Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Produk Tekstil Cina Unjuk Gigi, Industri Tekstil Dalam Negeri Gigit Jari

Kamis, 22 Agustus 2024 | 05:39 WIB Last Updated 2024-08-21T22:39:42Z
TintaSiyasi.id -- ๐๐ซ๐จ๐๐ฎ๐ค ๐ญ๐ž๐ค๐ฌ๐ญ๐ข๐ฅ ๐‚๐ก๐ข๐ง๐š ๐ฆ๐ž๐ฆ๐›๐š๐ง๐ฃ๐ข๐ซ๐ข ๐ฉ๐š๐ฌ๐š๐ซ-๐ฉ๐š๐ฌ๐š๐ซ ๐๐จ๐ฆ๐ž๐ฌ๐ญ๐ข๐ค ๐๐ข๐ญ๐ž๐ง๐ ๐š๐ก ๐Ÿ๐ž๐ง๐จ๐ฆ๐ž๐ง๐š ๐ญ๐ฎ๐ฆ๐›๐š๐ง๐ ๐ง๐ฒ๐š ๐ˆ๐ง๐๐ฎ๐ฌ๐ญ๐ซ๐ข ๐ญ๐ž๐ค๐ฌ๐ญ๐ข๐ฅ ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ง๐ž๐ ๐ž๐ซ๐ข.

Banjirnya pakaian impor murah asal China nampak jelas di Pusat Grosir Tanah Abang. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lantai 1 Jembatan Blok A Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat hari ini, Jumat sore (9/8/2024), dapat terlihat sejauh mata memandang, pakaian impor asal China, termasuk baju bayi dan anak, terpampang dan dipajang rapih di kios-kios para pedagang.

Mirisnya, baju-baju anak dan bayi itu juga tidak dilabel SNI atau penanda Standar Nasional Indonesia (SNI). Padahal, pakaian anak dan pakaian bayi termasuk produk yang harus memenuhi SNI alias berlaku SNI Wajib.

Satu-satunya label yang menempel di baju-baju tersebut hanya label merek nama dagang China, seperti Yi Yi Ya, CUADN dan Lebeia. (cnbcindonesia.com, 10/08/2024 ).

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai pemerintah enggan mengambil risiko besar untuk menyelamatkan industri tekstil. Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho mulanya menyoroti kinerja industri tekstil dan industri pakaian jadi (wearing apparels) di dalam negeri yang terpuruk.

Ia melihat pemerintah lebih memprioritaskan hilirisasi di bidang pertambangan dibanding mengurus industri tekstil ini dan industri pakaian jadi di Indonesia. (CNN Indonesia.com, 09/08/2024 ).

๐๐ซ๐จ๐๐ฎ๐ค ๐ญ๐ž๐ค๐ฌ๐ญ๐ข๐ฅ ๐‚๐ก๐ข๐ง๐š ๐ž๐ค๐ฌ๐ข๐ฌ ๐๐ข ๐ฉ๐š๐ฌ๐š๐ซ ๐๐จ๐ฆ๐ž๐ฌ๐ญ๐ข๐ค, ๐ฉ๐ซ๐จ๐๐ฎ๐ค ๐ญ๐ž๐ค๐ฌ๐ญ๐ข๐ฅ ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ง๐ž๐ ๐ซ๐ข ๐›๐ฎ๐ง๐ฎ๐ก ๐๐ข๐ซ๐ข ๐๐ข ๐ง๐ž๐ ๐ž๐ซ๐ข๐ง๐ฒ๐š๐ง๐ฒ๐š ๐ฌ๐ž๐ง๐๐ข๐ซ๐ข.

Negeri sakura memang tak pernah kehabisan akal untuk memonopoli pasar dan cuan. Sementara negeri khatulistiwa selalu dangkal akal dalam memilih kebijakan. 

Fakta yang membuat penguasa sulit berkelit  di tengah situasi tumbangnya banyak industri tekstil di dalam negeri, pasar-pasar domestik justru dibanjiri produk-produk tekstil dari China. Permendag no.8 tahun 2024, semakin memuluskan jalan negara-negara asing memonopoli sektor perdagangan di negeri ini.

