Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Empat Perkara Utama dan Kewajibannya

Senin, 02 September 2024 | 18:23 WIB Last Updated 2024-09-02T11:23:42Z


TintaSiyasi.id -- Empat perkara utama menurut Utsman bin Affan: Pertama. Bergaul dengan orang-orang saleh adalah keutamaan, namun mengikuti keshalihan mereka merupakan kewajiban.

Utsman bin Affan, salah satu sahabat utama Rasulullah SAW dan Khalifah ketiga dalam sejarah Islam, dikenal dengan kebijaksanaan dan ketakwaannya. Ungkapan yang Anda sebutkan merupakan salah satu dari nasihat berharga yang berasal darinya. Mari kita bahas makna dari pernyataan ini:

1. Bergaul dengan Orang-orang Sholeh adalah Keutamaan.

Bergaul dengan orang-orang sholeh atau berteman dengan mereka adalah sesuatu yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ketika seseorang berada di lingkungan yang baik, ia akan terpengaruh oleh kebaikan dan ketakwaan orang-orang di sekitarnya. Hal ini adalah keutamaan karena dapat mendorong seseorang untuk menjadi lebih baik. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Seseorang itu mengikuti agama sahabatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dijadikannya sebagai sahabat." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

2. Mengikuti Keshalihan Mereka adalah Kewajiban.

Namun, sekadar bergaul dengan orang-orang sholeh saja tidak cukup. Utsman bin Affan mengingatkan bahwa mengikuti keshalihan mereka, yaitu meneladani perbuatan baik mereka dan menjalankan perintah agama, adalah kewajiban. Artinya, kita tidak hanya harus berada di lingkungan yang baik, tetapi juga harus benar-benar mengamalkan ajaran-ajaran kebaikan yang kita pelajari dari orang-orang sholeh tersebut. Ini mencerminkan bahwa kebaikan itu bukan hanya sekadar berada di sekitar orang baik, tetapi lebih pada bagaimana kita menginternalisasi dan mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan kita.

Ungkapan ini mengajarkan bahwa lingkungan yang baik memang penting dan bermanfaat, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita meneladani dan mempraktikkan kebaikan yang kita lihat dan pelajari dari orang-orang yang sholeh.

Secara keseluruhan, pesan ini menekankan pada pentingnya tidak hanya mencari lingkungan yang baik, tetapi juga berusaha keras untuk menjadi bagian dari kebaikan tersebut dengan tindakan nyata, menjadikan keshalihan sebagai bagian dari diri kita, bukan hanya sesuatu yang ada di sekitar kita.

Kedua. Membaca Al-Qur'an adalah keutamaan, namun mengamalkan kandungannya merupakan kewajiban.

Pernyataan ini menyoroti pentingnya tidak hanya membaca Al-Qur'an, tetapi juga mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam tentang makna dari nasihat kedua ini:

1. Membaca Al-Qur'an adalah Keutamaan.
Membaca Al-Qur'an adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur'an akan mendatangkan pahala, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW: "Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya." (HR. Tirmidzi)

Membaca Al-Qur'an juga membawa ketenangan hati, menjadi cahaya bagi hidup seseorang, dan merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.

2. Mengamalkan Kandungannya adalah Kewajiban.

Namun, membaca Al-Qur'an saja tidak cukup jika tidak disertai dengan usaha untuk memahami dan mengamalkan kandungannya. Al-Qur'an bukan hanya kitab yang dibaca, tetapi juga pedoman hidup yang harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 121:
"Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenar-benarnya, mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya. Dan barang siapa yang mengingkarinya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."

Mengamalkan Al-Qur'an berarti menerapkan ajaran-ajarannya dalam akhlak, ibadah, muamalah (hubungan sosial), dan semua aspek kehidupan. Ini adalah kewajiban karena Al-Qur'an diturunkan sebagai petunjuk (hudan) bagi umat manusia, untuk dijadikan pedoman dalam menjalani hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.

Kesimpulan:

Membaca Al-Qur'an adalah perbuatan mulia dan membawa banyak kebaikan. Namun, inti dari pesan ini adalah bahwa keutamaan membaca harus dilengkapi dengan kewajiban untuk mengamalkan kandungan Al-Qur'an. Hanya dengan mengamalkan ajaran-ajarannya, kita benar-benar memenuhi tujuan diturunkannya Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup. Dengan demikian, Al-Qur'an tidak hanya menjadi bacaan, tetapi menjadi sumber inspirasi dan pedoman yang nyata dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ketiga. Ziarah kubur adalah keutamaan, namun menyiapkan bekal untuk kehidupan sesudah mati merupakan kewajiban.

