Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sunah dan Adab dalam Menuntut Ilmu

Sabtu, 14 September 2024 | 16:34 WIB Last Updated 2024-09-14T09:35:44Z

TintaSiyasi.id -- Dalam tradisi Islam, menuntut ilmu memiliki kedudukan yang sangat mulia, bahkan diwajibkan bagi setiap Muslim. Namun, dalam proses menuntut ilmu, ada sunah dan adab yang perlu diperhatikan agar ilmu yang didapatkan diberkahi dan bermanfaat. Berikut adalah beberapa sunah dan adab dalam menuntut ilmu:

1. Niat yang Ikhlas
• Sunah: Berniat untuk mencari ridha Allah, bukan untuk mendapatkan pujian, ketenaran, atau keuntungan duniawi.
• Adab: Setiap langkah dalam menuntut ilmu harus diawali dengan niat yang benar dan tulus, sesuai dengan hadis Nabi Muhammad ﷺ: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Menghormati Guru
• Sunah: Menghormati dan memuliakan guru sebagai orang yang menyampaikan ilmu.
• Adab: Tidak mendebat guru dengan cara yang kasar, berbicara dengan sopan, dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Para ulama dahulu sangat menghormati gurunya, bahkan dalam hal-hal sederhana seperti duduk atau berbicara.

3. Memuliakan Ilmu
• Sunah: Menganggap ilmu sebagai sesuatu yang mulia karena ilmu adalah jalan menuju kebaikan.
• Adab: Menjaga buku dan alat-alat yang digunakan dalam belajar dengan baik. Tidak boleh menaruh buku di tempat yang kotor atau merendahkannya.

4. Kesabaran dalam Belajar
• Sunah: Sabar dalam menghadapi kesulitan dalam belajar, baik dalam menghafal, memahami, atau mencari ilmu.
• Adab: Tidak mudah putus asa ketika menghadapi masalah. Allah mengajarkan bahwa kesabaran adalah kunci keberhasilan, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153).

5. Mengamalkan Ilmu
• Sunah: Ilmu harus diamalkan, bukan sekedar untuk dipelajari.
• Adab: Mengamalkan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari).

6. Tidak Sombong dengan Ilmu
• Sunah: Semakin banyak ilmu, semakin rendah hati dan tidak sombong.
• Adab: Menghindari perasaan bangga atau sombong atas ilmu yang dimiliki. Seorang penuntut ilmu harus selalu merasa bahwa masih banyak yang belum ia ketahui.

7. Mencari Ilmu dari Sumber yang Benar
• Sunah: Belajar dari guru atau sumber yang memiliki kredibilitas dalam bidang ilmunya.
• Adab: Tidak sembarangan mengambil ilmu dari sembarang sumber, terutama dalam era informasi seperti sekarang. Kita harus selektif dan kritis dalam memilih guru atau buku yang akan dijadikan pedoman.

8. Memilih Waktu yang Tepat
• Sunah: Memilih waktu yang tepat untuk belajar, misalnya setelah subuh atau waktu-waktu yang tenang.
• Adab: Menghindari belajar pada waktu yang mengantuk atau tidak fokus. Beberapa waktu yang dianjurkan untuk belajar adalah pagi hari karena otak masih segar.

9. Tawadhu' (Rendah Hati)
• Sunah: Rendah hati kepada sesama pelajar dan tidak meremehkan siapa pun.
• Adab: Bersikap terbuka terhadap koreksi dan masukan dari orang lain, baik yang lebih muda atau yang lebih senior dalam ilmu.

10. Mendoakan Guru dan Sesama Pelajar
• Sunah: Mendoakan kebaikan bagi guru dan sesama pelajar.
• Adab: Selalu menyebutkan kebaikan guru dan sesama penuntut ilmu. Rasulullah ﷺ mengajarkan pentingnya doa dan saling mendoakan kebaikan.

