Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Fokuslah pada Kelebihanmu, Prestasi karena Bakat Anugerah Allah Swt.

Selasa, 24 September 2024 | 21:31 WIB Last Updated 2024-09-24T14:38:38Z
TintaSiyasi.id -- Prestasi yang diperoleh seseorang sering kali dikaitkan dengan usaha keras, kerja cerdas, dan disiplin, tetapi tidak dapat dimungkiri bahwa bakat merupakan salah satu anugerah Allah Swt yang juga berperan penting dalam kesuksesan. Bakat adalah potensi alamiah yang Allah Swt berikan kepada setiap individu, dan dengan memanfaatkannya secara optimal, seseorang bisa mencapai prestasi luar biasa.

Dalam pandangan Islam, bakat ini merupakan amanah dari Allah Swt. Sebagai umat-Nya, kita diharapkan untuk mengenali, mengembangkan, dan menggunakan bakat tersebut dengan cara yang benar, sesuai dengan nilai-nilai yang telah Allah gariskan. Penggunaan bakat untuk kebaikan tidak hanya membawa manfaat pribadi, tetapi juga mendatangkan keberkahan bagi orang lain dan lingkungan sekitar.

Allah Swt berfirman dalam Surah An-Najm ayat 39, "Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya," Yang mengajarkan bahwa bakat saja tidak cukup, harus disertai dengan usaha keras. Bakat adalah modal awal, sedangkan usaha dan kerja keras adalah alat untuk mengembangkan potensi tersebut hingga menjadi prestasi nyata.

Selain itu, penting juga bagi seseorang untuk selalu bersyukur atas bakat yang telah diberikan Allah Swt. Rasa syukur dapat diwujudkan dengan terus mengasah bakat dan menggunakannya untuk tujuan yang baik. Surah Ibrahim ayat 7 menyebutkan, "Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu." Hal ini menunjukkan bahwa bakat yang disyukuri dan dimanfaatkan dengan baik akan makin berkembang dan menghasilkan lebih banyak prestasi.

Dengan kata lain, prestasi karena bakat yang merupakan anugerah Allah Swt harus selalu diiringi dengan usaha, doa, serta rasa syukur. Dengan begitu, prestasi yang diraih akan membawa kebahagiaan dan keberkahan yang lebih besar, baik di dunia maupun di akhirat.

Allah Swt Berfirman :
وَإِن يُرِيدُوٓاْ أَن يَخۡدَعُوكَ فَإِنَّ حَسۡبَكَ ٱللَّهُۚ هُوَ ٱلَّذِيٓ أَيَّدَكَ بِنَصۡرِهِۦ وَبِٱلۡمُؤۡمِنِينَ  

“Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin,” ( QS. Al-Anfal (8) : 62).

Penjelasan Tafsir ayat ini. Bila kaum Yahudi dan kaum musyrikin hendak menipu atau hendak mencari kesempatan untuk menyerang dengan adanya perdamaian, maka Allah memberikan jaminan kepada Nabi Muhammad Saw bahwa hal itu tidak akan membahayakan kaum Muslimin. 

Cukuplah Allah (sebagai pelindung), Allah senantiasa melindungi Rasul-Nya dan melindungi umat Islam dan akan memberikan kemenangan kepada mereka bila musuh-musuh itu menyerang kembali. Allah telah memperkuat kedudukan Rasul-Nya dengan pertolongan yang diberikan-Nya kepada kaum Muslimin di masa-masa yang lalu seperti yang terjadi pada Perang Badar, dimana kaum Muslimin dalam keadaan lemah dan sedikit jumlahnya. Mereka dapat mengalahkan kaum musyrikin yang berlipat ganda dan lengkap persenjataannya. 

Allah telah mempersatukan hati kaum Muslimin, sehingga mereka hidup rukun dan damai, cinta mencintai, dan saling menolong, sehingga mereka merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, padahal mereka sebelumnya hidup bersuku-suku dan bermusuhan antara satu golongan dengan golongan yang lain. Mereka pada mulanya terdiri dari kaum Muslimin yang datang ke Madinah dan kaum Anshar penduduk Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muslimin itu. Kaum Anshar sendiri dahulunya terpecah-belah terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Antara kedua suku ini senantiasa terjadi permusuhan dan peperangan. 