Pernyataan ini menekankan pentingnya bukan hanya sekadar mengingat kematian melalui ziarah kubur, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. Berikut adalah penjelasan dari nasihat ketiga ini:

1. Ziarah Kubur adalah Keutamaan.
Ziarah kubur dianjurkan dalam Islam sebagai cara untuk mengingatkan diri pada kematian dan kehidupan setelah mati. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Aku dahulu pernah melarang kalian untuk berziarah kubur, namun sekarang berziarahlah kalian karena ziarah kubur dapat mengingatkan kalian kepada akhirat." (HR. Muslim)

Melalui ziarah kubur, seseorang diingatkan akan kefanaan dunia dan pentingnya mempersiapkan diri untuk akhirat. Ini adalah keutamaan karena mengingat kematian bisa melembutkan hati dan mendorong seseorang untuk bertaubat serta memperbaiki diri.

2. Menyiapkan Bekal untuk Kehidupan Sesudah Mati adalah Kewajiban
Namun, mengingat kematian melalui ziarah kubur saja tidak cukup. Yang lebih penting adalah menyiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati, yaitu dengan melakukan amal shaleh, menjauhi perbuatan dosa, dan mematuhi perintah Allah serta Rasul-Nya. Al-Qur'an mengingatkan dalam Surah Al-Hashr ayat 18: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

Menyiapkan bekal ini merupakan kewajiban karena setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya di dunia. Bekal yang dimaksud di sini mencakup amal ibadah, amal kebaikan, dan segala usaha untuk menjalani hidup sesuai dengan tuntunan Allah.

Kesimpulan:

Ziarah kubur memang membawa keutamaan karena dapat mengingatkan kita pada kematian dan akhirat. Namun, nasihat ini menggarisbawahi bahwa yang lebih penting dari sekadar mengingat kematian adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan setelah mati. Mempersiapkan bekal untuk akhirat adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim, karena kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan setelah mati, dan apa yang kita lakukan di dunia akan menentukan nasib kita di akhirat.

Keempat. Menjenguk orang sakit adalah keutamaan, namun berwasiat di akhir hayat merupakan kewajiban.

Pernyataan ini mengandung nasihat yang mendalam tentang pentingnya melakukan kebaikan kepada sesama, seperti menjenguk orang sakit, sambil tidak melupakan kewajiban pribadi, seperti mempersiapkan wasiat menjelang akhir hayat. Berikut adalah penjelasan dari nasihat keempat ini:

1. Menjenguk Orang Sakit adalah Keutamaan.

Menjenguk orang sakit merupakan salah satu perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:
"Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya ada enam." Ditanyakan, "Apa saja itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Jika engkau bertemu dengannya, ucapkanlah salam; jika ia mengundangmu, penuhilah; jika ia meminta nasihat kepadamu, nasihatilah; jika ia bersin dan mengucapkan 'alhamdulillah', maka doakanlah (dengan mengucapkan 'yarhamukallah'); jika ia sakit, maka jenguklah; dan jika ia meninggal dunia, maka antarkanlah (jenazahnya)." (HR. Muslim)

Menjenguk orang sakit adalah keutamaan karena menunjukkan kepedulian, kasih sayang, dan solidaritas terhadap sesama. Tindakan ini dapat memberikan dukungan moral dan spiritual kepada orang yang sedang sakit, serta merupakan bentuk ibadah yang mendatangkan pahala.

2. Berwasiat di Akhir Hayat adalah Kewajiban.

Sementara menjenguk orang sakit adalah keutamaan, berwasiat ketika seseorang berada di akhir hayat merupakan kewajiban. Wasiat adalah perintah atau pesan yang dibuat seseorang sebelum meninggal dunia terkait dengan pembagian harta, pemenuhan hak-hak, atau nasihat kepada ahli warisnya. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 180:

"Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa."

Wasiat menjadi sangat penting karena menyangkut tanggung jawab seseorang atas hak-hak orang lain yang mungkin belum terpenuhi, seperti hutang, atau pesan penting yang harus disampaikan kepada keluarga setelah kematiannya. Wasiat juga mencakup penegasan tentang pelaksanaan amalan atau ibadah yang belum sempat dilakukan.

Kesimpulan:

Menjenguk orang sakit adalah perbuatan mulia yang menunjukkan empati dan perhatian kepada sesama, dan itu adalah keutamaan besar dalam Islam. Namun, nasihat ini mengingatkan kita bahwa di samping melakukan kebaikan kepada orang lain, kita juga harus memenuhi kewajiban pribadi yang sangat penting, yaitu berwasiat di akhir hayat. Wasiat adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap harta, hak, dan kewajiban yang akan tetap ada setelah kita meninggal. Dengan berwasiat, kita memastikan bahwa hak-hak orang lain dan urusan kita yang tertunda dapat diselesaikan dengan baik setelah kita tiada.

Oleh. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update