Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menjaga Ketaatan

Rabu, 18 September 2024 | 14:44 WIB Last Updated 2024-09-18T07:44:29Z


TintaSiyasi.id—Menjaga ketaatan adalah bagian penting dari kehidupan seorang Muslim, karena ketaatan mencerminkan kepatuhan dan kesetiaan kepada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Berikut adalah beberapa poin penting dalam memahami konsep Menjaga Ketaatan:

1. Ketaatan kepada Allah dan Rasul
• Ketaatan kepada Allah: Melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran dan Sunnah.
• Ketaatan kepada Rasul: Mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, yang merupakan teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan. “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya...” (QS. An-Nisa: 59)

2. Makna Ketaatan dalam Islam
• Ibadah: Ketaatan terwujud dalam ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Ketaatan ini memperlihatkan hubungan yang erat antara hamba dan Tuhannya.
• Tunduk kepada Hukum Syariat: Seorang Muslim menunjukkan ketaatan dengan berpegang pada syariat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam muamalah, pergaulan, dan transaksi bisnis.

3. Pentingnya Menjaga Ketaatan
• Mendapatkan Ridha Allah: Menjaga ketaatan adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, mendapatkan rahmat-Nya, dan dijauhkan dari murka-Nya.
• Ketenangan Jiwa: Orang yang taat akan merasa tenang, karena hidupnya berjalan sesuai dengan tuntunan agama, sehingga terhindar dari konflik batin dan dosa.

• Kebaikan di Dunia dan Akhirat: Ketaatan kepada Allah membawa kebaikan tidak hanya di akhirat tetapi juga di dunia, karena ajaran Islam mendorong kehidupan yang penuh dengan keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan.

4. Ketaatan dalam Ujian dan Kesulitan
• Sabar dan Tawakal: Ketaatan sering diuji dalam kondisi sulit. Kunci keberhasilan dalam ujian adalah dengan tetap sabar dan tawakal kepada Allah, tanpa meninggalkan kewajiban ibadah.

• Istiqomah: Menjaga konsistensi dalam ketaatan, meskipun dalam keadaan yang menantang, merupakan bentuk keimanan yang tinggi.

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah,’ kemudian mereka tetap istiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita." (QS. Al-Ahqaf: 13)

5. Langkah untuk Menjaga Ketaatan
• Memperbanyak Ibadah: Menambah frekuensi ibadah sunnah, seperti shalat dhuha, tahajjud, dan membaca Al-Quran, dapat memperkuat ketaatan.
• Lingkungan yang Baik: Berada di lingkungan yang mendukung untuk menjaga ketaatan, seperti bergaul dengan orang-orang saleh dan mengikuti kajian Islam.

• Memperdalam Ilmu Agama: Memahami lebih dalam tentang ajaran Islam akan mempermudah untuk menjalankan perintah Allah dengan benar dan istiqomah.

Menjaga ketaatan bukanlah hal yang mudah, namun dengan niat yang kuat dan usaha yang berkesinambungan, seorang Muslim bisa menjadi lebih dekat dengan Allah dan mencapai kehidupan yang diberkahi di dunia dan akhirat.

Menjaga Kepala meliputi pendengaran, penglihatan dan pikiran dari bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Menjaga kepala meliputi menjaga pendengaran, penglihatan, dan pikiran dari hal-hal yang tidak baik atau yang membawa maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Islam mengajarkan pentingnya menjaga seluruh anggota tubuh dari tindakan yang bisa menjerumuskan seseorang ke dalam dosa dan kemaksiatan, termasuk dalam hal ini adalah bagaimana seseorang menjaga akhlak dan perilaku terkait dengan pendengaran, penglihatan, dan pikiran.

1. Menjaga Pendengaran
Pendengaran adalah salah satu nikmat besar yang diberikan Allah kepada manusia. Apa yang kita dengar sangat mempengaruhi pikiran dan perilaku kita. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk menghindari mendengar hal-hal yang haram atau sia-sia.

• Mendengar Hal yang Baik: Mendengar ayat-ayat Al-Quran, nasihat yang baik, ilmu agama, atau percakapan yang bermanfaat.

