Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Wajah Asli Demokrasi Kian Terkuak

Kamis, 29 Agustus 2024 | 21:25 WIB Last Updated 2024-08-29T14:25:40Z
Tintasiyasi.id.com -- Maraknya demonstrasi yang digelar masyarakat akhir-akhir ini dipicu oleh kekecewaan masyarakat terhadap Presiden Jokowi yang telah membegal keputusan mahkamah konstitusi terkait aturan Pilkada 2024.

Hal ini menggambarkan betapa mudahnya hukum dipermainkan dan konstitusi tak punya kekuatan untuk melawan ketidakadilan serta tamaknya para penguasa politik.

Melihat fenomena tersebut akhirnya rakyat marah karena para penguasa utamanya presiden Jokowi sudah banyak membegal hukum sesukanya tanpa memperdulikan kesejahteraan rakyat.

Sebagaimana sebelumnya Presiden Jokowi pernah mengesahkan undang-undang Cipta Kerja dan diganti dengan peraturan pemerintah pengganti undang-undang dikebut dalam semalam sehingga menghasilkan kesengsaraan bagi rakyat.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga pernah mengesahkan revisi undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi tahun 2019 sehingga berhasil menggembosi KPK. Dan banyak lagi contoh lainnya, ini membuat rakyat semakin muak dengan kelakuan rezim saat ini 

Rakyat akhirnya menyuarakan untuk menyelamatkan demokrasi. Tetapi apakah benar ini semata-mata karena demokrasi tidak diterapkan secara benar di Indonesia? Jangan-jangan demokrasi itu sendiri biang dari segala permasalahan yang menimpa negeri ini?

Apa itu Demokrasi?

Demokrasi lebih familiar dengan sebuah sistem yang menuhankan suara rakyat alias manusia dengan slogan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tapi nyatanya buah dari penerapan demokrasi selalu memberikan kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyat.

Model pemerintahan yang digagas oleh Montesquieu ini tak lebih hanya menginginkan agar aturan manusia berada lebih tinggi daripada aturan Sang Pemilik manusia.

Lalu, benarkah demokrasi ini akan memberikan arah hidup yang benar bagi manusia? Karena nyatanya sistem demokrasi sendiri merupakan sistem buatan manusia yang pada hakikatnya manusia itu sendiri lemah, terbatas dan serba tak sempurna.

Fakta menunjukkan hari demi hari demokrasi makin menampakkan keburukannya. Kehidupan semakin tak berarah dan tak berpihak pada rakyat. Rakyat selalu ditimpa masalah dan derita. Dari mulai kenaikan BBM, listrik, air dan kebutuhan pokok lainnya belum lagi kebijakan-kebijakan penguasa yang selalu menindas dan membebani rakyat.

Apakah model kehidupan seperti ini yang diharapkan oleh rakyat dari sistem demokrasi? Apakah rakyat masih betah untuk terus dipajakin oleh negara yang hasil dari pajak itu sendiri tak pernah dirasakan? setiap tahun rakyat dicekik dengan  kenaikkan pajak dan sulit untuk mencari pekerjaan serta tempat tinggal.

Harapan yang terus digantungkan pada sistem ini ternyata selalu berbuah harapan kosong yang jauh dari kata sejahtera dan membahagiakan.

Jika demikian, layakkah mengambil sistem demokrasi sebagai pedoman dan arahan hidup manusia? Apalagi bagi seorang muslim yang dibebani kewajiban untuk selalu terikat dengan Sang Pencipta yaitu Allah SWT.

Allah SWT bahkan telah mewajibkan bagi setiap muslim untuk melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya yang semuanya telah termaktub dalam Al Qur'an dan As Sunnah.

Lalu mengapa masih banyak muslim yang mendukung dan menyerukan demokrasi ? bahkan masih banyak yang mengharapkan kesejahteraan dan kebahagiaan dari sistem demokrasi.

Sistem Islam Harapan Umat

Inilah PR bagi para ulama sebagai warisatul anbiya (pewaris para nabi) untuk menjelaskan secara gamblang bahwa Islam miliki sistem pemerintahan tersendiri yang mampu mengurai semua permasalahan manusia.

Sudah saatnya para ulama, tokoh cendekiawan muslim untuk menyerukan pada umat agar kembali pada syariat bukan malah ikut-ikutan menyuarakan dan mendukung demokrasi. Karena demokrasi sendiri hakikatnya bukan dari ajaran Islam.

Islam punya sistem pemerintahan sendiri yaitu khilafah 'ala minhajin nubuwwah yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw dan dilanjutkan oleh para sahabat.

Sudah saatnya umat Islam kembali mengkaji ajarannya sendiri dan berjuang untuk menegakkannya kembali agar Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Semua kenestapaan yang diderita umat saat ini akan segera berakhir dan berganti dengan masa kegemilangan yang akan menghantarkan umat pada kesejahteraan dan ketenteraman hidup. Masa itu adalah masa tegaknya kekhilafahan yang akan kembali lagi sebagaimana janji Allah SWT dalam hadits berikut:

ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، ثُمَّ سَكَتَ

"Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” 

Semoga masa itu kembali hadir di hadapan kita dan kita diberikan kesempatan untuk memperjuangkan dan menyaksikannya. Aamiin ya mujibasailiin.[]

Oleh: Emmy Emmalya 
(Analis Mutiara Umat Institute)

Opini

×
Berita Terbaru Update