Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

UIY: Penting Umat Islam Sadar bahwa Palestina Dalam Penguasaan Penjajah Zionis Yahudi

Selasa, 13 Agustus 2024 | 16:50 WIB Last Updated 2024-08-13T09:50:05Z

Tintasiyasi.ID -- Menyikapi pembunuhan tokoh sentral gerakan Islam Palestina Harakah Al-Muqawamah Al-Islamiyah (Hamas) Al-Syekh Al-Syahid Ismail Haniyah di Teheran, Rabu (31/07/2024), Cendekiawan Muslim Al-Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menyampaikan, pentingnya kesadaran umat Islam bahwa Palestina saat ini memang betul-betul di dalam penguasaan penjajah entitas Zionis Yahudi.

 

“Penting adanya kesadaran umat Islam bahwa Palestina saat ini memang betul-betul di dalam penguasaan penjajah entitas Zionis Yahudi,” ujar UIY, Ahad (04/08/2024).

 

“Ini fakta yang tak bisa dibantah atau dipungkiri oleh siapa pun. Jika ada yang menyarankan perdamaian, maka apa yang terjadi sekarang secara de facto membantah angan-angan perdamaian. Termasuk juga pikiran-pikiran two state solution yang disebut solusi dua negara,” imbuhnya di kanal YouTube UIY Official dalam Fokus Reguler: Dibalik Pembunuhan Ismail Haniyeh.

 

Ia menambahkan, dua negara macam apa yang dibayangkan atau yang diangankan, ketika entitas Zionis Yahudi tidak pernah berhenti berpikir tentang Israel Raya. Yang dikatakan telah dijanjikan (the promised land) oleh Tuhan mereka yang membentang dari Sungai Eufrat di sebelah utara dan Sungai Nil di sebelah selatan, yang kemudian direpresentasikan atau diekspresikan dalam bendera mereka itu, dua garis satu di atas dan satu di bawah,” bebernya.

 

“Kata-kata penjajahan itu makin hari semakin berkurang. Coba kita tengok di website resmi Kementerian Luar Negeri, kata-kata penjajahan sudah tidak ada. Dulu masih ada dan sering disampaikan pejabat-pejabat Kementerian Luar Negeri, sekarang tidak ada, berarti kemunduran dari segi narasi,” lanjutnya.

 

Narasi

 

Menurut UIY, ketika berada berbarengan dengan pencuri, tak lagi mengatakan kalau dia pencuri, itu kekalahan. Jangan lagi kita berharap bisa mengambil apa yang dia ambil, mengatakan bahwa dia pencuri saja tidak. Bagaimana kita akan merebut kembali wilayah yang diambil oleh penjajah kalau mengatakan bahwa dia bukan penjajah,” serunya.

 

“Kekalahan dalam narasi itu sudah sangat nyata. Karenanya mesti dibangkitkan di tengah-tengah umat harus narasi-narasi yang benar. Narasi-narasi yang firmly, lugas, yang maton. Karena orang berbuat, pertama kali itu berdasarkan pikiran. Pikirannya dulu harus benar," terangnya.

 

Ia tegaskan, hari ini bukan hanya berhadapan dengan orang-orang non-Muslim, Zionis baik Yahudi maupun bule. Ada juga Zionis dalam negara kita sendiri. Yang luar biasa, kita ini seperti penjahat yang harus segera dipadamkan, dihentikan. Padahal apa yang kita lakukan menyerukan sesuatu yang bersumber dari ajaran Islam, dan itu secara faktual bisa dikaji secara rasional merupakan satu solusi.

 

“Karena Barat tahu bahwa ini adalah solusi yang akan membuat umat Islam bangkit dan berjaya memiliki kekuatan, kemudian mereka beramai-ramai menghentikan dakwah khilafah. Narasi-narasi yang mereka coba kembangkan dengan menggunakan mulut orang Islam, tokoh-tokoh Islam untuk mendiskreditkan ajaran islam sebagai terorisme, radikalisme, segala macam dan celakanya tokoh-tokoh itu ikut juga,” jelasnya.

 

“Hati kita tersayat-sayat menyaksikan yang terjadi di Palestina, tapi juga tersayat-sayat campur dongkol berhadapan dengan saudara-saudara kita sendiri. Membebek dan menjadi amplifier dari narasi-narasi Barat yang bertentangan dengan ajaran Islam,” sesalnya.

 

Nilai Perjuangan

 

UIY mengutip satu nasihat yang diberikan Ibnu Arabi kepada Ertugrul, Ertugrul berkata, ‘Musuh makin hari makin kuat dan brutal, dari timur Mongol dari barat Bizantium. Apa yang harus kita lakukan, rasanya beban semakin berat.’  Ibnu Arabi kemudian berkata, ‘Wahai anakku, itulah cara Allah untuk menunjukkan arti perjuanganmu. Semakin tinggi nilai perjuangan, karena semakin besar tantangannya. Bayangkan andai tidak ada musuh lalu apa arti perjuanganmu? Tidak ada.’.

 

“Kamu main bola bisa membuat 100 goal, itu enggak ada artinya, kenapa? Enggak ada lawan. Siapa pun bisa, 1000 goal juga bisa. Semakin tinggi lawannya satu goal itu makin berharga. Begitu juga hari ini, perjuangan semakin berharga karena di hadapan kita kekuatan yang luar biasa, bukan hanya kekuatan-kekuatan pro-Zionis di sana yaitu orang-orang kafir, tapi juga sebagian dari orang-orang ini adalah saudara kita,” tutupnya.[] Tari Handrianingsih

Opini

×
Berita Terbaru Update