• Menghindari Gibah dan Fitnah: Jangan mendengar ghibah (gosip) atau ucapan fitnah, karena ini bisa menodai hati dan merusak hubungan antar manusia.
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 36)

2. Menjaga Penglihatan
Pandangan mata juga sangat berpengaruh dalam menjaga kebersihan hati dan pikiran. Apa yang dilihat seseorang bisa membawa pada ketaatan atau malah menjerumuskan ke dalam maksiat. Allah memerintahkan umat Islam untuk menjaga pandangan dari hal-hal yang dilarang.

• Menjaga Pandangan dari Hal yang Haram: Menghindari melihat hal-hal yang tidak senonoh atau yang bisa membangkitkan syahwat, seperti gambar-gambar yang tidak layak dilihat.

• Melihat yang Bermanfaat: Pandangan yang diarahkan pada hal-hal yang baik dan bermanfaat, seperti melihat keindahan ciptaan Allah untuk menguatkan iman.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya...’" (QS. An-Nur: 30)

3. Menjaga Pikiran
Pikiran adalah pusat dari semua tindakan manusia. Apa yang kita pikirkan akan mempengaruhi ucapan dan perbuatan kita. Islam menganjurkan agar kita selalu memikirkan hal-hal yang baik dan positif, serta menghindari pikiran yang kotor atau penuh dengan dosa.

• Memperbanyak Zikir: Mengingat Allah dan menjaga pikiran agar selalu berada dalam keimanan dengan memperbanyak dzikir dan doa.

• Menghindari Pikiran Negatif: Pikiran yang dipenuhi dengan hasad, iri, atau kebencian bisa merusak iman seseorang dan membawa kepada perbuatan maksiat.
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)

4. Pentingnya Menjaga Kepala dalam Islam

Menjaga kepala, baik itu pendengaran, penglihatan, dan pikiran, adalah bagian dari menjaga diri dari maksiat secara keseluruhan. Setiap anggota tubuh memiliki amanah yang harus dipertanggungjawabkan, dan dengan menjaga ketiganya, kita dapat menghindari dosa-dosa besar serta menjaga hati tetap bersih dari penyakit hati.

• Ketenangan Jiwa: Menjaga pendengaran, penglihatan, dan pikiran akan menjaga ketenangan batin karena hati tidak akan terkontaminasi oleh dosa dan maksiat.

• Mendekatkan Diri pada Allah: Dengan mengendalikan diri, seorang Muslim akan lebih mudah untuk fokus pada ibadah dan mendekatkan diri pada Allah.
Secara keseluruhan, menjaga kepala dari segala bentuk maksiat adalah bagian dari proses pengendalian diri yang diajarkan dalam Islam, demi mencapai kehidupan yang penuh keberkahan dan ridha Allah.

Menjaga Perut

Menjaga perut dalam ajaran Islam tidak hanya berkaitan dengan apa yang kita konsumsi secara fisik, tetapi juga bagaimana kita menjaga diri dari hal-hal yang haram dan tidak bermanfaat. Perut, sebagai pusat kebutuhan fisik manusia, harus dijaga dengan baik agar tetap selaras dengan prinsip-prinsip syariat. Berikut adalah beberapa aspek penting tentang menjaga perut dalam perspektif Islam:

1. Makan dari Sumber yang Halal
Islam sangat menekankan pentingnya makan dan minum dari sumber yang halal. Halal tidak hanya mencakup jenis makanan, tetapi juga sumber perolehan makanan tersebut. Jika seseorang memperoleh makanan dari cara yang haram, misalnya dengan riba, mencuri, atau penipuan, maka makanan tersebut menjadi haram untuk dikonsumsi.

• Mencari Rezeki yang Halal: Makanan yang halal membawa keberkahan, sedangkan makanan dari sumber haram merusak hati dan merintangi doa.
"Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 168)

2. Makan Secukupnya
Islam mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam makan dan minum, serta selalu menjaga keseimbangan. Makan berlebihan (israf) adalah tindakan yang tidak disukai oleh Allah dan dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik serta spiritual seseorang.

• Hindari Berlebihan: Makan secukupnya dan menghindari makan secara berlebihan menjaga tubuh tetap sehat dan pikiran tetap jernih.
"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS. Al-A'raf: 31)

3. Menghindari yang Haram dan Syubhat
Selain makanan yang jelas-jelas haram, seperti daging babi atau alkohol, ada pula makanan yang masih diragukan kehalalannya (syubhat). Rasulullah SAW menganjurkan untuk menjauhi hal-hal yang meragukan, demi menjaga kebersihan hati dan taqwa kepada Allah.

