Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Keutamaan Umat Muhammad menurut Abu Laits As-Samarqandi

Minggu, 08 September 2024 | 21:37 WIB Last Updated 2024-09-08T14:38:15Z
TintaSiyasi.id -- Abu Laits As-Samarqandi, seorang ulama terkenal dari Mazhab Hanafi, dalam karyanya Tanbihul Ghafilin membahas berbagai keutamaan umat Nabi Muhammad SAW. Beliau mengutip hadis-hadis dan atsar untuk menunjukkan keistimewaan dan rahmat yang diberikan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW dibanding umat-umat sebelumnya.

Berikut adalah beberapa keutamaan umat Nabi Muhammad SAW menurut Abu Laits As-Samarqandi:

1. Umat Terbaik (Khaira Ummatin)
Allah SWT menyebut umat Nabi Muhammad SAW sebagai "umat terbaik" dalam Al-Qur'an. Firman Allah dalam Surah Ali Imran [3:110]:

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ 
 
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran (3) : 110).

Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin agar tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan agar mereka tetap mempunyai semangat yang tinggi.

Umat yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah SWT. Semua sifat itu telah dimiliki oleh kaum Muslimin pada masa Nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri mereka karena itu mereka menjadi kuat dan jaya. Dalam waktu yang singkat mereka telah dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di bawah naungan Islam, hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji keadilan, padahal mereka sebelumnya adalah umat yang berpecah-belah selalu berada dalam suasana kacau dan saling berperang antara sesama mereka. Ini adalah berkat keteguhan iman dan kepatuhan mereka menjalankan ajaran agama dan berkat ketabahan dan keuletan mereka menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di hati mereka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sebagaimana tersebut dalam firman Allah:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (al-hujurat/49: 15). 

Jadi, ada dua syarat untuk menjadi umat terbaik di dunia, sebagaimana diterangkan dalam ayat ini. Pertama, iman yang kuat, kedua menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Maka, setiap umat yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua hal itu diabaikan dan tidak dipedulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan bila umat itu jatuh ke lembah kemelaratan.

Ahli Kitab itu jika beriman tentulah lebih baik bagi mereka, tetapi sedikit sekali di antara mereka yang beriman seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya, dan kebanyakan mereka adalah orang fasik, tidak mau beriman, mereka percaya kepada sebagian kitab suci dan kafir kepada sebagiannya yang lain, atau mereka percaya kepada sebagian rasul seperti Musa dan Isa dan kafir kepada Nabi Muhammad SAW.

Abu Laits menekankan bahwa umat Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan karena diberikan tugas untuk berdakwah, menyebarkan kebaikan, dan mencegah kemungkaran.

2. Penerima Syafa’at

Salah satu keutamaan umat ini adalah mereka mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW diberi hak istimewa oleh Allah untuk memberikan syafa’at (pertolongan) kepada umatnya di hari kiamat, terutama bagi mereka yang berdosa.

Abu Laits mengutip hadis dimana Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Setiap nabi memiliki doa yang dikabulkan oleh Allah, dan setiap nabi telah mempergunakan doanya di dunia. Tetapi aku menyimpan doaku sebagai syafa’at bagi umatku pada hari kiamat."

3. Umat yang Diampuni

Umat Nabi Muhammad SAW juga memiliki keistimewaan karena Allah SWT memberikan kemudahan dalam pengampunan dosa-dosa mereka. Dalam berbagai riwayat, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa umatnya akan mendapatkan banyak pengampunan dari Allah SWT jika mereka bertaubat dan memohon ampunan dengan sungguh-sungguh.
Abu Laits juga menekankan bahwa Allah sangat penyayang kepada umat ini, bahkan dosa-dosa kecil bisa diampuni hanya dengan melakukan amalan-amalan sederhana seperti wudhu, shalat atau membaca istighfar.

4. Umur yang Pendek, tetapi Pahala yang Berlipat

Berbeda dengan umat-umat sebelumnya yang diberi umur panjang, umur umat Nabi Muhammad SAW cenderung lebih pendek Namun, mereka diberikan keutamaan berupa pahala yang berlipat ganda dalam ibadah mereka. Malam Lailatul Qadar yang pahalanya lebih baik dari seribu bulan, adalah salah satu contoh bagaimana Allah memberikan keberkahan waktu kepada umat ini.
Abu Laits menekankan bahwa meskipun umur umat ini lebih pendek, kualitas ibadah dan pahala yang diberikan bisa setara atau bahkan melebihi umat sebelumnya yang hidup lebih lama.

