Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Maulid Nabi, Momen Mengembalikan Kepemimpinan Nabi

Jumat, 13 September 2024 | 12:20 WIB Last Updated 2024-09-13T05:21:06Z

Tintasiyasi.id.com -- Rabi'ul awwal, bulan dimana Umat Islam memperingati kelahiran Nabi SAW. Berbagai kegiatan dilaksanakan sebagai bentuk kecintaan pada Nabi. Berharap kelak mendapat syafaatnya, hari dikala harta dan tahta tak lagi berguna.

Sayang, peringatan maulid masih sebatas rutinitas, belum menyentuh esensi misi diutusnya Nabi di muka bumi. Umat belum paham, Nabi tidak sekedar mengajarkan ruhiyah saja, tapi juga mengelola dan memakmurkan bumi dengan misi Ilahi. Mewujudkan kepemimpinan yang menerapkan aturan Allah, menciptakan rahmat bagi alam.

Dakwah Politik

Dakwah Nabi SAW selama 13 tahun di Makkah, bukan semata menyeru manusia agar beribadah. Nabi SAW ingin merubah tatanan kehidupan dari aturan jahiliyah menjadi wahyu Illahi. Tampak ketika Nabi SAW ditawari kekuasaan oleh pemuka-pemuka Quraisy, beliau menolak. 

Kekuasaan yang ditawarkan tidak bisa untuk menerapkan aturan Islam. Nabi SAW hendak menjadikan mabda' sebagai kepemimpinan berpikir di dunia, yang mengharuskan pelaksanaan hukum-hukum Islam secara sempurna.

Nabi SAW berdakwah mendatangi para pemuka kabilah, beliau ingin menegakkan institusi yang diatur dengan konsep Ilahi. Nabi SAW menyatakan,

"Satu kata yang bila kalian bersedia memberikannya, maka dengannya kalian akan bisa menguasai bangsa Arab, dan dengannya orang non-Aran pun akan tunduk pada kalian." 

Nabi SAW bersabda, "Ucapkanlah, " La illaha illallah (Tiada yang berhak disembah, kecuali Allah." Dan lepaskanlah apa yang kalian sembah, selain Dia." (HR Ibn Ishaq dari Ibn Abbas). 

Tampak jelas misi dakwah Nabi SAW adalah memimpin Bangsa Arab dan non-Arab dengan kepemimpinan berpikir tauhid. Ketika misi ini gagal diwujudkan di Makkah, Nabi SAW mencari suku, kaum dan tempat lain, hingga Allah pertemukan dengan Suku Aus dan Khazraj. Misi Nabi akhirnya terwujud di Madinah.

Setelah Institusi politik tegak di Madinah, Nabi SAW menerapkan Islam dan mengemban risalahnya ke seluruh dunia. Nabi juga mempersiapkan umat untuk melanjutkan misi tersebut sepeninggal beliau, agar tetap mengikuti garis yang Beliau tetapkan.

Dalam waktu kurang dari 9 tahun, Jazirah Arab ditaklukkan. Sebanyak 70 delegasi suku dan seluruh Jazirah Arab datang ke Madinah, menghadap Nabi SAW, menyatakan ketundukan mereka. 

Nabi SAW wafat, misi ini dilanjutkan para khulafaurrasyidin, Bani Ummayah, Bani Abbasiyah dan Utsmani. Kekuasaan Islam mencapai hampir 2/3 dunia. Islam memimpin peradaban selama 13 abad. Hingga kekuasaan Islam diruntuhkan oleh konspirasi Barat pada 3 Maret 1924. 

Sejak saat itu, umat kehilangan pelindung, nasibnya bak anak ayam kehilangan induknya. Umat menjadi santapan orang kafir, kekayaan alamnya dijarah, umat ditindas dan dihinakan.

Mengembalikan Kehidupan Islam

Nasib umat terpuruk karena mencampakkan Islam. Umar bin Khattab pernah berkata,

"Dulu kami adalah bangsa yang hina, lantas Allah muliakan kami dengan Islam. Maka, jika sekarang kami mencari kemuliaan dengan selain Islam, niscaya Allah akan menghinakan kami kembali” (HR. Hakim).

Untuk mengembalikan kemuliaan umat, satu-satunya cara mengembalikan kehidupan Islam. Yakni kehidupan yang diatur dengan syariat Islam.

Caranya berdakwah mengikuti metode Nabi. Dakwah berjamaah dalam gerbong kutlah dakwah ideologis. Dakwah pemikiran tanpa kekerasan agar Islam bisa diterapkan secara kaffah. 

Khatimah

Maulid Nabi SAW momen muhasabah bagi umat, agar bentuk kecintaan pada Nabi adalah ittiba' semua aspek kehidupan beliau, dari akhlak hingga bernegara. Inilah bentuk cinta hakiki pada Nabi SAW. 

Kecintaan yang akan mengembalikan kemuliaan Islam dan kaum  muslim. Kecintaan yang bisa membuat Nabi tersenyum dan bangga akan umatnya.

Ida Nurchayati, STP
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update