Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Nasihat Terbaik

Sabtu, 31 Agustus 2024 | 08:16 WIB Last Updated 2024-08-31T01:17:12Z
TintaSiyasi.id -- Mati adalah satu kata yang pasti akan mendatangi kita. Suka tidak suka kita semua akan bertemu masa itu. Begitu banyak ayat Alquran yang menyebutkan bahwa kematian itu pasti dan kita sering melihat fenomena itu. Mati adalah nasehat terbaik. 

Allah SWT berfirman:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (QS. Al Anbiya: 35). 

Jika kematian itu pasti, pertanyaannya seberapa siap kita menghadapi kematian itu, dalam keadaan seperti apa kita bertemu dengan kematian, dan kehidupan seperti apa yang kita inginkan setelah kematian tersebut.

Pertama,  seberapa siap kita menghadapi kematian. Islam menuntun kita untuk selalu siap menghadapi kematian sebab hanya Allah yang tahu masanya. Kita harus mempersiapkan diri dengan amal saleh sebagai bekal setelah kematian. Ini supaya setelah kematian tiba kita tidak termasuk orang yang bangkrut. Allah SWT berfirman: Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat (Surat Al-Baqarah: 197).

Setiap perjalanan butuh bekal. Banyak sedikitnya bekal tentu sesuai dengan kadar lama dan sulitnya perjalanan. Untuk perjalanan singkat durasi satu hari dan mudah mungkin cukup bekal ala kadarnya. Tentu tidak sama dengan perjalanan satu minggu apalagi satu bulan. Perjalanan yang paling lama adalah perjalanan ke akhirat. Bekal takwa adalah bekal terbaik.  Takwa akan menghantarkan pada kebaikan dunia dan akhirat. Allah memberikan modal yang sama untuk kita semua yaitu usia atau waktu. Saat kita bisa meninggalkan nafsu dan kesenangan demi taat padaNya, itulah hakikat takwa. 

Kedua, Dalam keadaan seperti apa kita bertemu dengan kematian. Kita melihat fenomena seseorang diakhir hayatnya berbeda-beda. Ada yang meninggal dalam keadaan yang indah seperti saat  sujud, tilawah, ceramah dakwah, bekerja mencari nafkah bahkan ada yang sedang dalam jihad seperti saudara-saudara kita di Palestina. Tentu kita semua berharap Allah wafatkan dalam keadaan yang paling baik dengan khusnul khatimah.

Akan tetapi tidak kita pungkiri tidak sedikit juga orang yang meninggal dalam keadaan sedang lalai dari Allah atau sedang maksiat padaNya. Diantaranya ada yang sedang zina, selingkuh, minum khamar, meninggalkan sholat, atau sedang mencuri dan korupsi. Kita berdoa semoga Allah jauhkan kita dan orang - orang yang kita sayangi dari kematian yang buruk. 

Untuk itu perlu bagi kita selalu berdoa kepada Allah supaya dikaruniai khusnul khatimal termasuk tidak menyepelekan kemaksiatan meskipun perkara kecil sebab kita tidak tahu  kapan kita dipanggil pulang.  Allah SWT mengajarkan kita untuk selalu berdoa dengan berfirmanNya: Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu)(Al A'raf ayat 126).

Bahkan Rasulullah Saw mengajarkan kita untuk berprasangka baik selalu padaNya termasuk saat kematian telah tiba. Dari Jabir Radhiyallahu Anhu berkata: Aku mendengar Nabi Shalla Allahu Alaihi Wa Salam bersabda tiga hari sebelum beliau wafat: “Jangalah salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali ia berbaik sangka kepada Allah.”(HR. Muslim)

Ketiga, kehidupan seperti apa yang kita inginkan setelah kematian. Kematian bukanlah akhir segalanya. Bahkan kematian adalah pintu gerbang kehidupan yang hakiki. Sehingga kita selain fokus untuk kehidupan dunia karena kita memang hidup di dunia, kita juga harus menjadikan dunia sebagai jalan atau kesempatan mencari bekal di akhirat. Perjalanan di dunia singkat. Kesempatan mengumpulkan bekal tidak panjang. Tapi itu sangat menentukan keadaan kita di akhirat nanti.

Orang yang sibuk dengan kehidupan dunia dan lupa dengan kematian akan lalai dan dari amal saleh. Jangan sampai kematian datang sementara kita belum menyediakan bekal perjalanan panjang ke akhirat. Berangan-angan akan hidup selamanya di dunia adalah kebodohan. Menghabiskan waktu, fikiran dan tenaga semata mengumpulkan harta dunia dan perhiasannya adalah kesia-siaan. Memang setan selalu menghiasi dunia di mata dan di hati anak Adam. Tetapi, Allah pastikan bahwa hambaNya yang ikhlas akan selalu Allah selamatkan dari tipu daya setan.

Mengingat kematian menjadikan kita rajin, sabar dan semangat dalam beramal saleh. Sebab hanya itulah yang akan menolong kita dalam kehidupan setelah kematian. Amal saleh akan terasa lebih ringan jika kita ingat bahwa kita pasti mati. Amal saleh disini mencakup urusan ibadah, pakaian, makanan, dakwah dan politik. Tidak ada kata terlambat untuk beramal saleh. Apapun keadaan kita dan berapa pun usia kita, semua kita layak dan pantas memulai amal saleh dan berdoa untuk Allah ilhamkan istikamah di dalamnya hingga Allah anugerahkan kita rezeki khusnul khatimah.

Wallahu alam Bishowab

Oleh: Nurjannah Sitanggang 
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update