11. Mencatat Ilmu
• Sunah: Mencatat ilmu yang diperoleh agar tidak mudah lupa.
• Adab: Menulis dengan rapi dan teratur, serta menyusun catatan ilmu agar mudah dipelajari kembali.

12. Menjaga Kebersihan dan Kesucian
• Sunah: Menjaga kebersihan diri dan lingkungan saat belajar, karena ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang kotor.
• Adab: Berwudhu sebelum memulai belajar adalah salah satu adab penting dalam tradisi Islam.

13. Bersikap Sederhana dan Menghindari Perdebatan yang Tidak Perlu
• Sunah: Menghindari perdebatan yang tidak bermanfaat dan hanya memperpanjang masalah tanpa memberikan solusi.
• Adab: Fokus pada pencarian kebenaran dan bukannya kemenangan dalam argumen.

Dengan memperhatikan sunah dan adab ini, ilmu yang didapat akan menjadi lebih bermanfaat dan membawa berkah dalam kehidupan. Ilmu yang diberkahi bukan hanya memberi manfaat di dunia, tetapi juga di akhirat.

Segala amal perbuatan memerlukan empat hal untuk dapat membersihkannya. 

Berikut adalah empat hal yang diperlukan untuk membersihkan amal perbuatan agar diterima oleh Allah, berdasarkan panduan agama Islam:

1. Ilmu Sebelum Beramal
• Penjelasan: Sebelum melakukan suatu amal atau perbuatan, seseorang harus memiliki ilmu tentang amal tersebut. Ini berarti bahwa setiap amal harus dilandasi oleh pemahaman yang benar tentang apa yang diperintahkan dan bagaimana cara melaksanakannya sesuai tuntunan syariat. Ilmu adalah dasar dari setiap amal. Tanpa ilmu, amal berpotensi salah atau bahkan tertolak.

• Dalil: Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu" (QS. Muhammad: 19). Ini menunjukkan bahwa ilmu harus mendahului perbuatan.

2. Niat yang Ikhlas pada Saat Memulai Amal
• Penjelasan: Setiap amal harus dimulai dengan niat yang ikhlas, yaitu niat karena Allah semata. Niat yang ikhlas membersihkan amal dari tujuan-tujuan duniawi seperti pujian, keuntungan materi, atau kepentingan diri. Amal yang dilakukan dengan niat yang salah akan menjadi sia-sia di sisi Allah.
• Dalil: Hadis Nabi ﷺ, "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya" (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Kesabaran dalam Melaksanakan Amal
• Penjelasan: Ketika seseorang mulai beramal, diperlukan kesabaran dalam menjalankan dan menyelesaikan amal tersebut. Kesabaran diperlukan untuk menghadapi kesulitan, cobaan, dan godaan yang mungkin muncul selama melakukan amal. Tanpa kesabaran, seseorang bisa meninggalkan amal sebelum selesai, atau melakukan amal dengan cara yang tidak benar.

• Dalil: Allah berfirman, "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya" (QS. Al-Kahfi: 28).

4. Ikhlas Hingga Akhir Amal
• Penjelasan: Selain ikhlas di awal, penting juga menjaga keikhlasan hingga akhir amal. Kadang, seseorang memulai amal dengan niat yang baik, namun di tengah jalan muncul godaan untuk mencari pujian atau pengakuan dari orang lain. Ikhlas hingga akhir adalah memastikan bahwa seluruh proses amal tetap murni karena Allah semata, tanpa terpengaruh oleh tujuan duniawi.

• Dalil: Allah berfirman, "Siapa yang mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan dalam beribadah kepada Tuhannya dengan sesuatu apa pun" (QS. Al-Kahfi: 110).

Keempat hal ini (ilmu, niat ikhlas, kesabaran, dan keikhlasan hingga akhir) memastikan bahwa amal yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat, bernilai ibadah, dan diterima oleh Allah.

Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
enulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update