Namun,cdengan kehendak Allah mereka semuanya menjadi umat yang bersatu di bawah panji-panji iman, bersedia mengorbankan harta dan jiwa untuk menegakkan kalimah Allah. Ini adalah satu karunia dari Allah yang tidak ternilai harganya yang tidak dapat dicapai walaupun dengan mengorbankan semua harta dan kekayaan. Kesatuan hati, kesatuan tekad dan kesatuan cita-cita dan ideologi adalah hal yang amat penting dan berharga untuk mencapai satu cita-cita. Inilah karunia Allah yang telah dimiliki oleh kaum Muslimin pada masa itu. Karena pentingnya karunia itu dan amat tinggi nilainya, Allah mengingatkan mereka agar selalu mengingat Allah dengan firman-Nya:

"Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara," (Ali 'Imran/3: 103).
Maka, dengan pertolongan Allah dan persatuan kaum Muslimin serta rasa cinta, kasih sayang yang terjalin antara sesama mereka, betapa pun kesulitan dan bagaimana pun besar bahaya yang akan menimpa, tentu akan dapat ditanggulangi dan diatasi. 

Allah memperingatkan pula dalam ayat ini, bagaimana tingginya nilai persatuan itu, sehingga bila Nabi Muhammad Saw sendiri menghabiskan semua kekayaan yang ada di bumi untuk mencapainya pasti dia tidak akan berhasil, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka dengan iman yang kuat dan rasa kasih-sayang yang tinggi. Ini adalah satu tanda bahwa Allah meridai kaum Muslimin dan merestui perjuangan mereka dan mereka tidak perlu merasa khawatir sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Sobat, agar berhasil secara mudah, kerahkanlah segala kekuatan Anda untuk bekerja, bukan meratapi kelemahan kita.

Pernyataan "Agar berhasil secara mudah, kerahkanlah segala kekuatan Anda untuk bekerja, bukan meratapi kelemahan kita" menekankan pentingnya fokus pada potensi dan kekuatan yang dimiliki, daripada terjebak dalam rasa pesimis atau penyesalan atas kelemahan. Ini adalah prinsip yang bijaksana dalam mencapai kesuksesan. Berikut beberapa poin penting yang bisa diambil dari pernyataan tersebut:

1. Fokus pada Kekuatan.
Setiap individu memiliki kekuatan dan kelebihan unik yang merupakan modal utama untuk meraih keberhasilan. Daripada menghabiskan waktu memikirkan kelemahan, kita sebaiknya fokus pada kemampuan yang kita miliki dan bagaimana mengoptimalkannya untuk mencapai tujuan.

2. Optimalkan Usaha.
Keberhasilan tidak datang begitu saja, tetapi melalui usaha maksimal. Dengan bekerja keras dan menggunakan kekuatan yang ada, jalan menuju sukses akan menjadi lebih jelas. Dalam Islam, Allah Swt menyukai orang yang bekerja keras dan tidak berputus asa. Surah Ar-Ra'd ayat 11 menyebutkan, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali mereka sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka."

3. Jangan Terjebak pada Kelemahan.
Mengeluh dan meratapi kelemahan tidak akan mengubah apa pun. Sebaliknya, hal tersebut justru bisa memperlambat langkah menuju keberhasilan. Alih-alih meratapi kelemahan, kita sebaiknya mencari solusi untuk mengatasinya atau belajar menyesuaikan diri, sehingga kita tetap produktif.

4. Kerja Cerdas dan Efisien.
Meraih keberhasilan tidak selalu harus sulit. Dengan memanfaatkan kekuatan dan keahlian yang kita miliki secara cerdas, kita bisa mencapai hasil yang lebih baik dalam waktu yang lebih singkat. Ini menekankan pada pentingnya bekerja dengan efisien, bukan hanya bekerja keras tanpa arah yang jelas.

5. Keyakinan dan Doa.
Keyakinan bahwa Allah Swt memberikan kita kekuatan yang cukup untuk berhasil juga penting. Mengiringi kerja keras dengan doa dan tawakal kepada Allah adalah kunci untuk meraih hasil yang optimal. Dalam Surah Al-Insyirah ayat 6, Allah berfirman, "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."

Dengan mengerahkan segala kekuatan dan potensi kita untuk bekerja serta tidak meratapi kelemahan, jalan menuju sukses akan lebih mudah ditempuh. Semangat optimisme dan fokus pada kekuatan akan memudahkan kita dalam meraih cita-cita dan impian. Anda juga bisa hebat secara alamiah dalam bidang Anda. Jika Anda sungguh-sungguh memahami kekuatan Anda sendiri, kehebatan akan menjadi kenyataan. Dengan menggunakan kekuatan anda yang merupakan anugerah Allah dalam kehidupan sehari-hari, Anda bisa berhasil dan maju.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.  
Penulis Buku Gizi Spiritual. 
Dosen Pascasarjana  UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update