Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sampai Kapan Dunia Abai pada Gaza?

Kamis, 05 September 2024 | 06:18 WIB Last Updated 2024-09-04T23:18:20Z

TintaSiyasi.id -- Gaza, hingga saat ini masih terus berjuang melawan pasukan Israel. Wilayah Gaza pun semakin sempit dan ruang gerak Masyarakat di sana sangat terbatas. Baru-baru ini, pertahanan sipil Palestina di Gaza menyampaikan bahwa pasukan Israel mengubah "zona kemanusiaan aman" di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu, menyisakan hanya 9,5 persen wilayah yang disebut "zona aman" bagi warga sipil yang mengungsi. 

Menurut pernyataan yang dirilis otoritas tersebut, pada awal invasi darat Israel ke Gaza awal November 2023, zona tersebut meliputi 230 kilometer persegi atau 63 persen dari total wilayah Gaza, termasuk lahan pertanian dan fasilitas komersial, ekonomi, dan layanan yang tersebar di wilayah seluas 120 kilometer persegi. Namun, serangan militer Israel terus berlanjut hingga akhirnya, pada Agustus 2024, tentara Israel mengurangi "zona kemanusiaan yang aman" ini menjadi hanya 35 kilometer persegi atau 9,5 persen dari total wilayah Gaza yang mencakup area pertanian, layanan dan komersial, yang kemudian mempersempit ruang tempat warga sipil berlindung. (Antaranews.com, 25/8/2024)

Sungguh menyedihkan apa yang terjadi pada saudara-saudara kita di Gaza Palestina. Jumlah korban jiwa dan luka-luka yang didata hanya sebatas angka. Namun, tidak ada tindakan nyata dari dunia yang bisa menyelamatkan dan mengakhiri penderitaan mereka. Sungguh bukti nyata semua yang terjadi pada Palestina adalah buah dari penerapan ideologi kapitalisme yang menguasai dunia. Penerapan ideologi kapitalisme telah membunuh jutaan jiwa diseluruh dunia dengan berbagai cara. Bukan hanya di Palestina tetapi di wilayah negeri-negeri kaum Muslim lainnya. Ini menjadi bukti sistem dunia hari ini adalah sistem yang jahat dan tamak.  

Bahkan lebih menyakitkan lagi, tindakan para pemimpin muslim yang tidak perduli seolah menutup mata dan telinga terhadap apa yang terjadi dihadapan mereka, bahkan menjadi antek-antek musuh Islam. Pemimpin negeri-negeri kaum muslim tidak berdaya melawan kejahatan kaum kafir. Hal ini mencerminkan kepada kita rusaknya kepemimpinan dunia Islam yang juga berada dalam dekapan kapitalisme sekularisme.

Genosida yang terjadi di Gaza bukan semata-mata perang memperebutkan wilayah, tetapi perang ideologi. Perang antara ideologi Islam dengan Ideologi kapitalisme yang saat ini menguasai dunia. Sayangnya, ideologi Islam baru diemban oleh individu-individu dan belum diemban oleh negara mana pun. Karena itu, yang melakukan perlawanan hanyalah muslim Palestina dan individu yang berideologi Islam. Maka wajar, jika jumlah negeri Islam dan umat islam jumlah nya banyak namun tidak punya kekuatan untuk melawan kekuatan ideologi kapitalisme.

Perang ini adalah perang melawan negara, sehingga membutuhkan tegaknya negara berideologi islam yaitu khilafah yang akan mendorong adanya jihad. Maka, selama khilafah belum terwujud tidak akan ada satu negara pun yang mampu melawan Israel dan sekutunya. Tegaknya khilafah membutuhkan kesadaran pemikiran yang sama di tengah umat. Yakni kesadaran bahwa keberadaan khilafah adalah sesuatu yang urgen. Sebab, hanya khilafah yang mampu menyatukan sekat-sekat dan umat Islam yang terpecah belah.

Untuk itu, keberadaan kelompok dakwah ideologis sangat dibutuhkan. Sebab, hanya kelompok dakwah yang ideologis yang mampu mewujudkan tegaknya ideologi Islam untuk melawan hegemoni ideologi kapitalisme di negeri-negeri kaum Muslim.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Pipit Ayu
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update