TintaSiyasi.id -- Hingga detik ini, umat Islam di berbagai penjuru dunia masih terus teraniaya. Serangan drone yang menewaskan lebih dari 200 Muslim Rohingya yang melarikan diri di dekat perbatasan Bangladesh pada Senin (5/8) telah memaksa ratusan orang lainnya untuk kembali ke kampung halaman mereka.
Sementara ribuan lainnya masih berlindung di area persawahan menunggu waktu untuk dapat melintasi perbatasan Bangladesh, kata sebuah kelompok hak asasi manusia pada Minggu (11/8).
Dengan mempertaruhkan nyawa mereka, beberapa ratus orang telah bergerak menuju daerah yang dikuasai oleh kelompok pemberontak, yang diduga melakukan serangan drone mematikan di dekat Sungai Naf yang merupakan batas alami antara Bangladesh dan Myanmar, (anraranews.com, 12/8/2024).
Muslim Rohingya yang kembali diburu dan dianiaya serta Muslim Palestina yang terus menjadi sasaran penjajah dengan kesulitan hidup yang luar biasa adalah bukti tidak adanya perlindungan bagi kaum Muslimin di mana saja mereka berada. Mirisnya, negara-negara Barat yang terus membela dan mendukung negara zionis menunjukkan standar ganda yang nyata.
Penganiayaan tiada henti ini sejatinya menggambarkan hilangnya kemuliaan kaum Muslimin. Kaum Muslimin begitu mudah dibantai, disiksa, dijajah, dihinakan oleh kaum kafir yang tertanam kebencian terhadap kaum Muslimin. Sungguh nasib umat akan terus terpuruk selama tidak ada junnah bagi kaum Muslimin di manapun mereka berada. Artinya, kaum Muslimin akan selalu ditindas di mana saja, jika ketiadaan junnah tersebut terus diabaikan.
Junnah (perisai) yang dimaksud adalah negara Islam yakni khilafah. Hari ini kita menyaksikan pengabaian eksistensi junnah telah dilakukan oleh para penguasa negeri Muslim. Tampak jelas, bagaimana mereka lemah di hadapan musuh-musuh umat. Mereka bahkan tidak pernah berani memberikan perlindungan riil yang seharusnya dapat mereka lakukan. Para penguasa negeri Muslim seolah membusungkan dada dan menyerang prinsip-prinsip yang dipegang teguh dari Islam. Semua itu ditujukan demi tuhan-tuan asing mereka.
Di sisi lain, tanpa khilafah bahwa tidak akan ada yang mampu dan berani melawan mereka. Semua negeri Islam dalam kendali mereka melalui Perjanjian Internasional. Konsep nations state yang ditanamkan di puluhan negeri-negeri Muslim juga semakin membuat para pemimpin Islam lumpuh total. Sampai kapan pun dunia yang dipimpin oleh ideologi kapitalisme Barat akan merugikan umat Islam, sebab ideologi kapitalisme bertentangan secara diametral dengan ideologi Islam. Bahkan, Barat sangat memahami kebangkitan Islam sebagai sebuah ideologi akan menghancurkan visi politik dan ekonominya yang sarat dengan penjajahan di negeri-negeri Muslim.
Sangat berbeda dengan umat Islam yang mulia dan terhormat dengan Islam. Kemuliaan dan kehormatan ini, sejatinya telah terjadi sejak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membangun negara Islam pertama di Madinah. Kebaikan tersebut terus berlanjut hingga Khilafah runtuh. Kemuliaan umat Islam tidak lepas dari peran negara Khilafah sebagai junnah sebagaimana tuntunan syariat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah 'Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya." (HR. Muslim)
Oleh karena itu, dalam Khilafah Imam (Khalifah) itu harus menjadi perisai untuk melindungi rakyatnya dari kerusakan, kezaliman, dan segala bentuk keburukan dan kemudaratan. Saatnya membangun kesadaran umat, bahwa Islam dan umatnya akan mulia dalam naungan khilafah. Penyadaran ini membutuhkan perjuangan dakwah yang mengikuti manhaj Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Jika sebelum tegaknya Negara Islam pertama di Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan perjuangan dengan membentuk kelompok dakwah islam ideologis, maka demikian pula hari ini, umat Islam harus berjuang bersama kelompok dakwah islam ideologis dengan kesabaran dan keteguhan, dengan aktivitas dakwah yang terus-menerus. Dakwah inilah yang akan membangun kesadaran umat, bahwa umat Islam harus dipersatukan di bawah satu institusi yang mengemban ideologi Islam, yakni Khilafah Islamiyah.
Sesungguhnya tanpa khilafah persatuan umat tidak akan terwujud, umat pun terpecah belah, lemah, dan tak berdaya. Tanpa khilafah penegakan syariat Islam tidak sempurna dan umat akan diurus dengan hukum-hukum yang bersumber dari hawa nafsu manusia yang menyebabkan berbagai penderitaan umat. Lebih dari itu, tanpa khilafah dakwah Islam yang harus dilakukan negara ke seluruh penjuru dunia akan terhenti.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Sumariya
Aktivis Muslimah