• Jauhi Syubhat: Lebih baik menghindari makanan atau minuman yang status halalnya tidak jelas, demi menjaga ketaatan kepada Allah.
"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Maka barang siapa yang menjaga dirinya dari syubhat, sungguh ia telah menjaga agama dan kehormatannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Makanan Sebagai Sarana Ibadah
Makanan bukan sekadar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga sarana ibadah. Makan dengan niat yang benar (untuk menjaga kesehatan agar bisa beribadah dengan baik) adalah bagian dari ibadah. Dengan menjaga perut dari makanan haram, kita mendekatkan diri kepada Allah.

• Niat dalam Makan: Berniat bahwa makanan yang kita konsumsi adalah untuk menjaga kekuatan tubuh dalam beribadah kepada Allah.
"Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari)

5. Berpuasa untuk Mengendalikan Nafsu
Salah satu cara terbaik untuk menjaga perut adalah dengan berpuasa. Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih pengendalian diri dari godaan duniawi, termasuk keinginan makan secara berlebihan atau konsumsi yang tidak baik.

• Puasa sebagai Latihan: Puasa mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat makanan, serta menguatkan pengendalian diri terhadap hawa nafsu.
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

6. Kesehatan Tubuh dan Kebersihan Hati
Mengonsumsi makanan yang halal dan sehat serta menjaga perut dari hal-hal haram tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga menjaga hati tetap bersih. Hati yang tercemar oleh makanan haram akan sulit menerima cahaya hidayah dan menjadi keras.

• Perut yang Terjaga, Hati yang Bersih: Makanan yang haram akan mempengaruhi jiwa dan hati, membuat seseorang jauh dari Allah dan mudah terjerumus dalam kemaksiatan.
“Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih layak baginya.” (HR. Tirmidzi)

7. Berbagi Makanan dan Keberkahan
Islam juga mengajarkan untuk tidak hanya makan untuk diri sendiri, tetapi juga berbagi dengan orang lain, terutama dengan orang-orang yang membutuhkan. Ini adalah bentuk keberkahan dari nikmat makanan yang kita terima.

• Berkah dalam Berbagi: Dengan berbagi makanan, seseorang tidak hanya mendapatkan keberkahan tetapi juga meningkatkan kepedulian sosial dan menciptakan persaudaraan.
“Siapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. Tirmidzi)

Kesimpulan

Menjaga perut dalam Islam berarti memastikan makanan yang kita konsumsi berasal dari sumber yang halal dan thayyib (baik), tidak berlebihan, dan berniat untuk memelihara kesehatan fisik dan spiritual. Menghindari makanan haram dan syubhat, serta berpuasa, adalah cara-cara utama untuk menjaga perut, yang pada akhirnya membantu menjaga kebersihan hati dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Menjaga Lidah dan Kemaluan

Menjaga lidah dan kemaluan merupakan salah satu tuntutan dalam ajaran Islam untuk menjaga diri dari dosa dan kemaksiatan. Kedua hal ini dianggap penting karena lidah dan kemaluan sangat berperan dalam menjaga kehormatan dan kesucian seorang Muslim. Berikut penjelasan mengenai menjaga lidah dan kemaluan dalam perspektif Islam:

1. Menjaga Lidah
Lidah adalah organ yang kecil, namun dampaknya besar dalam kehidupan manusia. Lidah bisa digunakan untuk hal-hal baik seperti zikir, nasihat, dan mengucapkan kebaikan, tetapi juga bisa menjadi alat untuk perbuatan dosa seperti ghibah, fitnah, dusta, atau mengucapkan kata-kata kotor. Oleh karena itu, Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lidah.

a. Menghindari Gibah (Gosip) dan Fitnah
• Gibah (menggunjing atau menggosipkan orang lain) dan fitnah adalah dosa besar yang dapat merusak hubungan sosial dan spiritual. Ghibah diibaratkan seperti memakan daging saudara sendiri.

"Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya." (QS. Al-Hujurat: 12)

b. Berbicara yang Baik atau Diam
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa salah satu tanda keimanan adalah menjaga lisan. Jika seseorang tidak bisa mengucapkan hal yang baik, lebih baik diam.
• "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

c. Menghindari Ucapan Kasar atau Kotor
Kata-kata yang kasar, tidak sopan, atau penuh kebencian hanya akan merusak hati dan mengundang dosa. Sebaliknya, Islam menganjurkan untuk berbicara dengan lemah lembut dan penuh hikmah.
• "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima)." (QS. Al-Baqarah: 263)

d. Memperbanyak Zikir dan Mengingat Allah
Sebagai pengganti dari perkataan yang sia-sia atau dosa, lidah sebaiknya digunakan untuk memperbanyak zikir dan doa, yang akan membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.
• "Maka, ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu." (QS. Al-Baqarah: 152)

2. Menjaga Kemaluan
Menjaga kemaluan merupakan perintah yang jelas dalam Al-Quran dan Sunnah. Ini berkaitan dengan menjaga kesucian diri dari perbuatan zina atau perilaku seksual yang tidak dibenarkan oleh syariat. Islam sangat menjaga kehormatan manusia dengan memerintahkan untuk menahan diri dari hawa nafsu yang haram.

a. Menjauhi Zina
Zina adalah salah satu dosa besar dalam Islam, dan sangat dilarang karena dampaknya yang sangat merusak, baik secara individu maupun masyarakat. Islam bukan hanya melarang perbuatan zina, tetapi juga hal-hal yang mendekati perbuatan tersebut.
• "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32)

b. Menjaga Pandangan
Untuk menjaga kemaluan, seseorang harus terlebih dahulu menjaga pandangan. Pandangan yang terjaga dari hal-hal yang haram akan membantu dalam menjaga kemaluan dari perbuatan dosa.
• "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.'" (QS. An-Nur: 30)

c. Menjaga Hubungan Suami Istri
Dalam Islam, hubungan seksual yang sah hanya dibenarkan dalam ikatan pernikahan. Menjaga kemaluan berarti menggunakan nikmat yang diberikan Allah hanya dalam batas-batas yang dihalalkan, yaitu melalui pernikahan.
• "Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela." (QS. Al-Mu’minun: 5-6)

d. Berpuasa untuk Mengendalikan Syahwat
Rasulullah SAW menyarankan kepada para pemuda yang belum mampu menikah untuk berpuasa. Berpuasa dapat membantu mengendalikan nafsu dan menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram.

• "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian mampu menikah, maka hendaklah ia menikah. Barangsiapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu bisa menjadi benteng (penahan hawa nafsu)." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Keutamaan Menjaga Lidah dan Kemaluan
Menjaga lidah dan kemaluan memiliki keutamaan besar dalam Islam. Rasulullah SAW bahkan menjamin surga bagi orang yang mampu menjaga kedua hal ini dengan baik.

• "Barang siapa yang dapat menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya (lidah) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin untuknya surga." (HR. Bukhari)

4. Cara Menjaga Lidah dan Kemaluan
• Meningkatkan Kesadaran Diri: Seseorang harus terus mengingat bahwa setiap ucapan dan perbuatannya akan dicatat dan dipertanggungjawabkan di akhirat.

• Memperkuat Iman: Kekuatan iman akan menolong seseorang dalam menjaga diri dari perbuatan dosa yang terkait dengan lidah dan kemaluan.

• Mencari Lingkungan yang Baik: Berada di lingkungan yang baik dan berteman dengan orang-orang saleh akan membantu menjaga ucapan dan perbuatan.

• Menundukkan Pandangan dan Berpuasa: Ini adalah cara efektif untuk mengontrol diri dan menghindari perbuatan yang bisa menjerumuskan pada dosa.

Kesimpulan

Menjaga lidah dan kemaluan adalah kunci penting dalam menjaga kehormatan dan ketaatan kepada Allah. Lidah harus digunakan untuk kebaikan, seperti berzikir dan berbicara hal yang baik, serta dijauhkan dari perbuatan seperti ghibah, fitnah, dan ucapan kotor. 

Sedangkan kemaluan harus dijaga dari perbuatan zina dan hal-hal yang mendekati zina, serta hanya digunakan dalam batas-batas yang dihalalkan, yaitu dalam pernikahan. Dengan menjaga kedua hal ini, seorang Muslim akan lebih mudah mendapatkan ridha Allah dan mencapai kehidupan yang penuh dengan keberkahan.

Oleh. Dr.  Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update