TintaSiyasi.id -- Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi, mengatakan, faktor media masa dan kebijakan elit politik Barat yang menyuburkan sikap anti Islam.
"Media massa, kebijakan elit politik Barat yang anti islam itu memang memperkuat bisa disebut menyuburkan kembali sikap anti Islam," ungkapnya di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (14/8/2024). Terbongkar Dalang Di Balik Rusuh Anti-Muslim dan Imigran Inggris.
Ia melanjutkan, suburnya islamofobia di Barat karena di masyarakat Barat masih ada pemikiran kolonialisme. Memang di tengah-tengah masyarakat Barat ini sebagai dampak dari pemikiran kolonialisme memandang masyarakat di luar Eropa itu sebagai masyarakat yang terpinggirkan, masyarakat yang peradabannya rendah. Hal ini juga masih bisa terhubung hingga saat sekarang ini.
"Ketika mereka melihat orang kulit hitam, melihat orang Asia yang yang muncul itu adalah sikap rasis ini bukan hal yang mudah dihilangkan karena ini berakar dari sejarah kolonialisme mereka sejak lama," paparnya.
Kemudian, selain menguatnya islamofobia di Barat, juga terjangkitnya senophobia yaitu sikap anti asing terutama imigran muslim. Menguatnya sikap anti asing senophobia anti imigran disebabkan oleh banyak faktor. Banyak pihak yang mengatakan faktor utamanya itu sebenarnya adalah kondisi internal di negara-negara Eropa sendiri yang setelah krisis ekonomi di Eropa bisa disebut perkembangan ekonomi di Eropa itu stagnant.
"Pengangguran yang meluas, masuknya imigrasi ini kemudian dijadikan sebagai kambing hitam penyebab kondisi ekonomi yang melambat di Eropa," ujarnya.
Sekali lagi ia menjelaskan, tidak mudah menghilangkan Islamofobia di Eropa di masyarakat Barat, karena ini mengakar sudah sejak lama, dan jika ditarik mengakar pada perang salib.
"Karena itu Islam itu memang dianggap ancaman oleh Eropa ya dan negara-negara Barat, jadi akarnya ini bisa disebut sangat mencengkram sehingga tidak mudah menghilangkan Islamofobia," pungkasnya. [] Alfia Purwanti