TintaSiyasi.id -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memberikan penjelasan soal gempa yang mengguncang Kabupaten Bandung sebanyak dua kali berturut-turut. Gempa bumi pertama berkekuatan 2,8 magnitudo, pada Kamis (5/9/2024) terjadi pada pukul 14.16 WIB dan gempa bumi ke dua berkekuatan 3,1 magnitudo yang terjadi pukul 14.20 WIB.
Hasil analisa BMKG untuk gempa bumi tektonik yang berkekuatan 3,2 magnitudo, menunjukan bahwa gempa bumi ini berkekuatan M=3,2. Episenter terletak pada koordinat 7.21 LS dan 107.55 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 21 km Tenggara Kabupaten Bandung - Jabar pada kedalam 13 km. Gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif wilayah setempat, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, menurut Kepala BMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto.
Gempa bumi ini dirasakan di wilayah Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Kertasari, Kecamatan Cimaung, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, berdasarkan laporan dari masyarakat. Dampak gempa bumi ini juga digambarkan oleh peta tingkat guncangan BMKG.
Getaran dirasakan nyata dalam rumah, getarannya seakan-akan ada truk yang lewat, benda-benda ringan yang bergantung bergoyang. Akan tetapi belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan akibat gempa bumi tersebut. Menurut hasil monitoring BMKG, hingga pukul 15.15 WIB belum menunjukan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Masyarakat diminta tetap waspada, dan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Kondisi Indonesia yang nota bene berada dalam ring of fire, sangat memungkinkan suatu waktu akan terjadi bencana alam seperti, gempa, gunung meletus, ombak besar dan lain sebagainya.
Pergeseran atau gesekan lempeng bumi baik secara vertikal ataupun horizontal mengakibatkan gempa bumi. Sejatinya bahwa bencana adalah ketetapan Allah SWT, dan bisa terjadi kapanpun dan dimana pun sebagai ujian dan peringatan bagi manusia. Akan tetapi Allah telah mengaruniakan berupa akal kepada manusia, agar dapat mengantisipasi bencana tersebut, supaya bisa meminimalisir kerusakan atau korban, dampak yang terjadi dari bencana tersebut.
Islam memberi tuntunan agar manusia bisa terhindar dari bencana dan juga Islam memberi tuntunan bagaimana cara menghadapi bencana. Islam pun mengatur mitigasi bencana. Akan tetapi mitigasi bencana ini tentunya tugas negara dan tanggung jawab para penguasa yang berfungsi sebagai ra'in dan junnah. Negara tidak boleh abai dalam melindungi masyarakat dari bencana apapun termasuk bencana gempa bumi.
Salah satu upaya adalah dengan membuat bahan bangunan tahan gempa, terutama untuk sarana milik umum harus menjadi prioritas. Tata kota untuk daerah yang rawan gempa sangat diperlukan, sehingga jika terjadi gempa masyarakat bisa menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman. Alhasil dana besar harus disiapkan oleh pemerintah untuk menanggulangi bencana. Karena pemerintah sebagai pelayan dan pelindung rakyat, mereka harus memastikan rakyatnya dalam keadaan aman.
Persiapan ini memang butuh dana besar dan negara harus menyiapkan. Akan tetapi keuangan negara saat ini lemah, karena sistem ekonomi kapitalis membuat negri-negri muslim tidak berdaya. Sumber keuangan yang hanya mengandalkan dari pajak dan utang, bukan dari hasil pengelolaan harta kekayaan alam yang melimpah, karena sumber daya alam nya dikelola oleh swasta atau asing, sehingga hasilnya negara hanya mendapat keuntungan sedikit sekali dan masyarakat tidak mendapatkan manfaat dari hasil pengelolaan sumber daya alam tersebut. Alhasil negara belum siap menghadapi bencana yang akan melanda negri ini.
Islam mewajibkan negara agar bisa melindungi rakyat dari berbagai ancaman bencana. Seperti yang pernah dilakukan oleh ke Khilafahan Utsmaniyah, di bangunan-bangunan umum didirikan menggunakan teknologi tahan gempa, sehingga bangunan tidak roboh meski dilanda dua kali gempa besar.
Pada masa sekarang teknologi jauh lebih maju, seharusnya kemajuan teknologi ini dapat membantu para penguasa untuk menjalankan amanah nya, sehingga bisa melindungi rakyatnya dan dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Indonesia termasuk wilayah yang terindikasi rawan gempa sehingga struktur bangunan tahan gempa sangat diperlukan. Inilah urgensi diterapkan nya sistem perekonomian Islam, agar negara bisa mengelola kekayaan alam dan hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Sehingga apapun kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi. Termasuk biaya untuk mitigasi bencana. Wallahu'alam
Oleh: Enung Sopiah
Aktivis Muslimah