Adalah bunuh diri bagi sektor industri manakala di tengah sulitnya menembus eksport karena konflik geopolitik global, pemerintah berwenang justru membuka kran import secara bar-bar. Pemerintah sebagai badan otoritas negara yang gagal menciptakan stabilitas ekonomi, dan fatalnya terkesan menjadi penghianat yang menyebabkan tumbangnya sektor industri padat karya yang disebut-sebut menyerap 25% tenaga kerja dan penyumbang devisa negara.

Tak hanya itu, masih akibat kran import yang dibuka lebar, perputaran uang tak terjadi di dalam negeri, perputaran uang dikuasai oleh negara peng-import. Naasnya lagi uang masuk ke dalam negeri pun menurun karena aktifitas eksport sedang lesu. Imbasnya daya beli masyarakat domestik pun menurun, sementara produk tekstil dalam negeri menumpuk. Alhasil, kebangkrutan ekonomi tak bisa lagi dihindari.

Entah kebetulan atau tidak disaat negara-negara asing mulai menutup import dari luar, dan lebih memilih memproteksi dan memperkuat sektor Industri-industri vital di dalam negaranya masing-masing. Pemerintah negeri ini justru dengan sengaja membuat kebijakan yang berakibat fatal pada Industri-infustri tekstil dalam negeri sendiri. Dampaknya pun gak main-main, gelombang PHK menciptakan kondisi ekonomi rakyat makin terpuruk. Dan inilah bukti tabiat asli penguasa yang sudah terpapar kapitalisme dan sekulerisme.

๐€๐ง๐ญ๐š๐ซ๐š ๐ˆ๐ฌ๐ฅ๐š๐ฆ ๐๐š๐ง ๐ˆ๐ง๐๐ฎ๐ฌ๐ญ๐ซ๐ข ๐ฆ๐š๐ง๐๐ข๐ซ๐ข

Patah hati tak bisa dihindari, mendapati kenyataan berada di situasi negeri yang sudah terpapar virus kapitalisme sekuler saat ini. Namun, bukan berarti kita tak punya pilihan untuk memperbaikinya.

Adalah Islam, agama yang bukan hanya sekedar ritual tetapi lebih tepat dikatakan sebagai pedoman hidup. Islam dengan segala aturan dan hukumnya tahu persis setiap dimensi hidup manusia secara mendetail dan terstruktur.

Di dalam negara yang menerapkan syariah Islam, kedudukan rakyat adalah utama. Dan stabilitas ekonomi adalah salah satu tujuan utama. 

Sejarah membuktikan bagaimana Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam , mampu mendirikan Daulah Islam di tengah konflik dengan kaum kafir Quraisy. Kejayaan terus berlanjut di masa Khufaur Rasyidin, hingga kekhilafahan terakhir di Turki, selama beberapa dekade Islam menguasai dunia. Bahkan jadi rujukan oleh negeri-negeri barat, beberapa negara pernah mengirimkan utusannya belajar disana.

Islam faham benar sektor-sektor vital yang tervalidalidasi sebagai pilar penguat ekonomi dalam negeri selain SDA , Industri pertambangan migas dan jasa. Penguasa akan berperan  sebagai junnah (perisai) yang akan menjaga Industri dalam negeri dari intervensi asing, sekaligus penguasa akan berperan sebagai  raa'in (pemimpin) yang berfungsi memimpin jalannya roda perekonomian, karena kualitas kepemimpinannya pun bukan sekedar bertanggung jawab secara institusi tapi lebih dari itu bertanggung jawab secara akidah di hadapan Rabb-Nya.

Neraca produksi dan perdagangan dari setiap sektor industri akan diskenariokan sedemikian rupa dengan rujukan hukum muamalah dalam syara dengan tuntunan Alqur'an dan Assunnah. Sehingga tujuan utama kesejahteraan rakyat dapat terpenuhi. 

Pemetaan produksi dan distribusi akan sepenuhnya diatur dengan rata karena Daulah bersifat global tanpa adanya sekat teritorial dan fanatisme kebangsaan, karena Daulah Islam adalah negara adidayanya seluruh umat di seluruh dunia yang ber-slogan utamanya Rahmatan Lil 'alamiin. Wallahu 'alam bisshawab.

Oleh: Ummu Alana
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update