TintaSiyasi.id -- “Kalau jadi Muslim itu jangan terlalu ekstrem, biasa aja kali!”
“Ga usah so alim, biasanya yang alim itu malah hamil duluan.”
“Radikal lu!”
Astaghfirullah! Pernah mendapati kalimat seperti itu ga guys? Kalau pernah, jangan bersedih hati ya! Walaupun rasanya sudah pasti sakit. Tetap semangat! Berarti kamu sudah berada di jalan yang benar, cukup hiraukan dan istiqamahkan amalmu yang dianggap radikal itu.
Baru-baru ini, Iriana Joko Widodo (Jokowi), Wury Ma'ruf Amin, dan sejumlah istri menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) menggaungkan Moderasi Beragama kepada kurang lebih 500 pelajar lintas agama yang menduduki bangku aliyah dan SMA di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (detik.com, 11-9-2024).
Dalam kesempatan kali ini, Eny Retno Yaqut, istri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa kegiatan ini sengaja menyasar ke kalangan pelajar sebagai upaya menanamkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini. Dengan itu semua, diharapkan dapat membentuk para pelajar yang cinta damai dan toleran.
Eny mengatakan, sikap moderasi beragama yang perlu disosialisasikan yakni komitmen kebangsaan, anti kekerasan, sikap toleransi, dan penerimaan terhadap tradisi lokal.
Namun faktanya problem remaja saat ini adalah berupa dekadensi moral yang makin parah. Banyak sekali kasus perundungan, pelecehan seksual, aborsi, seks bebas, narkoba, tawuran dan juga beberapa tindakan kriminal yang lainnya.
Kalian ingat kejadian yang baru-baru viral kemarin tidak? Ada gadis yang diperkosa empat anak laki-laki yang masih di bawah umur. Juga ada dokter muda India yang digilir sampai meninggal oleh kurang lebih 15 laki-laki, lalu seorang mahasiswa PPDS UNDIP yang bunuh diri diduga akibat bullying dari seniornya. Kasus-kasus tersebut hanyalah sekelumit dari ratusan bahkan ribuan kasus yang ada.
Apa solusi yang pemerintah berikan? Pemberian solusi dengan pengarusan moderasi beragama ini sama sekali tidak berhubungan dengan akar persoalan generasi. Generasi yang memiliki profil moderat dalam beragama justru menjauhkan profil kepribadian islami. Bukankah Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk masuk ke dalam agama Islam secara kaffah? Kalau sudah seperti ini, nampak jelas bahwa yang dikhawatirkan oleh pemerintah bukanlah dekadensi moral remaja, namun ancaman kebangkitan Islam.
Kita semua pemuda, jangan hanya banyak gaya namun isi pikiran tak ada. Kita memiliki potensi yang sungguh luar biasa besar dalam membangun peradaban Islam. Jangan mau dimanfaatkan hanya untuk kepentingan Barat semata. Jadilah Muslim sejati! Muslim sejati adalah Muslim ideologis yang memahami Islam sebagai sebuah aturan yang sempurna bagi manusia dan seluruh alam. Islam sebagai ideologi mampu membasmi ide-ide yang tidak sesuai dengan syariat-Nya. []
Oleh: Shiera Kalisha Tasnim
GenZiPU (Gen Z Peduli Umat)