“Ada dua poin yang sangat berharga untuk
menumbuhkan kesadaran pembebasan Palestina,” ungkap Ismail dalam Focus
Reguler: Dibalik Pembunuhan Ismail Haniah di YouTube UIY Official,
Ahad (04/08/2024).
Pertama, kesadaran bahwa Palestina betul-betul dalam penguasaan
dan penjajahan Zionis Yahudi. “Tawaran perdamaian hanyalah angan-angan belaka,
termasuk solusi dua negara (two state solution),” tegasnya.
“Bahkan Zionis menyerbu Gaza. Mereka menyuruh
penduduk Gaza bergerak ke selatan. Namun, ketika bergerak ke selatan, kemudian
apa yang dilakukan oleh mereka? Diserbulah bagian selatan, sampai akhirnya
mereka menyerbu wilayah Rafah,” ujarnya.
Berdasarkan fakta tersebut, lanjutnya, memikirkan
masalah perdamaian pada diri orang-orang di Palestina sudah tidak ada. Mereka
yang berpikir perdamaian bukan mereka yang ada di Palestina yang tidak pernah
menghadapi langsung kekejian Zionis Yahudi.
Kedua, kesadaran yang lemah dan tidak bersatunya
umat Islam menghadapi kekejian Zionis Yahudi.
“Kekejian di Palestina menunjukkan betapa
lemahnya umat Islam. Jumlah 2 miliar tidak mampu menghadapi sebuah negara sak
cuplik (kecil) yang penduduknya cuma 7,6 juta. Memang orang mengatakan dia
negara kecil, tapi pendukungnya negara-negara besar, yaitu Amerika, Prancis,
Inggris, dan lain lain),” ungkapnya.
Faktanya, negeri Muslim lebih besar, bahkan
lebih dari 50 negara. “Di antara negara tersebut jumlah penduduknya ada yang sangat besar, termasuk Indonesia,
Pakistan, Bangladesh dan lain sebagainya, namun mereka tidak mau bersatu melawan
Zionis Yahudi,” sesalnya.
“Zionis mengklaim Palestina adalah Israel Raya,
yaitu tanah yang dijanjikan Tuhan (the promised land) kepada mereka. Wilayahnya
membentang meliputi sungai Eufrat sebelah utara, sampai dengan sungai Nil
sebelah selatan,” pungkasnya.[] Yesi