TintaSiyasi.id -- Kali ini pembahasannya sudah tak lagi mengenai berbagai persoalan yang menjalar di negeri kita ini. Karena hakekatnya, berbagai persoalan saat ini tak lain dan tak bukan adalah anak yang lahir dari sistem yang diadopsi negeri. Rakyat yang sejatinya tuan rumah alias pemilik negeri ini sendiri pun malah sudah pasti menjadi korban.
Dilansir dari Tempo.com (22/08/2024), ribuan orang dikabarkan menggelar aksi unjuk rasa di depan kompleks DPR, Jakarta, pada Kamis, 22 Agustus 2024. Mereka datang untuk menuntut DPR agar tidak mengangkangi putusan MK soal ambang batas syarat pencalonan kepala daerah dan batas kandidat peserta Pilkada 2024. Mereka berasal dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, organisasi masyarakat sipil dan buruh, artis ibu kota, hingga komika sekalipun.
Menurut kabar dari voaindonesia.com (22/08/2024), ribuan massa berdemonstrasi di depan kompleks Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Perwakilan Rakyat (DPR/MPR), di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (22/08), dengan tujuan menolak revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Dikarenakan akan menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pilkada.
Dari fakta dan data tersebut, semua lapisan masnyarakat sudah sadar, bahwa negeri kita sedang tidak baik-baik saja. Bahkan mereka bergerak bersama untuk melawan kesewenang-wenangan dan keteledoran nopemerintah dalam menjalankan amanahnya atas negeri ini. Namun, bangkitnya masyarakat ini belum berlandaskan pada pemahaman yang benar atas akar masalah dan juga solusinya. Mereka masih bersandar kepada pemahaman bahwa sistem Demokrasi yang dianut negara saat ini ialah solusi dari semua masalah. Padahal justru sistem Demokrasi sendirilah biang serta penyebab dari berbagai masalah tersebut. Siapapun pemimpin serta antek-anteknya, kalau sistemnya Demokrasi, maka tetap akan hancur.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran di setiap kalangan terkait visi perubahan serta solusi yang benar, yaitu sistem Islam. Alias penerapan syariat Islam secara menyeluruh dalam segala aspek bernegara dan kehidupan. Lalu, bagaimana cara agar hal demikian dapat terealisasi di tengah-tengah masyarakat sehingga menjadi opini umum masyarakat, dan pada akhirnya akan bisa menerapkan solusi dari segala hal yaitu sistem Islam itu sendiri?
Jawabannya tiada lain adalah dibutuhkannya kehadiran kelompok dakwah ideologis yang mampu membina masyarakat menuju pemahaman yang benar itu. Kelompok yang tak henti-hentinya berjuang untuk menegakkan syariat Allah di muka bumi ini, agar kehidupan masyarakat menjadi sejahtera dunia dan juga akhirat.
Ialah kelompok yang berdiri sebagai sebuah partai politik yang berideologi Islam. Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Individu atau komunitas non-partai tak akan bisa mewujudkan hal-hal besar tadi. Melainkan hanya partai masyarakatlah yang mampu mewujudkannya, karena skalanya besar. Dengan adanya partai politik ini, pemahaman akan visi perubahan yang benar dapat terealisasi di kalangan masyarakat, serta menyadarkan masyarakat tentang solusi hakiki dari berbagai permasalahan selama ini.
Eksistensi kelompok seperti ini sangat diperlukan dan sejatinya dinanti-nanti oleh masyarakat itu sendiri. Jadi, apakah itu kamu? Aku? Ataukah mereka? Hanya dirimulah yang bisa menentukan itu! []
Nabila Azzahra Putri Andifa
Aktivis Muslimah