TintaSiyasi.id -- Ramainya isu tentang banyaknya anak yang menjalani terapi cuci darah di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta membuat banyak masyarakat semakin khawatir. Jika penyakit gagal ginjal biasanya dialami oleh orang dewasa hingga manula sekitar 40 tahun hingga 60 tahun maka fenomena gagal ginjal pada anak-anak kecil yang seringkali akrab dipanggil bocil ini tentu mengiris hati banyak pihak.
Setelah ditelusuri ternyata secara data nasional dari RSCM tidak ada laporan lonjakan kasus gagal ginjal yang signifikan seperti gagal ginjal akut akibat obat sirup yang sempat ramai pada beberapa tahun belakangan. RSCM memang memiliki unit dialisis khusus untuk anak yang mengalami gangguan ginjal terminal yang membutuhkan cuci darah (hemodiliasis).
Dan juga tidak semua rumah sakit menyediakan layanan cuci darah. Karena banyak rujukan dan tidak semua provinsi memiliki fasilitas hemodiliasis ini. Akhirnya pasien RSCM terlihat melonjak. Hingga saat ini disebutkan ternyata ada sekitar 60 anak yang tengah menjalani terapi pengganti ginjal di RSCM dan sebanyak 30 anak di antaranya menjalani cuci darah (hemodialysis) rutin sementara lainnya datang sebulan sekali. Detik.com (25/7/2024).
Meski tidak ada lonjakan anak penderita gagal ginjal yang berujung cuci darah, keberadaan kasus ini perlu menjadi perhatian karena sebagian kasus memang erat kaitannya dengan pola konsumsi yang salah atau tidak sehat, dan ini yang mendominasi faktor penyebab gagal ginjal pada anak.
Ada beberapa faktor yang memicu anak harus menjalani cuci darah (hemodialysis). Diantaranya adalah kelainan bawaan ginjal, sindrom nefrotik yang membuat ginjal tidak dapat berfungsi dengan sempurna, lupus nefritis, bentuk ginjal yang tidak normal dan kista ginjal.
Penyebab gagal ginjal yang biasa terjadi diantaranya karena lifestyle (gaya hidup), yang berpengaruh pada obesitas. Yang tentu akan berisiko sekali terjadinya penurunan fungsi ginjal disebutkan dalam Instagram live RSCM Official, Kamis (25/7). Pola hidup tidak sehat memang mendominasi faktor penyebab gagal ginjal.
Adanya makanan dan minuman dengan kadar gula dan garam yang tinggi memang tidak langsung seketika mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
Pada realitanya hari ini memang banyak produk makanan dan minuman Indonesia yang beredar dipasaran berpemanis, dengan kandungan gula yang tidak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dalam angka kecukupan Gizi. Ditemukannya roti dengan kandungan pengawet yang berbahaya dan sudah cukup lama beredar dipasaran juga semakin membuat khawatir masyarakat dengan lambatnya penanganan pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakatnya.
Hal ini wajar dalam kehidupan yang diatur oleh sistem kapitalisme, dalam sistem kapitalisme yang memiliki prinsip ekonomi “pengeluaran sedikit-dikitnya, keuntungan sebanyak-banyaknya” selalu dipegang erat-erat.
Apalagi turunan dari sistemnya yaitu sekulerisme yang memisahkann antara agama dengan kehidupan ini semakin membuat banyak orang terkikis kepedulianya terhdadap kepentingan orang lain. Di dalam sistem kapitalisme memang uang menjadi tujuan utama dari proses produksi, konsumsi maupun pengelolaan distribusinya. Sudahlah pada proses pembuatan makanannya sangat menekan biaya hingga melakukan beragam cara hingga mengabaikan aspek kesehatan dan keamannan makanan untuk konsumennya. Konsumennya banyak yang bekerja hingga mengkonsumsi beragam obat-obatan yang dikhawatirkan dapat menjadi faktor penyebab gagal ginjal seperti: suplemen, vitamin, dan berbagai obat-obatan yang dapat memicu kerusakan pada ginjal jika tidak dikonsumsi sesuai dosis, berlebihan, sesuai aturan dokter.
Pasalnya tuntutan, tekanan target produksi di sistem kapitalisme juga tidak main-main.
Alhasil, karena runyamnya kehidupan yang dijalankan dengan sistem kapitalisme masyarakat mencari kesenanangan untuk lari dari segala tuntutan, tekanan yang menghantui dengan memakan makanan yang beredar dipasaran tanpa peduli makanan baik atau tidak bagi tubuh dan anak-anak.
Adanya keteledoran negara dengan keabaiannya dalam menentukan standar keamanan pangan dalam memberikan jaminan keberadaan makanan yang halal dan thayyib semakin memperparah keadaan, membuat masyarakat sulit memilah dan memilih makanan yang bisa dkonsumsi dengan aman.
Indonesia sebagai mayoritas rakyat yang beragama Islam, memang akan sangat tergopoh-gopoh jika diterapkan dalam negaranya sistem kapitalisme yang tentu sangat bertentangan dengan hati, membuat banyak kebingungan, timbulnya rasa khawatir secara terus menerus dalam kehidupannya.
Dari Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam buku Rahasia Halal Haram: Hakikat Batin Perintah dan Larangan Allah. Untuk mendukung aktivitas sehari-hari Allah memerintahkan umat-Nya mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi juga halal. Hal ini juga disebutkan dalam Alquran surat Al A’raf berikut ini:
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
Artinya: “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (Al A’raf: 157)
Sehingga sebagi seorang muslim memang dalam syariah Islam diwajib untuk menjalankan suatu negara dengan hanya berhukum Islam saja.
Karena didalamnya pasti sudah menjamin pemenuhan bahan pangan yang halal dan thayyib sesuai dengan perintah syariat Islam secara jelas, lugas dan tegas.
Edukasi atas makanan halal dan thayyib akan terus dilakukan melalui berbagai mekanisme dengan berbagai sarana baik pendidikan melalui sekolah, kesehatan, sosial dan media, hukum lewat kebijakan dan sanksi penerapannya untuk mewujudkan kesadaran pangan yang halal dan thayyib.
Adanya negara yang menerapkan syariah Islam bernama khilafah ini memiliki kebijakan penuh untuk menontrol industri agar memenuhi standar oprasional prosedur Islam. Tak cukup itu, penyediaan tenaga ahli untuk melakukan pengawasan dan sanksi yang tegas bagi pihak yang melanggar aturan akan diberlakukan demi memenuhi keamanan dan kesehatan masyarakatnya.
Wallahua’lam bissawab
Oleh: Wilda Nusva Lilasari S.M.
Aktivis Muslimah