TintaSiyasi.id -- Dalam konteks ketahanan pangan dapat di mulai dengan pembangunan bendungan dan saluran irigasi sehingga menjadikan petani tetap mendapat pasokan air yang cukup di musim kemarau. Ini merupakan cara untuk mensukseskan dalam proses pertanian, sehingga hasil panen bisa ditingkatkan hingga 3 kali lipat dalam setahun. Hasilnya kebutuhan konsumsi masyarakat tetap terpenuhi secara maksimal. Selain dari pembangunan infrastruktur, upaya meningkatkan ketahanan pangan juga akan dilakukan dengan modernisasi irigasi yang saat ini masih terus disosialisasikan kepada para petani.
"Seharusnya pemerintah memperjelas apa yang dimaksud dengan ketahanan pangan, apakah dengan jalan peningkatan produktivitas atau penguatan cadangan pangan nasional atau memperbesar bantuan pangan seperti yang terjadi di 2023-2024," ucap Syaiful saat dihubungi. (mediaindonesia.com, 16/8/2024)
Sebagaimana yang sudah diketahui bahwa anggaran ketahanan pangan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2025 hanya sebesar Rp124,4 triliun yang diarahkan untuk mendukung peningkatan produktivitas serta menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan dengan perbaikan rantai distribusi hasil pertanian dan juga meningkatkan akses pembiayaan bagi petani merupakan nilai yang kecil jika di bandingkan dengan anggaran di tahun 2023 dan 2024. Ini merupakan bukti ketidak seriusan pemerintah dalam menyelesaikan masalah ketahanan pangan.
Penting bagi kita untuk mengingat kembali akan krisis pangan yang melanda dunia merupakan fenomena global yang harus dihadapi negara-negara dunia termasuk Indonesia. Ketahanan pangan ini akan menjadi persoalan yang besar dan penting bagi suatu kedaulatan negara karena menyangkut akan kebutuha pokok hidup. Jika tidak ditangani dengan baik maka akan makin banyak menimbulkan dampak buruk bagi negara dan masyarakat luas.
Namun pada saat ini negara kita tidak memiliki komitmen yang serius dan tekat kuat dalam membentuk ketahanan pangan ini. Semua ini bisa dilihat dari kebijakan yang telah diputuskan. Lemahnya manajemen produksi dan pendistribusian bahan pangan menjadi penyebab kenaikan harga beras dan harga bahan pangan lainnya. Para pemilik modal besar yang mengendalikan pasokan bahan pangan dan menentukan harga komoditas secara leluasa di pasaran menjadi sebab dari melambungnya harga bahan pangan di pasar. Pemerintah seakan acuh akan perannya sebagai pengusa yang melindungi rakyat. Malah pemerintah hanya menjadi alat legalitas bagi para pemilik modal sehingga hanya menjadi regulator dalam perannya.
Jika kita lihat dan amati bahwa bangsa kita adalah pengimpor besar berbagai bahan kebutuhan pangan. Mulai dari yang pokok sampai yang tersier. Padahal begitu banyak hasil penelitian di bidang pangan yang bisa membantu untuk merevitalisasi potensi ketahanan pangan yang modern dan berbasis ilmiah dengan di tunjang kemampuan suber daya manusia yang memadai dan modal yang besar serta kebijakan yang tepat maka akan terwujud kedaulatan pangan yang di impikan. Namun kenyataannya semua ini jauh panggang dari api.
Sementara dari kacamata keislaman, kebutuhan pangan merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh seluruh umat muslim sebab menjadi sarana mendekatkan diri dan meningkatkan keimanan kepada Allah. Penguasa di dalam islam wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok individu per individu. Islam sangat mendorong produktivitas lahan pertanian dengan menghidupkan tanah-tanah mati untuk lahan pertanian.
Di dalam Islam negara harus bersikap sangat tegas terhadap para pelaku monopoli perdagangan. Peraturan dan hukum yang tegas juga diterapkan secara adil kepada siapa saja yang melanggarnya. Sebab hukum di dalam Islam bersifat mengikat. Islam sangat mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Permasalahan yang menimpa rakyat akan segera diselesaikan oleh pemimpin Islam tanpa melanggar syariat serta tanpa mempertimbangkan untung dan rugi karena pemenuhan kebutuhan pokok adalah tanggung jawab pemimpin. Sebab di dalam pemahman Islam setiap pemimpin akan di mintai pertanggung jawaban akan kepemimpinannya kelak di yaumil hisab. Maka setiap pemimpi yang beriman dan bertakwa pasti akan memimpin dengan rasa yang adil dan merata.
Wallahu’alam bishawab.
Oleh : Siti Zylqori Ivlatia
Aktifis Muslimah