Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Keburukan Sistem Negeri Ini Makin Tampak di Publik

Selasa, 27 Agustus 2024 | 12:59 WIB Last Updated 2024-08-27T05:59:43Z

TintaSiyasi.id -- Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana mengungkapkan, keburukan sistem di negeri ini semakin tampak di depan publik.

"Tampak pertarungan antara aktor di dalam sistem ini sangat nyata, saling  membegal satu dengan lainnya," ujarnya dalam Kabar Petang bertema Negara Darurat? di kanal YouTube Khilafah News, Kamis (22/08/2024).

Agung mengatakan, PDI perjuangan dan Kimplus (Koalisi Indonesia Maju Plus) bertarung memperebutkan tiket menuju Pilkada dan memperebutkan kepentingan mereka.

"Membaca soal ini, tentu akan face to face (berhadapan satu lawan satu) terus antar aktor, tetapi yang terjadi sebenarnya adalah problem sistem," sahut Agung.

Menurutnya, sistem demokrasi mengedepankan antroposentrisme (manusia menjadi pusat ilmu pengetahuan), bahkan manusia adalah sang pembuat hukum. 

"Ketika manusia dijadikan sebagai sumber hukum, mereka terjebak kepentingan pragmatisnya masing-masing," katanya. 

Agung menjelaskan, pemenang pemilu yang tergabung dalam Kimplus ingin mendapatkan segalanya dengan melanjutkan visi Indonesia emas 2045, pragmatisnya kepentingan kapitalis dan oligarki dapat berjalan dengan baik.

"Sementara, kepentingan pragmatis PDI perjuangan melawan apa yang menjadi kepentingan kimplus," tambah Agung. 

Agung memaparkan, kepentingan pragmatis PDI adalah menggunakan kekuatan massa untuk mendaftarkan calon Gubernur Anis Baswedan ke KPU tanggal 27 Agustus nanti.

"Sedangkan rakyat disihir oleh sistem demokrasi dengan Bansos, Infrastruktur, dan segala macam. Rakyat pun berduyun-duyun datang ke TPS mencolok calon legislatif, calon kepala daerah, calon presiden dengan cek kosong," sahutnya. 

"Nah, cek kosong itu nantinya diisi oleh elit politik untuk kepentingan pragmatis mereka , demi kepentingan elit , yaitu kepentingan oligarki para pemegang modal dan para kapitalis," ungkapnya.

Ia menyimpulkan, sistem ini rusak. Sihir demokrasi dengan jurus pragmatis betul-betul merusak semuanya. Kepentingan rakyat yang seharusnya diatur, diurus, dan dikelola, tetapi dirusak sistem yang berlaku.

"Setop sistem demokrasi, kembalikan pada sistem yang membawa kemaslahatan untuk rakyat secara keseluruhan, baik Muslim maupun non muslim. Hanya syariat Islam yang membawa keberkahan dan kemaslahatan untuk seluruh alam semesta.[]Yesi

Opini

×
Berita Terbaru Update