Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bukan Sekadar Seruan, Palestina Butuh Tentara

Sabtu, 07 September 2024 | 17:05 WIB Last Updated 2024-09-07T10:05:28Z
Tintasiyasi.id.com -- Serangan genosida yang dilakukan zionis terhadap Palestina kian membabi buta. Seruan dan kecaman pun banyak dilontarkan para pejabat dan penguasa-penguasa negeri Muslim untuk menghentikan serangan tersebut.

Dilansir dari Suarabali.id, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani pun menyuarakan keinginannya untuk menghentikan perang di Palestina dan wilayah konflik lainnya. Pernyataan itu disampaikan di hadapan puluhan delegasi negara-negara Afrika pada Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024 di Nusa dua, Bali (Suarabali.id, 01/09/2024).

Seruan demi seruan dan kecaman untuk mengakhiri konflik di Palestina sudah lama di gaungkan oleh pejabat atau penguasa negeri muslim. Apalagi, Mahkamah Internasional pun tidak luput memberi seruan dan kecaman.

Akan tetapi, seruan-seruan itu tidak membuktikan bisa menghentikan genosida yang dilakukan zionis kepada Palestina. Justru serangan mereka semakin brutal, tidak beradab, dan tidak manusiawi. 

Dengan demikian, sikap pejabat atau penguasa negeri muslim yang memilih hanya sekedar seruan hentikan genosida di Palestina, sejatinya sikap tersebut dapat dikatakan sebagai pencitraan belaka.

Secara fakta keberadaan zionis jelas sebagai penjajah yang sengaja ditanamkan oleh Amerika Serikat yang memegang Ideologi Kapitalisme. Tujuannya jelas zionis dipelihara untuk menjaga kepentingan AS di tanah-tanah kaum muslim. 

Sementara, hukum syariat terhadap penjajahan adalah jihad fi sabilillah untuk mengusir mereka dari wilayah kaum muslimin. Allah Swt. berfirman “ Perangilah orang-orang yang memerangi kamu dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampai batas” (QS. Al-Baqarah : 190).

Oleh karena itu, sikap yang seharusnya dipilih oleh pejabat atau penguasa negeri muslim adalah mengirimkan tentara atau pasukan ke Palestina untuk memerangai dan mengusir zionis dari sana. Tindakan inilah yang dulu dilakukan oleh panglima Salahuddin Al ayubi ketika merebut kembali Palestina dari pasukan salib.

Perlindungan optimal dan maksimal diberikan juga oleh Sultan Abdul Hamid II untuk menjaga tanah Palestina dari Theodor Herzl, seorang yahudi yang bermimpi mendirikan negara zionis di Palestina.

Inilah sikap sebenarnya seorang Muslim yang diberikan amanah kekuasaan untuk menolong saudara seaqidah di Palestina. Aturan sistem kapitalismelah yang membuat bibir penguasa-penguasa muslim itu mengucapkan seruan dan kecaman hentikan genosida. Akan tetapi, sikap mereka justru  bermanis muka di depan zionis. 

Semua itu diperparah dengan strategi negara kapitalisme yang menjadikan negara-negara kaum muslimin sebagai negara nation state. Negara yang masyarakatnya ditanamkan rasa nasionalisme hingga sibuk mengurusi urusan mereka sendiri.

Berbeda dengan Islam, Islam membangun ukhuwah atas dasar akidah, tidak memandang suku, etnis atau ras manapun. Selama mereka adalah orang-orang yang mengatakan syahadat, mereka adalah saudara sesama Muslim. “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara” (QS. Al-Hujurat : 10).

Perasaan ini adalah syariat yang diperintahkan oleh Allah Swt. kepada semua Muslim dimanapun. Agar perasaan ini terus membara di benak-benak kaum muslimin. Maka, Islam memerintahkan negara sebagai penjaganya. Negara berperan penting dalam menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama muslim terlebih yang di jajah seperti Palestina. 

Negara juga wajib membina setiap rakyatnya untuk memiliki kesadaran politik Islam, sehingga mereka bisa memahami kewajiban melakukan dakwah dan jihad untuk melawan penjajah, bukan hanya memberi kecaman. Bahkan mereka juga yang akan menuntut agar penguasa mengirimkan tentara atau pasukan ke wilayah kaum muslimin yang terjajah. 

Semua itu bisa dilakukan secara nyata, yaitu dengan membangun kepribadian Islam yakni pola pikir (aqliyah) dan jiwa (nafsyiah). Dengan kepribadian Islam inilah, setiap Muslim akan selalu menyeru kepada kebenaran melalui berbagai cara sampai pada akhirnya Palestina bisa dibebaskan dari zionis secara hakiki.

Hanya saja, negara yang sanggup melakukan itu semua hanyalah negara yang menerapkan sistem Islam secara kaffah. Negara yang berdiri di atas aqidah Islam. Negara yang menjadi junnah (perisai) bagi kaum Muslimin. Wallahu'alam bishshowwab.[]

Oleh: Ajeng Erni. S.
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update