TintaSiyasi.id -- Merespons gurtita judi dan riba sulit diberantas, Pakar Ekonomi Islam Ustaz Dwi Chondro, Ph.D., mengatakan merupakan karakter godaan setan.
"Gurita judi, gurita riba susah itu kok sulit dihilangkan, sulit diberantas itu memang sudah menjadi karakter godaan setan," ungkapnya di kanal YouTube Tsalis Group, Rabu (31/7/2024), Cara Islam Memberantas Pinjol dan Judol.
Ia mengingatkan, sasaran tembak dari setan supaya akal tidak berfungsi, karena kalau akal berfungsi akan sangat sulit untuk digoda. Oleh karena itu gangguan-gangguan dari setan itu selalu bagaimana menciptakan kondisi akal itu benar-benar tidak berfungsi. Ia mengutip surah Al-Maidah 90:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
'Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung'.
"Ya itu kok sulit dihilangkan, sulit diberantas itu memang sudah menjadi karakter godaan setan, jadi setan itu sudah bersumpah akan menggoda anak manusia sampai besok hari kiamat, jadi iblis dan turunan-turunannya anak-anak setan itu memang sudah bersumpah akan menggoda anak Adam sampai besok hari kiamat, untuk menjadi teman-temannya di neraka," paparnya.
Ia menjelaskan, dalam ayat tersebut ada empat hal yang membuat manusia hilang akal. Pertama khamr, itu sangat dilarang oleh Allah, khamr itu najis, menjijikan. Oleh karena itu kalau manusia mencoba meminum khamr, ujungnya akan kecanduan, ketagihan, kehilangan akal,.
"Sampai Nabi mengatakan khamr itu induknya segala kejahatan, semua kejahatan bisa bersumber dari khamr, karena orang yang sudah minum akan kehilangan akal, berarti dia kehilangan fungsi kemanusiaannya, orang kalau sudah kehilangan akalnya dia akan bisa melakukan apa saja kenapa yang bisa mengontrol perbuatan manusia kan akal," jelasnya.
Kedua maysir, yaitu judi. Judi adalah perbuatan setan yang karakternya akan juga merusak akal dan membuat kecanduan. orang kalau sudah kecanduan, sudah rusak akalnya mau dinasehati bagaimanapun tidak akan bisa mempan lagi karena akalnya sudah dirusak oleh setan. Sifat godaan setan, memang merusak akal dan menimbulkan kecanduan, terus tagihan terus ketagihan terus ketagihan.
Ketiga adalah anshop yaitu penyembahan terhadap berhala. "Padahal Allah, Zat Pencipta tidak kelihatan, umumnya orang berdoa itu kalau enggak langsung melihat Tuhannya itu kayaknya enggak mantap makanya orang itu mereka-reka terus, membuat berhala apakah bentuk manusia bentuk binatang, supaya rasanya mantab, itu menimbulkan kerusakan akal dan kesatuan," urainya.
"Kerusakannya orang yang sudah mulai bersentuhan dengan berhala patung-patung, padahal berhala patung-patung enggak bisa apa-apa, kenapa tetap masih diminta-minta tetap disembah akalnya ada rusak, bikin ketagihan, mau di hiasi kayak apa di patung untuk melindungi dirinya saja enggak bisa kok disembah dimintai logikanya mana, logikanya enggak jalan akalnya rusak, orang kayak gitu dinasehati kayak apa enggak bisa," tambahnya.
Keempat mengundi nasib. Itu menghilangkan ketergantungan kepada Allah, menghilangkan akal sehat. Ia mencontohkan seorang jika mau berbisnis yang seharusnya tahu hukum syariatnya bagaimana tapi tidam dilakukan, itu akibay sudah rusak akalnya, dia lebih percaya dengan undian.
Solusi Islam
Ia menjelaskan judi online bisa diberantas dengan menerapkan solusi Islam. Karena solusi Islam menerapkan tiga lapisan solusi.
Pertama itu harus ada ketakwaan individu, lapis kedua harus ada amar makruf nahi mungkar diantara anggota masyarakat, kemudian lapis ketiga baru penegakan hukum oleh pemerintah atau oleh aparat.
"Jadi kalau aparatnya sudah tegas dalam memberantas judi online itu berarti baru satu lapis belum bisa menuntaskan. Karena walaupun pemerintahnya tegas, itu tetap kalau tidak ada ketakwaan, tidak ada keimanan individu mereka bisa bermain secara gelap, sembunyi-sembunyi. Mereka bisa berkeliaran di tengah masyarakat yang mungkin tidak pakai online, bisa offline atau mungkin dia pakai jaringan-jaringan luar negeri tetap belum belum menuntaskan masalah," tambahnya.
Kemudian lapis kedua, harus ada amar makrufnya tukar antar masyarakat antar anggota masyarakat. "Kita perlu teman yang baik kita perlu nasehat yang baik, kita perlu forum kayak gini saling mengingatkan saling menasehati amar makruf nahi mungkar itu di tengah-tengah masyarakat, urainya
"Kemudian ditegakkan aturan hukum oleh pemerintah diberi sanksi yang tegas itu baru disebut sempurna pelaksanaan Islam," pungkasnya. [] Alfia Purwanti