Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pemerhati Keluarga: Ada Dua Penyebab Mendorong Seseorang Berlaku Hasad

Senin, 16 September 2024 | 18:10 WIB Last Updated 2024-09-17T03:20:42Z
TintaSiyasi.id -- Pemerhati Keluarga dan Generasi Ustazah Dedeh Wahidah Ahmad menyebutkan dua penyebab hasad.

"Ada dua penyebab yang mendorong seseorang berlaku hasad terhadap orang lain," tuturnya dalam Family Zone bertema Mengatasi Sifat Hasad di kanal YouTube Muslimah Media Hub (MMH), Senin (2/9/2024).

Pertama, seseorang salah dalam memahami apa yang terjadi dalam kehidupannya. Dia beranggapan bahwa ketika seseorang mendapatkan kenikmatan, maka hal itu akan mengurangi kenikmatan yang semestinya dia peroleh. Maka, wajar jika muncul sifat hasad.

"Kedua, menganggap Allah SWT tidak adil terhadap dirinya. Ia menilai bahwa Allah SWT hanya memberikan kenikmatan kepada segelintir orang, sementara dirinya menjadi orang yang paling menderita. Sehingga ia berburuk sangka kepada Allah SWT," ujarnya.

Dia mengatakan, sebagai seorang Muslim, semestinya ketika saudara Muslim lainnya mendapatkan kebaikan, mestinya merasa bahagia dan bersyukur. Begitupun sebaliknya, ketika saudara Muslim lainnya mendapatkan keburukan, ditimpa kemalangan maupun kesedihan, semestinya menghadapinya dengan kesedihan karena sesama Muslim itu seperti satu tubuh. Ketika bagian tubuh yang satu sakit, maka tubuh yang lain pun merasa sakit.

"Namun, kalau kita lihat dalam kehidupan sekarang, tidak sedikit orang yang kehilangan jati dirinya sebagai seorang Muslim yang mestinya seperti satu tubuh. Merasa bahagia ketika orang lain bahagia, dan merasa sedih ketika saudara kita bersedih atau mendapatkan penderitaan," sesalnya.

Ia mengatakan, perasaan satu tubuh tersebut sudah melemah, tidak terjadi lagi pada seorang Muslim. Bahkan, di antara anggota keluarga yang paling dekat, seperti adik dengan kakak, suami dan istri, sesama teman. Bahkan jika ditarik ke ranah yang lebih luas lagi adalah partai politik dan ormas saling bertengkar. Tentunya, ketika pertengkaran dan perselisihan yang dikedepankan, maka yang terlihat adalah keburukan dan akan menghilangkan kebaikan sebanyak apa pun.

"Kemudian yang paling parah, rasa benci atau sakit hati itu berakhir dengan punya harapan supaya kebahagiaan atau kenikmatan yang sedang dirasakan oleh saudaranya itu hilang, sehingga dia melakukan apa pun," ujarnya.

Dalam terminologi Islam, katanya, yang seperti demikian adalah sifat hasad, yakni penyakit hati yang akan menimpa siapa pun. Setiap manusia ada peluang untuk dihinggapi penyakit hasad.

"Salah satu ulama yang mendefinisikan hasad adalah Imam Nawawi dalam kitabnya Riyadus Shalihin, beliau mengatakan bahwa hasad adalah menginginkan hilangnya kenikmatan maupun kebaikan dari orang yang sudah memperolehnya, dan tidak menginginkan orang lain tetap berada dalam kenikmatan dan kebaikan," tuntasnya [] Nurmilati

Opini

×
Berita Terbaru Update