Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kaum Muslim Jadi Target Kerusuhan di Inggris, Mazhar Khan: Ada Relasi dan Korelasi Menuju Kegagalan Sistem Politik di Inggris

Selasa, 06 Agustus 2024 | 16:33 WIB Last Updated 2024-08-06T09:33:19Z

Tintasiyasi.ID -- Muslim Intelektual Inggris, Mazhar Khan, mengomentari kerusuhan yang sedang terjadi di Inggris dan menargetkan kaum Muslim bahwa peristiwa tersebut menunjukkan adanya relasi dan korelasi menuju kegagalan sistem politik di Inggris.

 

“Minggu lalu, kita telah menyaksikan sebuah kejutan besar, adanya kekerasan menyerang kaum Muslim di Britania Raya. Ini adalah fakta sejarah bahwa di mana-mana terdapat peningkatan nasionalisme atau kebencian terhadap kalangan imigran atau pendatang (orang asing). Ini menunjukkan adanya relasi dan korelasi menuju kegagalan sistem politik di negara itu,” ujarnya dalam video berjudul Crusades on The Streets of Britain di kanal YouTube Let’s Take a Look,  Ahad (04/08/2024).

 

Namun katanya, kegagalan akibat kesenjangan politik yang terjadi, justru diuntungkan dengan kasus kerusuhan yang terjadi. Karena mengalihkan perhatian publik dari kegagalan-kegagalan para politisi dan sistem yang dijalankan. Akhirnya malah menyalahkan para imigran (warga pendatang).

 

“Dan kita menyaksikan ketika fasis nasionalisme muncul di Italia setelah Perang Dunia I (PD I). Ketika kegagalan di bidang ekonomi dan para elite politiknya untuk menyelesaikan  berbagai permasalahan, justru mereka melancarkan kebencian terhadap warga asing (imigran),” imbuhnya.

 

Begitu juga di Jerman, lanjut Mazhar, pada saat Jerman mengalami kegagalan ekonomi setelah PD I, terjadi hiperinflasi dan para elite politik mereka tidak mampu memecahkan persoalan tersebut, Jerman langsung menyerang pendatang asing.

 

Para politisi di Barat sejak masa lalu telah memanfaatkan kaum pendatang untuk menciptakan kebencian agar mengalihkan perhatian masyarakat dari kegagalan sistem.  Margaret Thatcher, misalnya, melakukan hal yang sama persis seperti Italia dan Jerman pada tahun 80-an,” ujarnya.

 

Margaret Thatcher berangkat ke Flakland untuk bertemu dengan Argentina. Meskipun secara diplomatik, persoalan dengan Argentina dapat diselesaikan, akan tetapi Margaret bersikeras untuk terus melakukan perlawanan terhadap Argentina.


“Ia (Margaret Thatcher) bersikeras untuk terlibat dalam perang dan melibatkan Britain dalam peperangan melawan Argentina, karena dalam negerinya sedang menunjukkan banyak permasalahan, baik di bidang ekonomi, masifnya angka pengangguran, dan ketidakpuasan dengan pemerintahannya. Jadi ia memutuskan untuk mengalihkan kegagalannya dan menyalahkan pendatang asing,” lanjut Mazhar.

 

Bahkan William Shakespeare juga menggunakan teknik permainan yang sama di masa  Henry IV (periode satu). “Aksi pertama yang dilakukan oleh William adalah  mengalihkan perhatian rakyat atas kegagalan pemerintahannya di dalam negeri, lalu mencari-cari kesalahan sampai mencetuskan Perang Salib melawan kaum Muslim,” jelasnya lebih lanjut.

 

Jadi musuh sesungguhnya kaum Muslim, terang Mazhar, bukanlah para perampok. Karena mereka hanya dimanfaatkan oleh sistem untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan-kegagalan yang terjadi akibat penerapan sistem politik yang hanya melayani kaum tirani minoritas dan tidak melayani kaum Muslim,” tegasnya.

 

“Bahkan tidak juga melayani kesenjangan lapangan kerja atau sebagian besar jutaan masyarakat sipil, hanya melayani keuntungan dan melindungi segelintir kaum elite,” bebernya.

 

“Perang yang terjadi di Gaza sebagai contoh bahwa Barat memberikan dukungan  pendanaan dan militer. Sementara Zionis hanya dimanfaatkan agar bertarung dalam peperangan ini. Jadi, persoalan yang terjadi di UK diciptakan oleh para politisi. Menciptakan demonstrasi kepada umat Islam agar mengalihkan dari kegagalan sistem. Dan para preman-preman rasis memenuhi tujuan itu untuk mereka,” tegasnya.

 

Terkait dengan Islam, kata Mazhar, sesungguhnya Allah Swt. mengirimkan utusan-Nya dengan pesan untuk menciptakan kedamaian dan keamanan di muka bumi, tetapi manuai kegagalan dalam melakukannya.

 

“Inilah yang dimaksud oleh Allah Swt. dalam Al-Qur’an ketika para malaikat menolak tentang ini dan berfirman, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’ Artinya bahwa Nabi Adam as. dan keturunannya diciptakan untuk membawa damai karena memang akan terjadi ketidakharmonisan, muncul banyak masalah hidup, dan banyak isu,” jelas Mazhar lanjut.

 

Allah Swt. menciptakan umat Islam untuk membawa kedamaian. Kemudian Rasulullah saw. menegakkan politik di Madinah untuk membebaskan atau memerdekakan manusia dari sistem tirani dan  penjajahan yang dilakukan oleh sistem buatan manusia,” tuturnya.

 

Lanjut dikatakan, sehingga terwujudlah kemerdekaan hakiki bagi manusia  dan membebaskan wilayah bukan hanya sekitar jazirah Arab, melainkan hingga ke Mesir, Suriah, Yaman, dan negara-negara lainnya.

 

“Bagi wilayah-wilayah yang penduduknya mayoritas non-Muslim dibebaskan dari sistem tirai politik dan penguasa serta ketidakadilan dari sistem politik buatan manusia,” pungkasnya.[] M. Siregar

Opini

×
Berita Terbaru Update