5. Ibadah yang Diberi Pahala Besar

Amal-amal ibadah umat Nabi Muhammad SAW, meskipun sederhana, diberi ganjaran yang besar oleh Allah. Misalnya, pahala membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan shalat sunnah sangat dihargai oleh Allah SWT. Abu Laits mengutip beberapa hadis yang menyebutkan bahwa amal kecil seperti memberi sebutir kurma kepada orang yang lapar bisa menjadi penyebab seseorang masuk surga.

6. Keringanan dalam Ibadah

Dibandingkan dengan syariat umat sebelumnya, umat Nabi Muhammad SAW diberikan keringanan dalam banyak hal. Misalnya, umat-umat terdahulu memiliki kewajiban ibadah yang lebih berat dan ketat. Namun, syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah agama yang penuh dengan rahmat dan keringanan. Contohnya, shalat wajib hanya lima kali sehari, padahal awalnya diperintahkan lima puluh kali, tetapi dikurangi atas permintaan Nabi Muhammad SAW.

7. Diberikan Rahmat di Dunia dan Akhirat

Umat ini juga diberikan rahmat yang luas, baik di dunia maupun di akhirat. Rahmat ini mencakup perlindungan, pertolongan, dan rezeki di dunia, serta jaminan keselamatan bagi orang-orang yang beriman dan taat di akhirat.

Abu Laits As-Samarqandi melalui pandangannya mengajak umat Islam untuk selalu bersyukur atas keutamaan-keutamaan yang Allah berikan kepada umat Nabi Muhammad SAW, dan memanfaatkan kesempatan ini dengan memperbanyak ibadah, taubat, serta mengikuti ajaran Islam dengan sepenuh hati.

Sobat. Abu Hurairah Ra  berkata, “Kita adalah orang-orang yang belakangan, tetapi kelak di hari kiamat kita adalah orang-orang yang paling dahulu.”

Allah SWT berfirman:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلۡنَٰكُمۡ أُمَّةٗ وَسَطٗا لِّتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيۡكُمۡ شَهِيدٗاۗ وَمَا جَعَلۡنَا ٱلۡقِبۡلَةَ ٱلَّتِي كُنتَ عَلَيۡهَآ إِلَّا لِنَعۡلَمَ مَن يَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِۚ وَإِن كَانَتۡ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَٰنَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٞ رَّحِيمٞ
 
"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

Sobat, umat Islam adalah ummatan wasathan umat yang mendapat petunjuk dari Allah SWT, sehingga mereka menjadi umat yang adil serta pilihan dan akan menjadi saksi atas keingkaran orang yang kafir. Umat Islam harus senantiasa menegakkan keadilan dan kebenaran serta membela yang hak dan melenyapkan yang batil. Mereka dalam segala persoalan hidup berada di tengah orang-orang yang mementingkan kebendaan dalam kehidupannya dan orang-orang yang mementingkan ukhrawi saja. Dengan demikian, umat Islam menjadi saksi yang adil dan terpilih atas orang-orang yang bersandar pada kebendaan, yang melupakan hak-hak ketuhanan dan cenderung kepada memuaskan hawa nafsu. 

Mereka juga menjadi saksi terhadap orang-orang yang berlebih-lebihan dalam soal agama, sehingga melepaskan diri dari segala kenikmatan jasmani dengan menahan dirinya dari kehidupan yang wajar. Umat Islam menjadi saksi atas mereka semua, karena sifatnya yang adil dan terpilih dan dalam melaksanakan hidupnya sehari-hari selalu menempuh jalan tengah. Demikian pula Rasulullah SAW menjadi saksi bagi umatnya bahwa umatnya itu sebaik-baik umat yang diciptakan untuk memberi petunjuk kepada manusia dengan amar makruf dan nahi mungkar. 

Kemudian dijelaskan bahwa perubahan kiblat dari Baitulmaqdis ke Ka'bah adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang benar-benar beriman dan mengikuti Rasul serta siapa pula yang lemah imannya, membelok dari jalan yang lurus. Memang pemindahan kiblat itu dirasakan sangat berat oleh orang yang fanatik kepada kiblat yang pertama karena manusia pada umumnya sulit untuk mengubah dan meninggalkan kebiasaannya. Namun, orang yang mendapat petunjuk dari Allah dengan mengetahui hukum-hukum agamanya dan rahasia syariat-Nya, mereka sadar bahwa melaksanakan ibadah dengan menghadap kiblat itu adalah semata-mata karena perintah Allah, bukan karena suatu rahasia yang tersembunyi pada tempat itu, dan bahwa penempatan kiblat itu untuk menghimpun manusia pada satu arah serta untuk persatuan umat.

Untuk menghilangkan keragu-raguan dari sebagian kaum Muslimin tentang pahala shalatnya selama mereka menghadap ke Baitul Maqdis dulu, maka Allah menerangkan bahwa Dia sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan iman dan amal orang-orang yang mematuhi Rasul karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.  
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update