Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Makna Mencintai Nabi yakni Mencintai Syariahnya secara Keseluruhan

Senin, 16 September 2024 | 20:11 WIB Last Updated 2024-09-16T13:12:24Z
TintaSiyasi.id -- Mudir Ma'had Khadimus Sunnah Bandung, Ajengan Yuana Ryan Tresna menjelaskan tentang makna mencintai Nabi Muhammad SAW., yaitu dengan berupaya menegakkan syariat Islam secara keseluruhan dalam kehidupan.

"Makna mencintai Nabi yakni mencintai syariahnya secara keseluruhan. Mencintai syariahnya terwujud dengan menghidupkan sunnahnya, dengan mengupayakan tegaknya Islam secara totalitas dalam kehidupan," tulisnya dalam website Khadimussunnah.id, Kamis (9/11/2023).

Menurutnya, rasa cinta kepada Rasululullah SAW. akan membawa seseorang kepada jalan perjuangan untuk memperjuangkan tegaknya Islam dan mengganti nilai-nilai yang tidak islami yang telah menggusur posisi Al-Qur’an dan as-sunnah sebagai rujukan kehidupan. Karena menurutnya, Islam adalah agama yang sempurna.

"Bahkan, usai Baginda Nabi saw. menyampaikan Khutbah Wada’, turunlah firman Allah Swt., ‘Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagi kalian dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama kalian’ (QS. Al-Maidah [5]: 3)," jelasnya. 

Ia kemudian mengutip hadis penting terkait bukti cinta seseorang kepada Nabi. Rasulullah saw. bersabda,

مَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي، وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka sungguh ia telah mencintaiku, dan siapa saja yang mencintaiku, maka ia bersamaku menjadi penghuni surga.” (HR. Al-Tirmidzi, al-Thabarani)

"Kata ‘sunnah’ pada hadis di atas bermakna jalan hidup Rasul atau manhaj kenabian. Sunnah Rasulullah mencakup semua ajarannya; mulai perkara ibadah, hingga perkara politik pemerintahan. Dimana Rasulullah berwasiat bahwa sistem pemerintahan yang harus diikuti adalah yang merujuk pada sunnah Rasulullah dan contoh para khalifah pengganti beliau dari al-khulafa’ ar-rasyidun," jelasnya.  

Ia juga mengutip hadis lain yang membuat hati para sahabat bergetar dan tak kuasa menahan air mata ketika mendengar nasihat berharga dari Rasulullah, “Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah SWT, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian ada yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap sunnahku dan sunnah khulafa’ rasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari bid’ah, karena semua perkara bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

"Hadis di atas adalah hadis politik yang sangat penting dan agung. Rasulullah berwasiat beberapa hal: pertama, bertakwa kepada Allah; kedua, patuh dan taat kepada pemimpin dalam pemerintahan Islam, bagaimana pun kondisinya; ketiga, setelah zaman kenabian akan ada banyak perselisihan; keempat, perintah mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan sunnah al-Khulafa al-Rasyidun yang mendapat petunjuk (dalam hal penyelenggaraan pemerintahan); kelima, perintah berpegang teguh pada sunnah seperti menggigit sesuatu dengan gigi geraham; dan keenam, larangan perilaku bid’ah, karena bid’ah adalah kesesatan," pungkasnya. []Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update