Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Peran Mulia Seorang Ibu yang Dirusak Sistem Sekuler

Jumat, 13 September 2024 | 12:16 WIB Last Updated 2024-09-13T05:16:10Z
Tintasiyasi.id.com -- Zaman ini ternyata memang makin edan, kasus dan permasalahan kehidupan di negeri ini kian hari kian marak, bukannya berkurang malah semakin bertambah miris dan memilukan. 

Sebagaimana nasib pilu dialami seorang remaja perempuan di kecamatan Kalianget, kabupaten Sumenep yang dicabuli kepala sekolah, mirisnya pencabulan ini diketahui oleh ibu kandungnya (Kumparannews, 1/9/2024).

Ibu yang seharusnya menjadi pendidik utama dan pertama amat sangat disayangkan jika sampai melakukan kekejian luar biasa pada anak kandungnya sendiri, kenyataan pahit ini menunjukan matinya naluri seorang ibu. 

Sebab naluri ibu sejatinya, menyayangi, merawat, dan melindungi anak-anaknya. Matinya naluri keibuan  di negeri ini adalah salah satu bukti kekurangan dan kerusakan sistem sekuler, yang memisahkan aturan agama dari kehidupan. Di mana agama tidak bisa ikut campur dalam urusan ekonomi, pendidikan, politik dan sebagainya. Aturan agama hanya mengatur urusan ibadah ritual semata.

Sehingga akhirnya kebanyakan ibu hari ini, berfikir bahwa mendidik dan mengasuh anak bukan tanggung jawab seorang ibu. Kebanyakkan ibu hari ini berlomba bekerja di rana publik dengan alasan masalah ekonomi, berlomba mengejar karier dan jabatan hingga terkadang anak diterlantarkan bahkan dijadikan alat untuk mendapatkan uang. 

Seorang ibu sudah dibuat lupa dengan tanggung jawab utamanya untuk mengurus rumah tangga, suami dan anak-anaknya. Seorang ibu yang seyogyanya tulang rusuk dipaksa untuk menjadi tulang punggung, karena dalam pandangan sistem sekuler-kapitalis seorang ibu akan dinilai mulia apabila bisa berperan dalam menunjang kebutuhan ekonomi keluarga.  

Sistem sekuler–kapitalis adalah sistem buatan manusia, yang sejatinya tidak memberi solusi melainkan menambah masalah persoalan pada kehidupan manusia. Selain sistem ini telah merusak fitrah seorang ibu, sistem ini juga tidak mampu memenuhi kebutuhan asasi masyarakat terhadap jaminan keamanan yang wajib dipenuhi oleh negara. Terlebih lagi sistem ini tidak mampu membawa kesejahteraan bagi kehidupan masyarakat, khususnya perempuan (ibu).

Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk bertahan dalam sistem sekuler-kapitalis yang rusak dan merusak kehidupan. Sudah saatnya mengambil sistem dari sang pencipta manusia yaitu sistem Islam. Sistem Islam memiliki aturan yang sempurna dan paripurna, dalam Islam seorang ibu wajib mendidik anaknya dengan menanamkan akidah Islam yang kuat dan membiasakan mereka taat kepada Allah  dan Rasulnya. Oleh karena itu, para ibu dan calon ibu wajib membekali diri mereka dengan pemahaman Islam yang benar.

Dengan peran yang strategis tersebut, merupakan cara Islam memberikan perhatian besar bagi keberlangsungan generasi, termasuk membangun support sistem bagi para ibu untuk mengoptimalkan perannya, baik di ranah domestik atau publik dan support sistemnya adalah negara sebagai penjaga dan pelindung rakyat. Negara harus memiliki usaha dan kekuatan untuk melakukan aktivasi sistem agar benar-benar terbentuk ketakwaan individu.

Upaya negara berupa; Pertama, Negara tidak boleh membebani para ibu dengan persoalan ekonomi, dengan menjamin  pemenuhan kebutuhan primer dengan memudahkan para ayah dalam mencari nafkah seperti membuka lapangan kerja atau memberikan bantuan usaha. Perekrutan pekerja laki-laki diprioritaskan.

Kedua, pendidikan diterapkan dengan berbasis akidah Islam yang akan membentuk generasi berkepribadian Islam. Kemudian negara juga wajib menyediakan dan membentuk tenaga guru profesional yang saleh/shalihah.

Ketiga, negara menerapkan sistem pergaulan yang akan mengontrol masyarakat agar tidak bebas bergaul. Misalnya larangan pacaran (berduaan dengan yang bukan mahram), campur baur, berzina. Laki-laki dan perempuan diperbolehkan berinteraksi hanya dalam perkara-perkara yang disyariatkan saja. Seperti silaturahmi kepada kerabat, kesehatan, jual beli, pendidikan.

Keempat, negara mendidik dan memberikan pembinaan khusus kepada masyarakat agar senantiasa berbuat sesuai syariat Islam  dan senantiasa mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemaksiatan.

Kelima, negara mencegah dan menyaring berbagai informasi yang dapat mengancam dan membahayakan kualitas generasi. seperti konten porno, tayangan yang mengumbar aurat, dan lainnya.

Negara juga wajib menegakkan sanksi sebagai bentuk perlindungan dan jaminan negara terhadap keselamatan warganya. Dengan menindak setiap pelanggar syariat dan sanksi yang memberi efek jera bagi pelaku serta tanpa pandang bulu.
 
Penerapan sistem Islam secara menyeluruh dalam kehidupan akan mengantarkan pada terbentuknya lingkungan masyarakat yang terkontrol keimanannya, sehat fisik dan mentalnya. Sehingga akan mengantarkan pada masyarakat yang penuh dengan keselamatan dan keberkahan.

Sebagaimana yang dijanjikan Allah Swt. Dalam QS. Al-A’raf ayat 96 yang artinya: 

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
Wallahu’alam Bishshawwab.[]

Oleh: Aqila Deviana, A.Md.Keb
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update