Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kepuasan Seksual Itu Cenderung Destruktif jika Tidak Dibimbing

Jumat, 30 Agustus 2024 | 10:43 WIB Last Updated 2024-08-30T03:49:24Z
TintaSiyasi.com -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menyebut kepuasan seksual itu cenderung destruktif jika tidak dibimbing.

"Kepuasan fisikal dalam hal ini kepuasan seksual itu cenderung destruktif kalau tidak dibatasi, kalau tidak dibimbing, dia cenderung destruktif," ungkapnya dalam Fokus to The Point: Seks dalam Masyarakat Islam Diatur, Bukan Diumbar! di Kanal YouTube UIY Official, Rabu (21/08/2024).

UIY, mengatakan ketika itu dibiarkan, tidak lagi ditata, yang terjadi adalah orang akan mengejar kepuasan jasmani. Padahal, kepuasan jasmani itu ternyata memang tidak ada batasnya, artinya bahwa orang itu akan menambah, volumenya (frekuensinya).

"Dia akan merasa bosan dengan yang satu kemudian dia akan melakukan dengan yang kedua. Bagaikan hewan," imbuhnya.

Ia mengungkapkan, Magic Johnson seorang pemain basket yang sangat terkenal dari Amerika, sebelum terkena penyakit acquired immune deficiency syndrome (AIDS), dia mengaku bahwa dalam satu tahun itu dia berhubungan seksual dengan hampir empat ratus perempuan.

"Artinya, dalam satu hari ia melakukan dengan lebih dari satu perempuan. Itu ganti-ganti. Apakah dengan begitu kemudian dia merasakan kepuasan? Kepuasan fisikal mungkin, tetapi diragukan. Karena kalau dia mendapatkan, tentu dia akan berhenti. Kalau dia terus melakukan itu, berarti menunjukkan bahwa dia tidak menemukan kepuasan," bebernya.

UIY menambahkan, hal itu juga terjadi pada Brigitte Bardot. Brigitte Bardot itu menceritakan bahwa dirinya sudah berhubungan dengan laki-laki manapun, tetapi tidak menemukan kepuasan. Kemudian dia berhubungan dengan perempuan dan tidak merasakan kepuasan. Akhirnya, dia berhubungan dengan anjing.

"Hal itu kemudian memunculkan penyakit. Bisa dipandang itu sebagai azab dari Allah SWT. Dulu ada Sipilis dan Gonorhoe, ketemu obatnya tetapi kelakuan manusia, gaya hidup manusia tidak berubah. Maka muncul penyakit lain. Saya tidak tahu sekarang sudah ada obatnya apa belum tetapi anggap saja sudah ada. Jikalau sudah ada obatnya dan perbuatan atau gaya hidup manusia dalam masalah ini tidak berubah mungkin nanti akan ada penyakit yang jauh lebih ganas," bebernya.

"Nah hal-hal yang seperti ini, itu tidak bisa ditangkap oleh mereka-mereka. Oleh peradaban materialistik ini enggak bisa ditangkap enggak bisa dipahami. Kenapa begitu?," lanjutnya.

Padahal banyak orang yang terkena penyakit AIDS. WHO menyebut lebih dari 40 juta, tetapi tidak menghentikan orang melakukan penyimpangan seksual bahkan sekarang semakin keras dan menggila.

Gagal Selesaikan Masalah

UIY mengatakan, penyediaan alat kontrasepsi gagal menyelesaikan masalah itu. Sampai kemudian mereka mengatakan gagal, bahkan pendidikan seksual pun gagal. Sesungguhnya data-data itu tidak pernah menunjukkan keberhasilan.

"Kalau tidak salah di Swedia itu pernah dilakukan itu dan berjalan lima tahun itu ada kewajiban untuk penggunaan alat kontrasepsi yang disebarkan di sekolah-sekolah dan segala macam ternyata penyakit kelamin tidak turun, penyimpangan seksual tidak turun, wanted pregnancy juga tidak turun," tandasnya.[] Heni

Opini

×
Berita Terbaru Update