TintaSiyasi.id -- Dinas ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bandung, kali ini membuka Job Fair Mini yang digelar di Thee Matic Mall Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (27/8/2024).
Menurut Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Kabupaten Bandung, Rukmana menjelaskan, bahwa untuk menekan dan menurunkan angka pengangguran di Kabupaten Bandung, sudah 10 kali dilakukan job fair selama 2024.
Kalangan remaja yang baru menuntaskan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau setingkat nya adalah penyumbang terbesar pengangguran tersebut, sedangkan angka pengangguran di Kabupaten Bandung mencapai angka 6,52 persen.
Disnaker Kabupaten Bandung, bekerja sama dengan SMKN 1 Majalaya. Menurut Rukmana, Job Fair kali ini bekerja sama dengan 10 perusahaan besar, untuk para calon pelamar yang ingin melamar pekerjaan disediakan 350 lowongan pekerjaan.
Rukmana mengatakan bahwa, angka pengangguran di Kabupaten Bandung sudah turun signifikan dibandingkan tahun 2021, yang mana angkanya mencapai 8,58 persen. Akan tetapi menurut nya, dengan program Bupati tersebut sehingga tahun ini turun menjadi 6,52 persen.
Rukmana mengatakan bahwa, pihaknya akan terus berusaha menurunkan dan menargetkan angka 4 persen untuk pengangguran di tahun ini, yang salah satu upaya nya dengan Job Fair tersebut.
Upaya pemerintah dalam mengurangi pengangguran melalui Job Fair ini tidak akan berhasil, karena lowongan kerja yang tersedia jumlahnya sedikit, dan prosesnya pun sulit, sementara pencari kerja di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan jumlah lowongan kerja yang tersedia. Setiap tahunnya jumlah lulusan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan semakin membludak, walhasil Job Fair ini tidak akan menjadi solusi untuk mengurangi pengangguran.
Inilah salah satu kegagalan dari sistem ekonomi kapitalis, yang menciptakan kesenjangan. Tingginya pengangguran menunjukan bahwa sistem ekonomi kapitalis tidak bisa memberikan solusi untuk kesejahteraan masyarakat. Persoalan ini bukan hanya di alami oleh negara berkembang saja, akan tetapi di negara-negara maju pun tingkat penganggurannya tinggi juga. Seperti halnya di AS dan china yang sedang dilanda persoalan pengangguran yang tinggi.
Ada beberapa penyebab yang menjadikan pengangguran terus meningkat dalam sistem ini, di antaranya:
Pertama, sistem ini fokus pada keuntungan individu pemilik, agar mencapai keuntungan yang maksimal sebuah perusahaan akan terus menekan biaya produksi. Sedangkan biaya produksi yang paling mudah ditekan adalah upah pekerja dan pengurangan pegawai, inilah yang mereka sebut dengan efisiensi perusahaan, walhasil semakin mengurangi lowongan pekerjaan.
Kedua, persaingan bebas, yang akan menciptakan saling caplok antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, dan tentu saja perusahaan besarlah yang akan menguasai. Sehingga dunia usaha hanya dikuasai oleh segelintir orang.
Yang ketiga adalah, abainya peran negara. Karena dalam sistem kapitalis negara menyerahkan urusan umat kepada swasta termasuk dalam lapangan pekerjaan, sehingga kebijakan untuk menyerap tenaga kerja fokus pada pertumbuhan satu perusahaan. Iklim usaha tidak mendukung sehingga rakyat Indonesia sulit untuk menciptakan wirausaha. Salah satu kendalanya adalah keterbatasan modal sehingga akan sulit bersaing dengan perusahaan besar yang dengan mudah mengakses modal untuk menambah skala usahanya.
Penerapan sistem kapitalis Inilah menjadi salah satu bukti penyebab kesenjangan yang semakin parah antara pencari kerja dan ketersediaan lowongan pekerjaan. Sistem ini tidak menjadikan negara sebagai raa'in, yang seharusnya mengurusi urusan rakyatnya, sehingga semua kebutuhan rakyat terpenuhi. Abainya negara dalam mengurusi urusan rakyatnya akan menciptakan kemiskinan, dan dari kemiskinan ini akan lahir persoalan lain seperti, kelaparan, kebodohan bahkan kriminalitas.
Islam memandang bahwa, negaralah yang berkewajiban mengurusi urusan rakyatnya, sehingga negara menjadi sentral atas terpenuhinya kebutuhan rakyat. Sistem ekonomi Islam telah terbukti mampu menyejahterakan semua warganya dan semua itu telah berlangsung berabad-abad lamanya. Sistem ekonomi kapitalisme memberikan kebebasan dalam kepemilikan, sehingga barang milik umum pun bisa dimiliki oleh individu atau asing. Seperti barang tambang, air dan sumber daya alam lainnya. Berbeda dengan sistem ekonomi Islam, di mana sumber daya alam adalah barang kepemilikan umum, yang harus dikuasai dan dikelola oleh negara, dan manfaatnya dirasakan oleh rakyat.
Sejatinya ketika pengelolaan SDA oleh negara, tentu akan banyak menyerap lapangan kerja, sehingga rakyat tidak sulit untuk mendapatkan pekerjaan, karena negara menyediakan lapangan pekerjaan. Bahkan dalam segi pengupahan sistem Islam tidak menjadikan upah sebagai biaya produksi, karena upah adalah kesepakatan antara pekerja dan majikan, yang disebut upah sepadan. Sehingga tidak akan ada demo menuntut kenaikan upah karena telah ada kesepakatan dari kedua belah pihak.
Dalam sistem Islam negara sebagai ra'in yang mengurusi urusan rakyatnya, wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi para laki-laki untuk memenuhi kebutuhan keluarga tanggungannya. Sejarah mencatat bahwa sistem islam mampu menyejahterakan rakyatnya. Inilah salah satu urgensi diterapkan nya sistem Islam, agar rakyat bisa hidup sejahtera dan berkeadilan. Wallahu a'lam. []
Oleh: Enung Sopiah
Aktivis Muslimah