Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pembunuhan Ismail Haniyeh Bukti Kondisi Politik Negeri Muslim Arab Lebih Loyal kepada Musuh Islam

Senin, 05 Agustus 2024 | 18:19 WIB Last Updated 2024-08-05T11:19:45Z
TintaSiyasi.id -- Menanggapi kasus pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar menekankan bahwa itu membuktikan kondisi politik negeri-negeri Muslim Arab yang lebih loyal kepada musuh-musuh umat Islam. 

"Itu konteksnya adalah tamparan besar dan bukti kondisi politik negara Muslim Arab yang lebih loyal kepada musuh-musuh umat Islam daripada kaum muslimin sendiri," ujarnya dalam program live: Dibalik Pembunuhan Ismail Haniya di YouTube UIY Official, Ahad (4/8/2024). 

Menurutnya, Ismail Haniyeh bukan hanya seorang tokoh Hamas atau tokoh Palestina, namun secara umum dia bagian dari warga Palestina yang negaranya sedang dibombardir. Seharusnya sikap ideal negeri-negeri Muslim yang lain termasuk Iran, tegas terhadap Israel sejak awal, kalau memang benar-benar peduli terhadap kondisi Palestina. 

"Tidak perlu menunggu tokoh Palestina dibunuh satu persatu, dibantai, diblokade habis-habisan, dibunuh secara perlahan lahan oleh Israel. Harusnya negara-negara Arab itu, negara-negara Muslim itu melakukan tindakan efektif untuk menghentikan atau bahkan menghancurkan Israel, harusnya begitu," tegasnya. 

Ia menuturkan, pasca meninggalnya Ismail Haniyeh ekskalasi politik Timur Tengah tidak akan ada perubahan yang berarti selama konstelasi politik Timur Tengah masih bekerja sama atau berkolaborasi dengan musuh-musuh Islam seperti Barat, khususnya Israel.  

"Jadi, yang membuat Israel itu berada diatas angin sekarang, bahkan menguasai darat, air, laut Timur Tengah, bisa kita katakan demikian. Karena, negara-negara Muslim Arab sendiri yang memberi jalan," sesalnya. 

Lebih lanjut ia menjelaskan, Ismail Haniyeh tidak akan mungkin bisa terbunuh dengan permainan keji intelijen Barat jika negeri-negeri Muslim bekerja sama untuk memfilter pengaruh penjajah Israel. Ia merasa begitu miris, ketika melihat betapa negara-negara Barat saja bisa kompak dan bersatu, misalnya dalam isu Ukraina melawan Rusia, Barat mengerahkan segala bantuannya termasuk militer untuk membela Ukraina. 

"Di Gaza yang jelas-jelas dibantai warganya, tetapi tidak ada yang bisa dilakukan oleh negara-negara Arab kecuali mengecam atau memberikan bantuan kemanusiaan yang itu tidak berhubungan dengan kebutuhan dasar dan mendesak dari warga Palestina," tukasnya. 

Ia mengungkapkan, Israel tidak akan bisa membantai dan membuat Gaza seperti penjara raksasa jika negeri-negeri Islam seperti Turki, Mesir, Yordania punya sikap tegas terhadap Israel. Namun alih-alih bersikap tegas, realitanya justru bertaawun (bekerja sama) dengan musuh Islam yang menjadi penjajah. 

"Jadi saya kira, ini tamparan keras untuk kesekian kalinya, bukan hanya untuk Iran tetapi untuk negara-negara Muslim di Timur Tengah," pungkasnya.[] Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update