan umat. Kebaikan hatinya membuat banyak orang tersentuh dan menerima Islam.

4. Menjaga Akhlak yang Mulia:
Rasulullah selalu menunjukkan akhlak yang mulia dalam setiap interaksi, baik dengan teman, keluarga, maupun musuh. Akhlak yang mulia adalah bagian penting dari dakwah karena akhlak yang baik bisa menjadi teladan dan mengundang orang lain untuk mengenal Islam lebih dekat.

5. Keterbukaan terhadap Dialog:
Rasulullah selalu siap untuk berdialog dengan siapa pun, termasuk mereka yang berbeda keyakinan. Beliau memberikan contoh pentingnya dialog yang sehat dan saling menghormati dalam berdakwah.

Dengan meneladani cara dakwah Rasulullah, umat Islam dapat menjalankan tugas dakwah dengan cara yang efektif, penuh hikmah, dan sesuai dengan tuntunan agama.

Kunci Sukses Nabi Mengubah Masyarakat Arab Jahiliah menjadi Masyarakat Madani dan berlandaskan Islam.

Nabi Muhammad SAW berhasil mengubah masyarakat Arab Jahiliah menjadi masyarakat Madani yang berlandaskan Islam melalui berbagai kunci sukses yang dapat kita pelajari dan teladani. 

Berikut beberapa di antaranya:

1. Tauhid sebagai Dasar Utama
Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya keesaan Allah (tauhid) sebagai dasar kehidupan. Beliau mengajarkan bahwa semua manusia adalah hamba Allah yang setara, tanpa membedakan suku, bangsa, atau status sosial. Ini menciptakan kesadaran akan persatuan dan keadilan di kalangan masyarakat Arab yang sebelumnya terpecah belah oleh kesukuan dan kepercayaan pada berhala.

2. Pendidikan dan Pembinaan
Nabi Muhammad SAW memulai perubahan dengan mendidik para sahabat dan pengikutnya secara intensif. Beliau membina mereka dengan akhlak yang mulia, pengetahuan agama yang mendalam, dan pemahaman tentang pentingnya hidup sesuai dengan ajaran Islam. Proses pendidikan ini menciptakan generasi yang memiliki keyakinan kuat dan siap untuk menyebarkan Islam lebih luas.

3. Keteladanan yang Mulia
Nabi Muhammad SAW adalah teladan yang sempurna dalam semua aspek kehidupan. Akhlak beliau yang mulia, seperti kejujuran, kesabaran, keberanian, dan kasih sayang, menjadi contoh yang diikuti oleh para sahabat dan umat Islam. Keteladanan ini memberikan dampak besar dalam mengubah perilaku dan budaya masyarakat Arab.

4. Perlahan tetapi Pasti (Tahap-Tahap Dakwah)
Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara bertahap, dimulai dengan dakwah secara sembunyi-sembunyi di kalangan keluarga dan sahabat dekat, lalu secara terang-terangan kepada masyarakat Mekah, dan akhirnya kepada seluruh Jazirah Arab. Pendekatan ini memungkinkan perubahan terjadi secara alami dan berkelanjutan, tanpa menimbulkan gejolak yang besar.

5. Penerapan Hukum dan Keadilan
Setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW membangun masyarakat yang diatur oleh hukum-hukum Islam yang adil. Melalui Piagam Madinah, beliau menciptakan konstitusi yang menghormati hak-hak setiap individu, baik Muslim maupun non-Muslim, dan menegakkan keadilan tanpa pandang bulu. Hal ini menciptakan ketertiban dan keamanan yang diinginkan oleh seluruh masyarakat.

6. Kepemimpinan yang Bijaksana
Nabi Muhammad SAW adalah seorang pemimpin yang bijaksana, yang selalu mempertimbangkan maslahat (kebaikan) bagi umatnya. Beliau mendengarkan pendapat sahabat-sahabatnya, berunding sebelum mengambil keputusan penting, dan selalu mengutamakan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi. Kepemimpinan yang adil dan penuh hikmah ini mendapatkan kepercayaan dan loyalitas dari masyarakat.

7. Membangun Ukhuwah Islamiyah
Nabi Muhammad SAW membangun persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyah) yang kuat antara kaum Muhajirin (penduduk Mekah yang berhijrah) dan kaum Anshar (penduduk Madinah). Persaudaraan ini tidak hanya menciptakan ikatan sosial yang erat tetapi juga menghapus kesenjangan sosial dan ekonomi, sehingga masyarakat Madinah menjadi masyarakat yang harmonis dan saling tolong-menolong.

8. Menyebarkan Islam dengan Damai
Nabi Muhammad SAW lebih memilih jalur damai dalam menyebarkan Islam, meskipun kadang harus berperang untuk membela diri dan mempertahankan Islam. Perang yang beliau lakukan selalu dilandasi oleh tujuan yang jelas dan aturan yang ketat, sehingga tidak menimbulkan kekacauan atau kerusakan yang tidak perlu.

9. Keterbukaan Terhadap Perbedaan
Nabi Muhammad SAW menunjukkan sikap terbuka terhadap perbedaan pendapat dan keyakinan. Beliau menghormati perbedaan yang ada di antara berbagai kelompok dalam masyarakat, baik dalam hal kepercayaan, adat, maupun budaya, selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Sikap inklusif ini membuat Islam mudah diterima oleh berbagai kalangan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Nabi Muhammad SAW berhasil mengubah masyarakat Arab Jahiliah yang penuh dengan kebodohan, ketidakadilan, dan kekerasan menjadi masyarakat Madani yang berlandaskan keadilan, persaudaraan, dan ketakwaan kepada Allah. Proses perubahan ini menjadi teladan bagi umat Islam dalam upaya membangun masyarakat yang lebih baik di masa kini. []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update